Seblang Olehsari, Bersih-bersih Desa ala Masyarakat Osing Banyuwangi

Kementerian Pariwisata
Akun Resmi Kementerian Pariwisata
Konten dari Pengguna
1 Juni 2019 10:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kementerian Pariwisata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
com-Bandar Udara Banyuwangi Foto: Dok. Kemenpar
zoom-in-whitePerbesar
com-Bandar Udara Banyuwangi Foto: Dok. Kemenpar
ADVERTISEMENT
Hari Raya Idul Fitri adalah momen spesial buat Banyuwangi, Jawa Timur. Karena, di hari istimewa itu Banyuwangi bisa menampilkan budaya khas mereka. Salah satunya Seblang Olehsari. Event ini akan dilaksanakan 7-10 Juni 2019, mulai pukul 13.00. Seblang Olehsari akan dilangsungkan di Desa Olehsari, Banyuwangi.
ADVERTISEMENT
Kalian tau ngga sih apa itu Seblang Olehsari? Menurut Bupati Banyuwangi Azwar Anas, Seblang Olehsari adalah salah satu ritual upacara masyarakat Osing, suku asli Banyuwangi.
“Seblang Olehsari sangat menarik. Karena, hanya dapat dijumpai di Desa Olehsari, Kecamatan Glagah, Banyuwangi. Jadi sangat sayang untuk dilewatkan,” papar Azwar Anas, Jumat (31/5).
Dijelaskannya, Seblang Olehsari tidak bisa dilaksanakan sembarangan. Ada waktu-waktu khusus untuk melaksanakannya.
“Seblang Olehsari hanya dilaksanakan setiap hari Senin atau Jumat pertama di bulan Syawal. Ritual ini ditujukan untuk keperluan bersih desa dan tolak bala. Harapannya, agar desa tetap dalam keadaan aman dan tentram,” paparnya.
Sedangkan Kepala Dinas Pariwisata Banyuwangi MY Bramuda, ritual Seblang Olehsari diwarnai dengan tarian yang telah berusia ratusan tahun. Dan, sang penari harus kerasukan saat mempersembahkan gerakannya.
ADVERTISEMENT
“Dalam ritual ini, seorang gadis belum akil baligh yang memiliki darah keturunan leluhur penari Seblang. Dia terpilih untuk menari dalam keadaan kesurupan,” jelas Bram.
Gadis yang telah "ditunjuk" ini akan menari-nari di pentas bundar mengikuti iringan musik tradisional Banyuwangi. Seblang akan menari-nari dengan mata tertutup selama 7 hari berturut-turut, yang biasanya dimulai pukul 14.00 hingga menjelang Maghrib.
Di hari pertama, sang penari yang didampingi keluarga dan para tokoh adat berjalan dari rumah menuju pentas yang ada di jantung desa. Ada mantra yang dirapalkan. Kemenyan yang dibakar. Ada juga nampan yang ikut disiapkan.
Penari kemudian akan melempar selendang ke arah penonton. Penonton yang terkena selendang wajib naik ke pentas dan menari bersama Seblang. Siapa yang menolak, dalam hitungan tak lebih dari satu menit akan tak sadarkan diri karena kerasukan. Tarian itu berlangsung sekitar 3 jam.
ADVERTISEMENT
“Sambil menari, sang gadis juga menjual kembang dermo yang ditancapkan di bilah bambu. Kembang dermo adalah simbol harapan warga Olehsari. Meminum rendaman bunga itu dipercaya dapat melancarkan rezeki, jodoh, serta keselamatan. Selain masyarakat sekitar, kegiatan ini juga mampu menarik wisatawan luar daerah hingga mancanegara karena keunikannya,” paparnya.
Kabid Pemasaran Area I Kementerian Pariwisata Wawan Gunawan, mengatakan event ini selalu menarik perhatian wisatawan.
“Seblang Olehsari memiliki daya tarik bagi wisatawan.event ini selalu ditunggu-tunggu. Karena sangat khas, dan tidak bisa dijumpai di daerah lain,” kata Wawan.
Sedangkan Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional II Kementerian Pariwisata Adella Raung, mengutarakan hal yang sama.
“Banyuwangi selalu menyediakan hal yang istimewa untuk mengisi Hari Raya Idul Fitri. Banyak agenda yang sudah mereka siapkan untuk menarik wisatawan. Salah satunya lewat Seblang Olehsari. Siapa pun yang ada di Banyuwangi wajib menyaksikan ritual ini,” katanya.
ADVERTISEMENT
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan budaya semakin dilestarikan akan semakin menghasilkan. Semakin tinggi nilainya.
“Budaya yang berhasil dilestarikan, manfaatnya bisa langsung dirasakan masyarakat. Dan itu keunggulan pariwisata. Impact-nya langsung dirasakan masyarakat,” papar Menteri Pariwisata Terbaik di Asia Pasifik itu.
Menpar Arief Yahya mengatakan jika wisatawan datang ke sebuah destinasi karena beberapa alasan.
“portofolio pariwisata itu ada 3, wisata alam atau nature 35%, wisata budaya atau culture 60%, dan wisata manmade atau buatan 5%. Inilah yang membuat wisatawan hadir di sebuah destinasi,” tutur Menteri Lulusan Telematika University of Surrey Inggris itu.