20 Destinasi Terbaik Banyuwangi Dipamerkan di Bandara Kuala Lumpur

Kementerian Pariwisata
Akun Resmi Kementerian Pariwisata
Konten dari Pengguna
22 Maret 2019 9:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kementerian Pariwisata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
com-Banyuwangi Cultural Week 2019 di Kuala Lumpur, Malaysia Foto: Dok. Kementerian Pariwisata
zoom-in-whitePerbesar
com-Banyuwangi Cultural Week 2019 di Kuala Lumpur, Malaysia Foto: Dok. Kementerian Pariwisata
ADVERTISEMENT
Kementerian Pariwisata bersinergi dengan Pemkab Banyuwangi mempromosikan destinasi majestic Banyuwangi melalui kegiatan Banyuwangi Cultural Week 2019 yang digelar dari tanggal 20 sampai 24 Maret 2019 di Stage Area, Departure Hall, Level 5, Main Terminal Building, Kuala Lumpur International Airport (KLIA), Malaysia.
ADVERTISEMENT
Beragam destinasi terbaik dipajang dalam Banyuwangi Cultural Week 2019. Tercatat, ada 20 destinasi terbaik majestic Banyuwangi yang dipamerkan, mulai dari wisata alam, budaya, hingga adventure. Keeksotisannya menjadi representasi Majestic Banyuwangi secara utuh.
Para penumpang di KLIA terlihat antusias dengan beragam produk pariwisata Banyuwangi. Terutama saat melihat pesona The Sunrise of Java yang terkenal dengan keindahan Kawah Ijen, panorama De Djawatan, keunikan Desa Adat Kemiren, keeksotisan padang rumput Sadengan (Sadengan Savannah), hingga rafting dan tubing yang menawarkan pengalaman liburan yang tak biasa.
Ada juga wisata Banyuwangi lain yang diperkenalkan seperti Pantai G-Land, Pulau Merah, Watudodol, dan Bangsring Underwater. Ada juga Pantai Marina Boom, Mustika, dan Sukamade yang sayang untuk dilewatkan bila berkunjung ke Banyuwangi.
ADVERTISEMENT
“Kami optimistis arus kunjungan wisatawan ke Banyuwangi akan naik. Respon publik di KLIA sangat bagus. Mereka tertarik dengan beragam informasi pariwisata Banyuwangi. Memanfaatkan momentum ini, seluruh destinasi yang ada di Banyuwangi kami tawarkan. Destinasi ini unik dan memiliki kekhasan yang luar biasa,” kata Kepala Dinas Pariwisata Banyuwangi M. Yanuarto Bramuda.
The Sunrise of Java ini sukses memikat hati para penumpang di KLIA, terutama keindahan Kawah Ijen yang memiliki blue fire - fenomena langka yang hanya bisa dilihat di dua negara di dunia: Islandia, Eropa dan Banyuwangi, Jawa Timur, Indonesia. Apalagi kawasan Ijen juga terkoneksi dengan Kawah Wurung, Bulan Sabit, dan Pemandian Air Panas. Ada juga Air Terjun Blawan, Kali Pait, Kampung Anyar, dan Kalibendo yang kini menjadi favorit wisatawan.
ADVERTISEMENT
Selain Kawah Ijen, dalam acara ini juga menampilkan sisi lain dari The Sunrise of Java yang dimunculkan oleh Desa Adat Kemiren. Desa ini punya nuansa yang sangat tradisional. Desa ini identik dengan budaya khas Suku Osing (Using). Ada budaya Barong Osing, Ritual Barong Ider Bumi, hingga Tari Gandrung. Desa ini juga memiliki Sanggar Genjah Arum yang jadi museum pelestari tradisi. Menariknya lagi, Desa Kemiren ini juga memiliki Kopi Using yang terkenal dengan aroma dan juga kenikmatannya.
