news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Strategi Baru Perusahaan Rokok untuk Kembali Eksis di Formula 1

Katondio Bayumitra Wedya
Moslem. Author of Arsenal: Sebuah Panggung Kehidupan
Konten dari Pengguna
12 Maret 2019 8:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Katondio Bayumitra Wedya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
"Mission Winnow" terpampang pada livery Ferrari SF90 dan seragam pebalap. Foto: Situs Resmi Mission Winnow
zoom-in-whitePerbesar
"Mission Winnow" terpampang pada livery Ferrari SF90 dan seragam pebalap. Foto: Situs Resmi Mission Winnow
ADVERTISEMENT
Tak terasa musim baru Formula 1 (F1) akan segera dimulai, dengan balapan pertama di Melbourne Grand Prix Circuit, Australia, pada 17 Maret 2019. Antonio Giovinazzi (Alfa Romeo Racing), Daniil Kvyat (Red Bull Toro Rosso Honda), dan Robert Kubica (ROKiT Williams Racing) akan resmi comeback memacu jet darat mereka masing-masing di lintasan.
ADVERTISEMENT
Namun, ternyata bukan hanya tiga pebalap itu saya yang comeback. Perusahaan rokok juga comeback menghiasi livery mobil dua tim F1. Masing-masing, Philip Morris International (PMI) di kubu Scuderia Ferrari dan British American Tobacco (BAT) di kubu McLaren F1 Team.
Kok bisa?
Kalimat "A Better Tomorrow" terpampang jelas pada livery McLaren MCL34. Foto: Situs Resmi BAT
Jadi, PMI dan BAT punya trik baru untuk memungkinkan hal tersebut. Dulu, perusahaan-perusahaan rokok kerap memampang logo dan nama merek rokok mereka masing-masing di livery. Namun, sejak musim 2007, promosi merek rokok secara eksplisit resmi dilarang, meski Ferrari kadang mbandel dengan memampang desain barcode dari salah satu merek rokok PMI di livery.
Nah, pada tahun 2019, PMI dan BAT bermain 'cantik'. Alih-alih merek atau nama produk rokok, mereka memampang--so called--jargon atau slogan pada livery mobil F1. Di livery Ferrari tertulis kalimat "Mission Winnow" dan di badan mobil Mclaren tertera kalimat "A Better Tomorrow".
ADVERTISEMENT
Apa arti "Mission Winnow"?
Sebastian Vettel dalam balutan seragam balap Scuderia Ferrari, "Mission Winnow" sudah terpampang di seragam dan livery sejak F1 GP Jepang 2018. Foto: Situs Resmi Ferrari Formula 1
Berdasarkan penjelasan situs resminya, Mission Winnow dapat dikatakan semacam kampanye inisiatif dari PMI untuk menunjukkan komitmen mereka pada inovasi dan pengembangan solusi baru yang berkelanjutan yang dapat mempercepat perubahan positif bagi masyarakat. Bisnis mereka adalah pada ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi.
"Kampanye ini tidak mengiklankan atau mempromosikan produk (rokok) bermerek PMI," sebagaimana tertulis di situs resmi Mission Winnow.
Lah, terus yang mereka promosikan apa? Well, ini memang agak ambigu dan membuat banyak orang bingung. Intinya, dengan kampanye Mission Winnow, PMI ibaratnya ingin bilang ke dunia bahwa mereka telah berubah. Mereka telah belajar dari pengalaman masa lalu dan mereka ingin masa depan menjadi lebih baik.
Jadi dalam hal ini, menurut penulis, yang dipromosikan oleh PMI bukanlah merek produk mereka, tetapi citra dari PMI itu sendiri. Dari citra yang negatif, menjadi citra positif.
ADVERTISEMENT
PMI--dengan merek rokok andalannya yang identik dengan huruf 'M' itu--dikenal sebagai salah satu pihak yang pantas bertanggung jawab menyebabkan banyaknya masyarakat yang mengalami sakit paru-paru, jantung, impotensi, dan sebagainya. Well, asap rokok tak hanya berdampak buruk pada perokok aktif, tapi juga perokok pasif di sekitarnya.
Kalimat "Mission Winnow" terpampang jelas pada livery Ferrari SF90 saat sesi tes di Barcelona. Foto: Situs Resmi Ferrari F1
Mission Winnow adalah kampanye untuk menunjukkan bahwa PMI terus berupaya menjadi perusahaan yang lebih baik lagi ke depannya bagi masyarakat luas. Secara harfiah, "Mission" jika diterjemahkan menjadi "Misi", sedangkan "Winnow" artinya "memisahkan" atau "menampi". "Menampi" mirip dengan padanan kata "membersihkan", biasanya identik dengan padi atau beras.
Berdasarkan keterangan di situs Business Wire, kata "Winnow" itu bukti keambisiusan perusahaan yang bermarkas di New York, Amerika Serikat, ini untuk menuju dunia di masa depan yang bebas asap rokok. Hah? Perusahaan rokok punya mimpi menciptakan dunia yang bebas asap rokok?
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, PMI telah mengembangkan 'produk bebas asap' (smoke-free products). Alih-alih asap, produk berbasis elektronik itu--katanya--akan mengeluarkan uap (vapour) yang mengandung dan memiliki aroma nikotin, tanpa harus dibakar.
Vape? Bukan kayaknya, kalau vape sih asapnya ngebul. Penulis sudah cek beberapa video YouTube yang melakukan review terkait produk yang mereknya diawali huruf "I" tersebut.
Menurut penulis, itu yang keluar itu mirip asap sih--silakan koreksi jika keliru--tapi enggak sebanyak vape atau rokok pada umumnya. Dan karena elektronik, jadi ngudut-nya enggak bisa lama-lama, kayak ada sensor batas waktunya gitu.
Anyway, selain itu juga, hubungan antara Ferrari dan PMI yang sudah memasuki 45 tahun adalah bukti komitmen mereka untuk terus berkecimpung di dunia balap. Harapannya mungkin, dengan konsistensi, inovasi, dan pantang menyerah untuk terus bertahan di dunia balap, akan lebih banyak lagi pihak-pihak yang kagum dengan keseriusan dan kegigihan PMI. Implikasinya, bisa jadi akan ada banyak tim balap atau pihak lain yang tertarik menjalin relasi bisnis dengan PMI.
Leclerc dan Vettel berpose dengan mobil SF90 Scuderia Ferrari di F1 2019. Foto: Dok. Formula 1 Ferrari
Secara blak-blakan, di situs resminya, kampanye Mission Winnow disebut inisiatif yang hadir atas dorongan dan sebagai dedikasi untuk Scuderia Ferrari. Jadi, mereka dapat dikatakan amat mendukung segala peningkatan performa mobil Ferrari di ajang F1, yang pada tahun 2019 diawaki Sebastian Vettel dan Charles Leclerc.
ADVERTISEMENT
Jadi, selama ini Ferrari masih terus disokong oleh PMI? Sekali lagi, regulasi hanya melarang adanya nama merek dan logo produk rokok. Kalau PMI masih mau bersedia mensponsori Ferrari tanpa menampilkan produk rokok mereka di livery, ya monggo wae.
Tinggal, kita yang bingung, "PMI dapat untung dari mana? Bisnisnya bagaimana?" Investasi mereka bisa datang dari mana saja, sebagian adalah rahasia perusahaan yang tak dibeberkan ke publik.
Salah satu investasi yang saya tahu diterapkan di Ducati Team--yang juga disponsori PMI--adalah wine and dine, di mana pihak PMI akan diminta dilibatkan dalam beberapa rapat atau pertemuan antara tim Ducati dan kliennya.
Mereka juga bisa memberikan hadiah (bonus), atas nama PMI, kepada kru atau pebalap Ducati jika tim atau individu itu berprestasi. Dan sekarang, ada Mission Winnow, yang juga menghiasi livery Ducati Team untuk MotoGP musim 2019.
ADVERTISEMENT
Apa arti "A Better Tomorrow"?
"A Better Tomorrow" pada helm balap Carlos Sainz Jr. Foto: Situs Resmi McLaren
Dari namanya jelas. Intinya, BAT juga ingin mempromosikan diri bahwa mereka telah menjadi perusahaan yang lebih baik dari yang dulu. Mereka juga punya produk vapour yang konsepnya tak jauh beda dari PMI.
Produk BAT yang mereknya berinisial "V" itu sudah diperkenalkan ke publik sejak tahun 2013, sedangkan PMI baru pada tahun 2014. BAT mengklaim sebagai world’s leading vapour company.
Tampak samping MCL34, "A Better Tomorrow" terbaca jelas. Foto: Situs Resmi McLaren
Dilansir situs resmi BAT, sebagai bagian dari perjanjian, BAT akan bekerja sama dengan McLaren Applied Technologies--anak perusahaan McLaren di bidang pengembangan teknologi otomotif dan motorsport. Jadi, mereka akan berkolaborasi dan berbagi praktik, proses, inovasi, pengetahuan, dan pengalaman teknologi, seperti baterai, desain, dan material canggih lainnya.
ADVERTISEMENT
Jadi, yang penulis tangkap, pihak BAT sudah menawarkan kerja sama di bidang teknologi kepada McLaren, sehingga bolehlah mereka menaruh slogan "A Better Tomorrow" andalan mereka di livery dan pakaian balap yang dikenakan Carlos Sainz Jr. dan Lando Norris. Iya, dong?
"A Better Tomorrow" pada seragam pebalap. Foto: Situs Resmi McLaren
"Sangat menarik bagi merek PRRP (potentially reduced-risk products) kami dan untuk mempercepat kisah tembakau kami yang terus berubah,” kata BAT’s Chief Marketing Officer, Kingsley Wheaton, dilansir situs resmi BAT.
Pihak McLaren F1 juga menyambut baik kerja sama ini. “Kami menyambut BAT ke tim McLaren dan mendukung ambisi mereka untuk memberikan perubahan yang berarti dan bertahan lama melalui inovasi. Agenda transformasi BAT adalah inti dari kemitraan ini dan kami senang berbagi pengalaman dan keahlian kami dalam membantu mempercepat ini," kata Chief Executive of McLaren Racing, Zak Brown.
McLaren dan BAT resmi bermitra. Gambar: Situs Resmi McLaren
Investasi yang menarik, bukan? Perusahaan rokok berinvestasi di bidang pengembangan teknologi, untuk mobil balap F1 pula. Tinggal kita lihat bagaimana performanya di lintasan. Mengingat, McLaren F1 kini sedang tertinggal jauh dari Ferrari, Mercedes, dan Red Bull.
ADVERTISEMENT
Oh iya, sebelum kerja sama ini terjalin, BAT pernah eksis di F1 pada akhir 90-an hingga pertengahan milenium baru. Mereka punya tim sendiri, British American Racing (BAR) atau juga dikenal dengan nama BAR Honda.
Jacques Villeneuve mengemudi mobil BAR di Sirkuit Indianapolis, Amerika Serikat, tahun 2003. Foto: Wikimedia Commons
Nama-nama pebalap yang pernah memperkuat tim yang eksis dari tahun 1999-2005 itu adalah Jacques Villeneuve, Jenson Button, Mika Salo, Olivier Panis, Takuma Sato, dan Anthony Davidson. Sejarahnya, BAT mengakuisisi tim balap F1 bernama Tyrrell pada tahun 1997. Hanya saja hingga musim 1998, tim itu belum mengganti nama.
Oke, berarti sudah enggak ada masalah, ya?
Enggak juga. Sebagian pihak tetap kekeuh bahwa PMI dan BAT mempromosikan produk rokok mereka masing-masing. Secara terselubung.
Pemerintah Federal Australia menjadi salah satu pihak yang mempermasalahkan hal ini, khususnya slogan Mission Winnow pada livery Ferrari. Jadi menurut mereka, desain kalimat Mission Winnow pada livery Ferrari itu kalau dibolak-balik bisa terlihat huruf 'V' yang juga identik dengan logo dari merek rokok 'M'.
"Mission Winnow" tetap jadi pro dan kontra. Foto: Situs Resmi Ferrari Formula 1
Akhirnya, Scuderia Ferrari memutuskan untuk menghilangkan kalimat "Mission Winnow" pada livery mobil khusus untuk balapan di Australia, meski pihak PMI sudah berusaha mengklarifikasi dan memberikan bantahan.
ADVERTISEMENT
Di situs resmi dijelaskan bahwa desain kalimat itu didasarkan pada konsep panah yang bergerak maju. "Ini adalah panah, vektor, simbol sains dan perubahan, simbol spektakuler yang dapat membedakan fiksi dari kenyataan," ujar sang desainer, Fabio Novembre.
Bagaimana dengan "A Better Tomorrow" milik BAT? Hingga artikel ini tayang, belum ada kabar McLaren akan melakukan langkah serupa. Kalau mau dilihat, tidak ada kemiripan sama sekali antara kalimat pada livery McLaren dengan logo perusahaan BAT, maupun dengan logo merek rokok BAT yang berinisial 'B'.
Suasana kesibukan di paddock McLaren F1 Team pada sesi tes di Barcelona, Spanyol, Februari 2019. Foto: Situs Resmi McLaren
Namun, sentilan tetap datang dari salah satu tokoh Negeri Kanguru. Sarah White, Direktur Quit Victoria, yang menyesalkan keputusan McLaren bekerja sama dengan BAT. Quit Victoria didirikan oleh Menteri Kesehatan dan Dewan Kanker Victoria. Salah satu jasa mereka, memberikan konsultasi kepada warga Australia, khususnya Victoria, yang ingin berhenti merokok.
ADVERTISEMENT
"Sangat memalukan bagi McLaren untuk memilih menerima uang dari sebuah perusahaan yang, secara sadar dan sinis, memasarkan dan menjual produk-produk tembakau yang membuat kecanduan yang membunuh dua dari tiga perokok Australia jangka panjang," kata White, dilansir The Sydney Morning Herald, 15 Februari 2019.
Well...
Pada intinya, tetap ada pro dan kontra terkait trik main 'cantik' ala PMI dan BAT ini. Ada yang bilang, ya bagus kalau perusahaan rokok mau mengembangkan produk bebas asap itu. Di sisi lain, tetap saja kalau ingat nama PMI atau BAT, ya asosiasinya sama produk mereka yang 'itu'. Belum banyak penelitian terkait dua produk itu dari sisi kesehatan dan keramahan terhadap lingkungan.
Dari segi harga (dalam rupiah), harga produk vapour itu bisa sama seperti harga HP baru (spesifikasi sedang), sementara harga rokok biasa bisa sama dengan harga seporsi atau satu setengah porsi makan siangmu. Melihat realita yang ada, termasuk di Indonesia, kita bisa tahu mana yang lebih terjangkau.
ADVERTISEMENT
Jika faktanya seperti itu, apakah slogan mereka itu dapat benar memberikan dampak positif?