Produk Karya Anak Bangsa Pikat Warga Swedia di Kampung Indonesia 2019

KBRI Stockholm
Akun Kumparan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Stockholm
Konten dari Pengguna
28 Juli 2019 21:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari KBRI Stockholm tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Produk Karya Anak Bangsa Pikat Warga Swedia di Kampung Indonesia 2019
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
KBRI Stockholm - Wonderful Indonesia Festival bertema "Kampung Indonesia 2019" berjalan sukses dan meriah. Acara itu berlangsung selama dua hari, 26-27 Juli 2019, di Kungsträdgården alias Taman Raja Swedia.
ADVERTISEMENT
Selain menikmati suguhan hiburan tari, musik, dan pagelaran fesyen, ribuan orang memadati juga tenant kuliner, wisata, hingga kerajinan tangan UMKM. Acara ini sekaligus menggambarkan tren positif hubungan bilateral antara Indonesia dan Swedia di bidang ekonomi.
Duta Besar (Dubes) RI di Stockholm untuk Kerajaan Swedia merangkap Republik Latvia, Bagas Hapsoro, memaparkan bahwa investasi antara Indonesia dengan Swedia diharapkan semakin meningkat ke depannya, terutama di bidang transportasi ramah lingkungan dan pelestarian lingkungan hidup yang berkelanjutan.
"Pemberdayaan perempuan dan peningkatan kapasitas UMKM juga diharapkan meningkat dan kongkrit," kata Dubes Bagas.
Besarnya potensi pasar kerajinan tangan Indonesia di Negeri Bangsa Viking juga diyakini oleh para pelaku UMKM yang menjadi peserta pameran Kampung Indonesia 2019. Salah satunya Iwan Irawan, pemilik Olive Batik, yang mengaku gembira, lantaran besarnya antusiasme para pengunjung booth.
ADVERTISEMENT
"Saya optimistis dengan pasar di sini (Swedia). Mereka sangat mengapresiasi seni, sehingga sama sekali tidak menawar harga karya saya," ujarnya.
Sebagian besar pengunjung, kata Iwan, mengaku baru kali ini mendengar ada negara yang kaya budaya dan seni seperti Indonesia. Mereka lebih familiar dengan produk kain serupa asal negara Asia lainnya, seperti Jepang dan Thailand.
Saat dijelaskan bahwa Indonesia punya batik yang menggunakan bahan dari alam, mereka sangat terkesan. "Bahkan ada desainer fesyen Belgia yang tertarik bekerja sama dengan saya. Dia bilang mau mampir di workshop saya di Malang untuk belajar batik," kata Iwan.
Setali tiga uang, pengusaha UMKM lainnya, Magda Maria, melihat Swedia sebagai pangsa pasar yang menjanjikan. Pemilik usaha perhiasan batu alam merek Arya Gatsu itu mengatakan, pembeli Swedia menyukai produk cincin dan gelang batu jenis druji dari Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, lantaran dianggap eksotik dan unik.
ADVERTISEMENT
"Pameran di Swedia ini memang tidak terlalu ramai, tapi setiap mendatangi booth saya mereka pasti beli. Daya beli dan apresiasinya tinggi," kata Magda.
Sementara itu, Dubes Bagas Hapsoro mengatakan, kolaborasi antara Swedia dan Indonesia di bidang industri Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) juga penting, sehingga menjadi cutting edge dengan dunia pendidikan. Salah satunya ialah melalui penandatanganan kerja sama antara perusahaan rintisan asal Swedia, Supertext; dengan Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) di sela-sela acara.
Tahun ini adalah tahun ketiga Wonderful Indonesia Festival digelar di Swedia. Sebelumnya, pada 2017 dan 2018, acara ini juga sukses menuai sambutan meriah warga Swedia.
Khusus tahun 2018, itu adalah pertama kalinya acara diadakan secara independen. Sebelumnya, Kampung Indonesia diadakan bersamaan dengan Festival Musik "Putte i Parken".
Pertunjukan musik angklung Saung Udjo asal Jawa Barat membuka Kampung Indonesia 2019, diawali dengan pukulan gong oleh Gubernur Jawa Barat, Muhammad Ridwan Kamil. Ada pula budaya dari belahan Indonesia lainnya, seperti tarian Merak dan Kuda Kepang dari Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah; hingga tari-tarian khas Dayak Iban dari Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat.
ADVERTISEMENT
Tak lupa, penampilan kelompok gamelan “Gongbron dan Teman-Teman” yang terdiri dari seniman Swedia Urban Wahlstedt, diaspora Indonesia, warga Swedia, dan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) di Swedia. Ada pula penampilan dari Indonesian Community Band, Ayu Azhari, Connie and Friends Band, Orokaya Rhythm of Sunda, dan Euis Darliah.
(*)