Salut, Warga Bali Saling Beri Tempat untuk Pengungsi Gunung Agung

24 September 2017 14:36 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gunung Agung, Bali (Foto: Nyoman Budhiana/Antara)
zoom-in-whitePerbesar
Gunung Agung, Bali (Foto: Nyoman Budhiana/Antara)
ADVERTISEMENT
Kondisi Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, kini telah berstatus awas. Meskipun belum menunjukkan adanya tanda-tanda akan meletus, belasan ribu masyarakat yang tinggal disekitar Gunung Agung telah diungsikan ke tempat yang lebih aman.
ADVERTISEMENT
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan masyarakat Bali kini lebih antisipatif terhadap bahaya bencana gunung meletus. Sutopo menyebut salah satu caranya adalah melalui konsep Sister Village.
Konsep ini mengedepankan kerja sama antara desa yang terdampak bencana gunung meletus dengan desa yang lebih aman. Di mana desa yang lebih aman membantu memberikan tempat pengungsian.
"Konsep Sister village sudah diterapkan masyarakat Bali," ujar Sutopo dalam pesan singkat, Minggu (24/9).
Sebagai contoh, Sutopo menyebut desa di daerah Klungkung yang secara sukarela membantu desa-desa yang terkena dampak bencana Gunung Agung. Desa di Klungkung tersebut menyediakan lahan untuk penampungan ternak sapi, tempat pengungsian, dan bantuan sembako secara gratis.
"Di Klungkung ada masyarakat yang menyediakan lahan untuk penampungan ternak sapi. Juga di dekatnya ada tempat pengungsi untuk warga yang memiliki sapi dan bantuan sembako," jelas Sutopo.
Pengungsi Gunung Agung (Foto: Antara/Wira Suryantala)
zoom-in-whitePerbesar
Pengungsi Gunung Agung (Foto: Antara/Wira Suryantala)
Menurutnya, penerapan konsep Sister Village telah banyak dijalankan di desa-desa Bali. Sutopo mengatakan pemerintah perlu mengapresiasi konsep ini, karena konsep ini dapat meningkatkan rasa gotong royong dan solidaritas sesama masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Ini luar biasa. Spontanitas dan gotong royong yang muncul karena solidaritas masyarakat," imbuh Sutopo.
Sutopo membandingkan dengan masyarakat Jepang yang sangat siap menghadapi bencana. Sebanyak 80 persen warganya bisa menghadapi sendiri bencana, sebelum akhirnya bantuan datang.
"Di Jepang hampir 80 persen masyarakat menangani dirinya sendiri dan keluarganya saat terjadi bencana sampai 3 hari. Setelah itu baru bantuan berdatangan," ucapnya.
Hingga saat ini, BNPB mencatat sebanyak 15.142 jiwa menyebar dan menyelamatkan diri ke 125 titik pengungsian di 7 kabupaten di dekat kawasan Gunung Agung. Masyarakat juga diimbau agar menjauhi Gunung Agung dengan radius 9 km hingga 12 km.