Video Conference Bersama WNI di Swedia dan Latvia

KBRI Stockholm
Akun Kumparan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Stockholm
Konten dari Pengguna
9 April 2020 23:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari KBRI Stockholm tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Stockholm, 9 April 2020
Pada tanggal 9 April 2020, KBRI melakukan video conference bersama WNI di Swedia dan Latvia. Tujuan utama diadakannya video conference ini adalah untuk memberikan perkembangan terkini kasus Coronavirus dan juga perkembangan kebijakan Pemerintah setempat bagi WNI di Swedia dan Latvia.
Bertindak selaku narasumber di luar KBRI adalah Prof. Nawi Ng, Guru Besar Universitas Gothenburg, yang menjelaskan mengenai definisi, asal muasal, dan serba-serbi Coronavirus. Total yang mengikuti video conference termaksud adalah sebanyak 68 peserta.
Dalam pembukaannya, Dubes RI menyambut dan menyapa seluruh peserta yang telah bergabung dalam video conference. “Terima kasih sudah menyempatkan waktu bagi Bapak Ibu untuk bergabung dalam video conference ini, kami akan memberikan perkembangan mengenai Coronavirus dan juga akan ada paparan dari Prof. Nawi Ng” tutur Dubes Bagas dalam pembukaannya.
PF. Pensosbud kemudian menyampaikan perkembangan terkini kasus Coronavirus yang terjadi baik itu di Indonesia, Swedia, maupun di Latvia. Setelah itu, PF. Protkons menyampaikan kebijakan-kebijakan yang telah diambil oleh Pemerintah Swedia maupun Pemerintah Latvia.
ADVERTISEMENT
Kemudian Guru Besar Universitas Gothenburg, Prof. Nawi Ng, memaparkan sejumlah informasi terkait definisi, asal-muasal hingga cara penyebaran Coronavirus. Menurutnya penyakit dengan gejala seperti Coronavirus sudah pernah muncul, seperti SARS di tahun 2002, dan MERS di tahun 2012.
Kemudian disampaikan bahwa diluar gejala seperti demam, batuk, dan sesak napas, terdapat gejala baru, seperti hilangnya kemampuan indera perasa dan penciuman.
Ditambahkan bahwa virus ini memiliki tingkat infeksi yang sangat tinggi, dimana 1 orang pasien dapat menulari 2-2,5 orang lainnya. Masa inkubasi virus ini pun bervariasi antara 2-14 hari, dimana seseorang yang terjangkit bisa langsung mengalami gejala pada hari kedua atau bahkan baru merasakan gejalanya 14 hari kemudian.
Selain itu, disampaikan bahwa fatality rate virus ini berada di angka 2% untuk golongan umur 50-59 tahun, namun demikian meningkat pesat di golongan umur yang lebih tua.
Setelah paparan Prof. Nawi, sejumlah peserta juga memberikan pertanyaan dan tanggapan. Kegiatan berjalan dengan lancar dan baik. Nantinya kegiatan video conference ini kiranya akan dilaksanakan secara berkala.
ADVERTISEMENT
(Sumber: KBRI Stockholm)