#MeToo: Platform Memperjuangkan Demokrasi dan HAM di Seluruh Dunia

Keisha Patricia Pattalala
A Under graduated student in Udayana University majoring in International Relation. Recently, i have been writing frequently. I like to enjoy digital content related to social politics, tourism and world facts.
Konten dari Pengguna
29 Juni 2024 12:01 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Keisha Patricia Pattalala tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Eksistensi Gerakan #MeToo dalam Mengungkap Kejahatan Seksual Secara Global. Gerakan Ini Memicu Gelombang Tuduhan Pelecehan Seksual di Berbagai Sektor, Mengubah Kebijakan, Meningkatkan Kesadaran, dan Mendorong Gerakan Global untuk Kesetaraan Gender serta Perlindungan HAM.
Ilustrasi Para Tenaga Kerja di Bidang Konstruksi. Sumber Foto: Unsplash/Nik
Gerakan MeToo (MeToo Movement) kembali eksis setelah seorang produser Hollywood terjerat kasus pelanggaran HAM. Awal dari terbongkarnya kasus ini adalah ketika dua media massa Amerika Serikat, mengajukan tuduhan atas perlakukan pelecehan seksual yang dilakukan Harvey Weinstein terhadap beberapa wanita selama beberapa tahun terakhir. Walaupun pada awal tuduhan ini sempat dibantah, namun seiring berjalannya waktu para selebriti Hollywood yang pernah menjadi korban dari tindakan ini mulai speak up dan mengajukan tuduhan pelanggaran seksual kepada produser tersebut.
ADVERTISEMENT
Beberapa artis Hollywood yang mengaku pernah menjadi korban dari tindakan ini antara lain; Cara Delevingne, Lysette Anthony, Gwyneth Paltrow, Salma Hayek dan Uma Thurman. Akibat dari hal ini, Weinstein harus beberapa kali mengalami penambahan masa hukuman karena banyaknya pelanggaran yang ia lakukan. Total masa hukuman yang ia terima adalah sebesar 39 tahun penjara dengan beberapa dakwaan atas kejahatan seksual.
Kasus ini beralih menjadi suatu fenomena yang menggambarkan adanya gelombang tuduhan pelecehan seksual terhadap beberapa pria ternama di berbagai bidang seperti politik, media, dan lingkungan kerja. Dampak dari adanya hal ini adalah penurunan popularitas dan jabatan beberapa pria ternama akibat dari adanya tuduhan kekerasan seksual yang pernah ia lakukan.
Setidaknya terdapat 201 pria yang kehilangan pekerjaan atau peran utamanya dan digantikan oleh 124 orang pengganti dengan rincian 34 perempuan dan 70 laki-laki. Melihat banyaknya kekerasan seksual di lingkungan pekerjaan, banyak perusahaan dan organisasi yang mengubah kebijakan dan peraturan mereka terkait tindakan kekerasan dan pelecehan seksual untuk melindungi para karyawan dan pelanggan. Tak hanya itu, fenomena ini juga telah meningkatkan kesadaran masyarakat tentang masalah pelecehan seksual dan mendorong adanya percakapan terbuka tentang pentingnya kesetaraan gender dan rasa hormat.
ADVERTISEMENT
Melalui percakapan terbuka dan diskusi ini, gerakan sosial tentang perlindungan hak-hak perempuan mulai mengalami peningkatan. Kejahatan seksual yang dilakukan oleh Weinstein ini menjadi titik balik bagi MeToo Movement. Gerakan #MeToo sebagai salah satu platform yang menjadi tempat bagi para korban pelecehan dan kekerasan seksual untuk bisa mengekspresikan diri tentang kejadian yang mereka pernah alami, mulai mengalami peningkatan yang signifikan.
Hal ini terlihat pasca terkuaknya skandal yang dilakukan oleh pejabat Hollywood tersebut, sehingga banyak dari mereka yang mulai berani untuk berbicara dan melaporkan pengalaman mereka. Kasus ini memicu adanya gelombang untuk mengungkapkan pelecehan seksual oleh para korban lain, termasuk di luar Amerika Serikat. Gelombang ini setidaknya sudah tersebar di 85 negara seperti Korea Selatan, Jepang dan China.
ADVERTISEMENT
MeToo Movement saat ini dapat dikatakan sebagai wadah bagi para perempuan untuk menyuarakan hak-hak mereka atas tindakan kejahatan seksual yang mereka alami. Dalam perspektif demokrasi, salah satu aspek kunci dari gerakan MeToo adalah fokusnya pada akuntabilitas. Korban pelecehan seksual dan penyerangan selama ini sering kali bungkam karena takut akan pembalasan atau tidak percaya pada sistem peradilan.
Gerakan MeToo telah memberi suara kepada para korban dan mendorong mereka untuk maju serta melaporkan kejahatan yang mereka alami. Hal ini menyebabkan adanya peningkatan tuntutan hukum dan investigasi terhadap individu serta institusi yang dituduh melakukan pelanggaran. Sehingga, dalam lingkungan masyarakat demokratis semua orang harus tunduk pada hukum, terlepas dari status atau kekuasaan mereka.
ADVERTISEMENT
Gerakan MeToo juga telah menyoroti pentingnya hak asasi manusia, khususnya hak atas kebebasan dari kekerasan dan diskriminasi. Pelecehan seksual dan penyerangan merupakan pelanggaran hak asasi manusia yang serius, dan para korban berhak atas keadilan. MeToo Movement telah membantu untuk meningkatkan kesadaran tentang masalah ini dan mendorong perubahan undang-undang dan kebijakan untuk melindungi korban dengan lebih baik.
Hal ini penting untuk membangun masyarakat yang lebih adil dan setara bagi semua orang. Gerakan ini juga telah menjadi katalisator untuk memberikan dampak yang lebih luas bagi kesetaraan gender dan telah memberdayakan perempuan untuk berbicara serta menuntut perlakuan setara. Selain itu, MeToo Movement juga telah menentang norma-norma gender tradisional dan mendorong perubahan dalam cara kita berpikir tentang peran laki-laki serta perempuan dalam masyarakat. Sehingga, gerakan ini bisa membangun masyarakat yang lebih inklusif dan adil bagi semua orang.
ADVERTISEMENT