Roman instagramable juga dihadirkan di acara ini melalui De Djawatan. Dengan pesonanya, destinasi ini disamakan dengan hutan dalam film Lord of The Rings. Pohon besar berlumut dengan beragam ornamennya yang unik. Untuk ilustrasi eksotisnya bahari The Sunrise of Java bisa dilihat dari pantai G-Land. Pantai yang memiliki tiga warna ini adalah spot terbaik untuk melakukan melakukan surfing.
com-Banyuwangi Cultural Week 2019 di Kuala Lumpur, Malaysia Foto: Dok. Kementerian Pariwisata
“Silahkan datang ke Banyuwangi untuk menikmati destinasi luar biasa ini. Banyuwangi ingin berbagi semua hal yang eksotis dan fantastik ke seluruh dunia. Yang jelas, kami bersyukur dengan semua potensi yang ada. Berkat pariwisata, kesejahteraan ekonomi Banyuwangi naik. Per kapita positif. Untuk itu, kami ucapkan terima kasih kepada Kemenpar yang terus memberikan dukungan,” ujar Yanuarto.
ADVERTISEMENT
Banyuwangi mendapat impact positif secara makro. Perekonomian The Sunrise of Java ini sangat kompetitif. Pada 2017, pertumbuhan ekonomi Banyuwangi berada pada level 5,6%. Leading 0,53% dari nasional, lalu unggul 0,15% atas Jawa Timur. PDRB naik 115,4%. Angka riil-nya pada 2018 yaitu sebesar Rp 69,9 triliun dengan per kapita Rp 43,65 juta.
Sementara itu, salah satu pengunjung Banyuwangi Cultural Week 2019, Ria Febria mengaku bahwa Banyuwangi memang memiliki destinasi wisata berpotensi mendatangkan banyak wisatawan dari mancanegara.
“Kami kagum dengan pariwisata Banyuwangi. Pertumbuhannya itu luar biasa. Mereka juga aktif dalam promosi. Perkembangan Banyuwangi juga berimbas sampai Jember. Sebab, banyak wisatawan dari Banyuwangi yang melanjutkan kunjungannya ke Jember,” kata Ria Febria, pengusaha jasa spa asal Jember yang sedang berada di KLIA.
ADVERTISEMENT
Memiliki destinasi wisata yang berpotensi mendatangkan wisatawan rupanya sangat berpengaruh pada perbaikan ekonomi di Banyuwangi. Pada 2018, gini ratio berada di angka 0,29. Persentase pengangguran pun turun 50% dan kini berada di angka 3,07%. Padahal, di tahun 2010, angka pengangguran mencapai 6%. Tak hanya itu, persentase kemiskinan pada 2018 pun ikut menurun yakni sekitar 8,64%. Padahal 8 tahun sebelumnya mencapai 20,09%.
“Banyuwangi berkembang secara keseluruhan karena stakeholder punya komitmen besar. Mereka terus mengembangkan pariwisata secara serius dan komprehensif. Atraksi yang ada di Banyuwangi memang luar biasa. Hal ini tentu akan bagus bisa ditawarkan langsung melalui Banyuwangi Cultural Week 2019. Sebab, pangsa pasar di KLIA ini jelas. Arus wisman Banyuwangi pasti akan naik,” kata Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani.
ADVERTISEMENT
Sepanjang 2018, KLIA menjadi transit wisatawan 170 ribu orang per hari. Banyuwangi Cultural Week 2019 membidik pengunjung 10% dari jumlah total wisatawan transit KLIA tersebut. Angka riil-nya 17.000 orang per hari.
Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Adella Raung pun menjelaskan, kesejahteraan masyarakat Banyuwangi juga akan terus terkoreksi positif. Menurutnya, seiring terus naiknya pariwisata, kesejahteraan masyarakat Banyuwangi akan terus melejit. Sebab Banyuwangi sudah memenuhi semua syarat dengan infrastruktur pendukung terbaik.
Wisman memiliki rata-rata spending hingga Rp2,7 Juta per trip. Dengan komparasi jumlah wismannya, aktivitas transaksi di Banyuwangi mencapai Rp 7,7 triliun per tahunnya. Nilai ini langsung dinikmati masyarakat.
Terkait infrastruktur, Banyuwangi kini telah memiliki 89 hotel, 9 hotel bintang, 485 homestay, dan 750 rumah makan. Banyuwangi juga ditopang oleh total 58 destinasi wisata termasuk 68 travel agent.
ADVERTISEMENT
“Banyuwangi Cultural Week 2019 adalah momentum branding terbaik. Destinasi yang ditawarkan cukup menarik dan jadi representasi pariwisata Banyuwangi. Yang pasti, moment ini harus dimanfaatkan. Sebab, impact jangka panjang akan memberikan banyak value,” tutup Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya.