LPDP Diharapkan Meningkatkan Kuota Mahasiswa Indonesia di Swedia

KBRI Stockholm
Akun Kumparan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Stockholm
Konten dari Pengguna
7 Oktober 2019 3:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari KBRI Stockholm tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Stockholm, 6 Oktober 2019.
Pada tanggal 6 Oktober 2019, di Restoran Jakarta, Solna, Stockholm, telah diadakan pertemuan dengan 20 orang awardee LPDP dan expert dengan latar belakang peneliti di Swedia. Pertemuan ini merupakan salah satu program yang disusun sebagai bagian dari rencana kunjungan kerja Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) ke Swedia yang sedianya dilaksanakan pada tanggal 6-12 Oktober 2019, namun karena terkendala perizinan, kedatangan delegasi di Swedia mundur beberapa hari dari semula yang dijadwalkan.
Membuka kegiatan tersebut, Dubes RI, Bagas Hapsoro menyampaikan pentingnya pertemuan tersebut untuk merumuskan rekomendasi terbaik khususnya bagi keberlangsungan beasiswa LPDP dan pendalaman kerja sama riset dan pendidikan tinggi di Swedia. Dubes Bagas juga menyayangkan ketidakhadiran delegasi LPDP pada pertemuan tersebut, namun menyampaikan bahwa berbagai masukan dan rekomendasi dari pertemuan tersebut akan disampaikan kepada Delegasi LPDP.
Adapun beberapa rekomendasi yang dihasilkan pada pertemuan tersebut adalah:
ADVERTISEMENT
a. Riset dan Kerja Sama
(1) Melakukan Joint Research antar perguruan tinggi di Indonesia dengan perguruan tinggi di Swedia terutama yang unggul di bidang masing-masing.
(2) Memperbanyak pertukaran pelajar maupun peneliti antara Swedia dan Indonesia.
(3) Optimalisasi partnership bersama industri Swedia, bisa dimulai dengan perusahaan Swedia yang ada di Indonesia dahulu (IKEA, ABB, Scania, dll) melalui open project thesis, workshop, dll.
b. Peringatan 70 Tahun Hubungan Bilateral Indonesia-Swedia
Melakukan kegiatan Science Fair/kegiatan yang dikoordinasikan bersama antara KBRI, Kementerian/Lembaga, PPI/Awardee LPDP, dan Universitas di Swedia dalam rangka memperingati 70 tahun hubungan bilateral Indonesia dan Swedia di tahun 2020.
c. Sistem Administrasi
(1) Perlu penyesuaian periode waktu seleksi LPDP dengan jadwal seleksi kampus-kampus Swedia. Sebab sistem penerimaan mahasiswa di Swedia menerapkan jadwal atau rentang waktu yang jelas dan pasti, sehingga tidak mungkin meminta penundaan masa studi (defer) kecuali alasan kesehatan dan wajib militer.
ADVERTISEMENT
(2) Pembaharuan peraturan sebaiknya diorganisir dengan lebih baik, bukan melalui milis yang kurang efisien.
(3) Perbaikan sistem kuota dan kemudahan bagi awardee agar tidak mengalami penundaan keberangkatan studi terlalu lama.
d. Biaya Hidup (Living Allowance/LA)
(1) Inflasi di Swedia terjadi sekitar 2% setiap tahun, sedangkan sejak 2012, LA LPDP belum disesuaikan dengan inflasi ini.
(2) Syarat maintenance requirement dari kantor Imigrasi Swedia mengalami kenaikan dari minimal SEK 7300 per bulan pada tahun 2012 menjadi sebesar SEK 8370 pada 2019. Adapun syarat untuk mahasiswa doktoral bisa lebih tinggi (sekitar SEK 12.000).
(3) Biaya kesehatan merupakan dana di luar pengeluaran reguler yang penting dan darurat, namun tergolong sangat tinggi. Awardee kerap menanggung sendiri biaya kesehatan yang tidak ditanggung asuransi kampus.
ADVERTISEMENT
(4) Dengan keseluruhan biaya hidup yang cukup tinggi di antara negara Skandinavia, LA awardee di Swedia bisa dibilang lebih rendah dibandingkan negara-negara Eropa Barat.
Saat ini di Swedia, terdapat 53 mahasiswa awardee LPDP. Sebagian besar merupakan mahasiswa program magister dengan jumlah terbanyak yaitu 16 mahasiswa di Kungliga Tekniska Högskolan (KTH)/Royal Institute of Technology di Stockholm dan 16 mahasiswa di Lund University, Lund. Bidang ilmu yang ditekuni, utamanya adalah teknik, seperti ilmu komputer, arsitektur; kedokteran, seperti biomedicine; dan lingkungan, seperti health-economics, sustainability, dan development study.
Swedia merupakan salah satu negara studi penerima beasiswa dari LPDP sejak tahun 2013, dan LPDP telah menyediakan beasiswa kepada 176 orang sejak tahun 2013 hingga tahun 2019. Angka tersebut menempatkan Swedia di urutan ke-7 sebagai negara dengan jumlah terbesar penerima beasiswa LPDP, masih jauh dibawah Inggris di urutan pertama sebanyak 2.944 orang, Australia di urutan kedua sebanyak 1.518 orang dan Belanda di urutan ketiga sebanyak 1.312 orang.
ADVERTISEMENT
Pertemuan ini adalah salah satu program dalam kunjungan kerja Delegasi LPDP ke Swedia yang sedianya dilakukan pada tanggal 6-12 Oktober 2019, namun karena terkendala perizinan, kedatangan delegasi di Swedia mundur beberapa hari dari semula yang dijadwalkan. Delegasi LPDP rencananya dipimpin oleh Bapak Ainun Na'im, Ketua Dewan Pengawas LPDP/Sekjen Kemenristekdikti, didampingi oleh Bapak M. Sofwan Effendi, Direktur Beasiswa LPDP dan tim.
Dalam kunjungan kerja tersebut, Delegasi LPDP dijadwalkan melakukan pertemuan dengan sejumlah instansi pemerintah, universitas, dan institusi penyelenggara dan yang terlibat dalam studi pendidikan tinggi dan riset di Swedia, seperti Swedish Higher Education Council, Swedish Institute, Kungliga Tekniska Högskolan (KTH)/Royal Institute of Technology, Karolinska Institute, dan Lund University.
(Sumber: KBRI Stockholm)
ADVERTISEMENT