Pertemuan Bilateral Indonesia dan Australia: Perundingan CEPA dan RCEP Menjadi Fokus

Kemendag RI
Akun resmi Kementerian Perdagangan RI
Konten dari Pengguna
26 Maret 2018 13:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kemendag RI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sydney, 17 Maret 2018 - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mendampingi Presiden RI Joko Widodo menghadiri serangkaian acara yang berlangsung di sela-sela KTT Khusus ASEAN-Australia yang digelar di Sydney, Australia pada 17--18 Maret 2018.
ADVERTISEMENT
Setelah menghadiri acara Dialog Antar-Agama Pemuda Indonesia dan Australia yang juga dihadiri oleh PM Australia Malcom Turnbull, Presiden Widodo melakukan pertemuan dengan PM Turnbull untuk membahas berbagai kerja sama bilateral antara kedua Negara. Dalam pertemuan ini, perundingan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership (IA-CEPA) menjadi salah satu fokus utama pembicaraan kedua Kepala Negara.
Pada prinsipnya, kedua Kepala Negara menyambut baik kemajuan perundingan yang telah dicapai melalui 11 putaran dan menggarisbawahi pentingnya perundingan ini untuk diselesaikan pada tahun ini juga. “Presiden Jokowi berpesan agar Australia tidak menilai CEPA ini hanya dari aspek komersial jangka pendek, tetapi juga dari aspek sosial jangka menengah dan panjang khususnya terkait kesejahteraan dan peningkatan kapasitas serta pembentukan ‘power house’ antara kedua negara sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara,” jelas Enggar.
ADVERTISEMENT
Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) juga menjadi perhatian khusus kedua Kepala Negara dalam pertemuan bilateral kali ini. Indonesia menekankan arti penting RCEP sebagai komitmen terhadap sistem perdagangan multilateral di kawasan yang paling dinamis di dunia. Secara kolektif, negara-negara RCEP menghasilkan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar USD 23,8 triliun pada tahun 2016, atau lebih dari dua kali lipat PDB negara-negara Trans Pacific Partnership (TPP) tanpa kehadiran Amerika Serikat di dalamnya. Dan berbeda dari pasar TPP, pasar RCEP terus bertumbuh dinamis sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk dan berkembangnya kelas menengah.
Bila terwujud, maka kawasan RCEP akan mewakili sekitar 32% GDP dunia, lebih dari 29% perdagagan dunia, dengan pasar sebesar lebih dari 3,4 miliar jiwa. Di kawasan RCEP ini, pasar konsumsi tumbuh sangat pesat khususnya di wilayah ASEAN, India, dan China. “Ini akan menjadi antitesa terhadap gerakan proteksionisme yang muncul di berbagai belahan dunia akhir-akhir ini,” tandas Enggar.
ADVERTISEMENT
Untuk mendorong penyelesaian perundingan RCEP tahun ini, “Indonesia meminta Australia untuk merekalibrasi ambisinya di bidang akses pasar barang, jasa, dan investasi. Untuk itu, Presiden Jokowi mengajak Australia bekerja sama dengan ASEAN dan negara peserta lainnya guna menemukan ‘landing zones’ yang dapat diterima oleh semua,” ungkap Enggar.
Pada saat laporan ini diturunkan, Presiden RI bersama para pemimpin ASEAN lainnya telah memulai rangkaian kegiatan KTT Khusus ASEAN–Australia. Satu di antaranya adalah acara ASEAN– Australia CEO Forum di mana Presiden Joko Widodo juga berpartisipasi.
KTT Khusus ASEAN-Australia ini merupakan pertemuan tingkat Kepala Negara ASEAN dan Australia yang dilaksanakan untuk pertama sekali di luar negara ASEAN untuk mengonsolidasikan kerja sama kemitraan antara ASEAN dan Australia.
ADVERTISEMENT