Selamat Hari Kebalikan, Manchester United!

Katondio Bayumitra Wedya
Moslem. Author of Arsenal: Sebuah Panggung Kehidupan
Konten dari Pengguna
11 Maret 2019 7:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Katondio Bayumitra Wedya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
David de Gea meratapi kemasukan saat Manchester United menghadapi Arsenal. Foto: Eddie Keogh/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
David de Gea meratapi kemasukan saat Manchester United menghadapi Arsenal. Foto: Eddie Keogh/Reuters
Arsenal 2-0 Manchester United. Betapa bahagianya saya mengetahui pertandingan yang berakhir pada Senin dini hari waktu Indonesia (11/3) tersebut, walau sempat ada kekhawatiran sebelum dan sepanjang laga.
ADVERTISEMENT
Pertandingan antara Arsenal vs Manchester United selalu emosional bagi saya. Selama itu disiarkan, saya usahakan menonton, meski terkantuk-kantuk. Hasil pertandingan dapat menentukan mood saya pada hari berikutnya.
Saat anda membaca tulisan ini, tentu anda pasti bisa menebak mood saya.
Kegembiraan saya mengetahui kemenangan 'The Gunners' atas 'Setan Merah' menjadi berlipat ganda. Pertama, menang atas rival selalu jadi kegembiraan tersendiri. Kedua, menang atas rival lalu menggeser posisinya di klasemen itu semakin menambah manis cerita. Ketiga, menang atas rival dengan nirbobol.
Keempat, Arsenal diketahui menghentikan rentetan 12 laga tanpa kalah Manchester United di Liga Inggris. Sebab, sebagaimana publik ketahui bahwa usai Ole Gunnar Solksjaer mengambil alih 'kemudi bus' Manchester United, para penghuni--so called--"Theater of Dreams" itu belum pernah kalah di Liga Inggris dalam 12 laga terakhir.
ADVERTISEMENT
Ya, mereka bermimpi laiknya terbang di nirwana, padahal nyatanya masih menapakkan kaki di bawah muramnya senja. Tak percaya? Silakan cek klasemen terbaru, Senin (11/3).
Saya menganggap hasil dari laga semalam adalah kebalikan--sekaligus pembalasan--dari laga antara kedua tim pada 24 Oktober 2004 silam. Laga itu berjuluk "Battle of the Buffet". Manchester United menyetop rentetan 49 laga tak terkalahkan Arsenal di Liga Inggris. Bedanya, pada momen ini, jumlah laga tak terkalahkan Paul Pogba dan kolega bahkan tidak mencapai seperempatnya. There is only one 'The (real) 'Invincibles'.
Kala itu, pasukan Sir Alex Ferguson selaku tuan rumah mengungguli serdadu Arsene Wenger dengan gol penalti kontroversial Van Nistelrooy dan gol di masa injury time oleh Wayne Rooney. Sama, salah satu gol Arsenal pada laga semalam juga dihasilkan dari titik putih--yang menurut fans MU adalah kontroversial atau cuma hoki.
ADVERTISEMENT
Baik gol penalti Nistelrooy maupun Aubameyang semalam, terjadi di babak kedua. Bedanya, gol penalti Nistelrooy adalah gol pertama, sedangkan gol Aubameyang adalah gol kedua.
Jika gol Rooney datang di menit akhir lewat sepakan jarak dekat, satu lagi gol Arsenal--yang menjadi gol pertama--datang dari sepakan jarak jauh Granit Xhaka di menit ke-12 babak pertama. Selalu ada perbedaan di tengah persamaan--atau cocoklogi.
Intinya, laga semalam maupun 15 tahun silam, sama-sama memutus rasa bahagia dan perasaan digdaya bagi para fans yang klubnya kalah, usai dibuai dengan rentetan kemenangan. Manchester United lah yang kali ini harus terima kenyataan, sedangkan Arsenal harus terus berbenah karena masa transisi kepelatihan memang tak pernah mudah.
Tak peduli sebaik atau seburuk apapun performa klub kesayanganmu, selalu ada tempat untuk bahagia dalam jiwa kala mereka menghantam musuh bebuyutan. Syukuri momen yang ada.
ADVERTISEMENT
Selamat hari kebalikan, Manchester United!
Selamat menjalani hari Senin (dengan bahagia), Gooners!