Timur Tengah Memanas: Dampak Serangan Israel - Iran bagi Stabilitas Regional

Keisha Patricia Pattalala
A Under graduated student in Udayana University majoring in International Relation. Recently, i have been writing frequently. I like to enjoy digital content related to social politics, tourism and world facts.
Konten dari Pengguna
22 April 2024 8:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Keisha Patricia Pattalala tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi dari Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi dari Freepik
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada beberapa pekan lalu, Iran mengirimkan lebih dari 300 drone dan rudal sebagai aksi serangan militernya ke wilayah Israel. Serangan ini merupakan respons terhadap serangan Israel yang dilakukan kepada Konsulat Iran pada 1 April 2024 lalu di Damaskus yang menewaskan lima penasehat militer dan dua jenderal bernama Brigjen Mohammad Hadi Haji Rahimi dan Brigjen Mohammad Reza Zahedi. Melihat hal tersebut, Israel kembali melakukan serangan balasan kepada Iran pada Jumat, 19 April 2024. Terjadinya ledakan di Kota Ghahjaworstan dipercayai sebagai awal dari serangan balasan Israel ke Iran. Konflik Israel-Iran ini dilatarbelakangi oleh perbedaan ideologi dan tergolong konflik yang berkepanjangan karena dimulai sejak terjadinya RevolusIslam pada tahun 1979. Serangan Israel ke Iran ini berfokus pada fasilitas militer Iran dan sebuah provinsi yang memiliki reaktor nuklir Iran. Sehingga, pesan yang tersirat dari serangan-serangan Israel ini adalah bahwa Israel memiliki kekuatan dan kemampuan untuk melakukan serangan ke Iran.
ADVERTISEMENT
Dampak dari serangan Israel ke Iran ini tidak terlalu besar karena tidak ada serangan roket dan hanya berupa serangan drone kecil. Israel mengirimkan serangan dalam bentuk yang tidak sempurna karena Amerika Serikat telah memberikan peringatan kepada Israel untuk tidak memberikan serangan dalam skala yang besar agar tidak terjadi perang regional di kawasan Timur Tengah. Bahkan, Iran juga menganggap bahwa serangan ini bukanlah serangan eksternal dan hanya merupakan sistem pertahanan udaranya karena apabila terdapat serangan sekecil apapun yang berasal dari Israel, maka Iran akan memberikan balasan dalam bentuk yang lebih besar lagi.
Meskipun demikian, terjadinya konflik Israel-Iran yang berkepanjangan ini menimbulkan ketegangan yang telah mempengaruhi stabilitas regional. Sehingga dampak yang dikhawatirkan dari adanya konflik ini adalah ketika eskalasi semakin meluas. Secara geografis, Israel dan Iran tidak memiliki perbatasan langsung dan terdapat beberapa negara yang memisah kedua negara tersebut seperti Yordania, Irak, Suriah dan Libanon. Melihat hal ini, konflik antara Israel-Iran ini dapat mempengaruhi negara-negara yang berbatasan langsung dengan kedua negara tersebut. Bahkan, sebagai salah satu negara yang menjadi pembatas antara kedua wilayah konflik, Yordania telah mengeluarkan pernyataan tentang penolakan penggunaan wilayah udaranya untuk dijadikan jalur perang bagi kedua negara berkonflik tersebut.
ADVERTISEMENT