Minyak Sawit: Masa Depan Bioenergy

KBRI Stockholm
Akun Kumparan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Stockholm
Konten dari Pengguna
25 Maret 2019 17:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari KBRI Stockholm tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jakarta (25 Maret 2019).
“Indonesia mengambil peran kunci dalam transformasi minyak sawit dengan pendekatan menyeluruh untuk meningkatkan nilai kompetitif yang mendukung pelayanan energi dan juga self-sufficiency energi.”, disampaikan oleh Dubes Bagas dalam pertemuan dengan Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI, Bapak Ego Syahrial.
ADVERTISEMENT
Dalam rangkaian kunjungan ke Indonesia, Dubes RI untuk Swedia, HE. Bagas Hapsoro bertemu dengan Sekjen Kementerian ESDM, Bapak Ego Syahrial untuk membicarakan langkah-langkah lebih konkret dalam memanfaatkan minyak sawit. Langkah ini antara lain adalah, menggunakan potensi bioenergi untuk menjadi produsen energi baru. 
Dubes Bagas juga menyatakan bahwa negara-negara produsen CPO perlu mensinergikan sektor-sektor agrikultur dan industri, yang merupakan kunci sukses untuk menyelesaikan sengketa penggunaan tanah dan air, perlunya peningkatan efisiensi, dan usaha untuk menggaransi ketersediaan suplai bahan makanan dan bahan bakar.
Dalam tanggapannya, Sekjen Ego setuju bahwa, “Minyak sawit adalah masa depan bioenergy dan biofuel. Terdapat pengakuan yang semakin luas mengenai bionergy di berbagai negara berkembang. Indonesia sangat berpotensi untuk menjadi produsen energi berkelanjutan modern.
ADVERTISEMENT
Minyak sawit digunakan di berbagai elemen dalam kehidupan sehari-hari. Minyak sawit digunakan dalam bahan makanan sehari-hari, seperti oatmeal, sereal, keripik, bahkan saus dan makanan beku. Minyak sawit juga digunakan dalam produk-produk di kamar mandi dan bahkan produk untuk hewan peliharaan.
(Sumber: Kedutaan Besar Republik Indonesia di Stockholm).