Di Tengah Wabah Corona, Ekspor Pertanian Naik Sebesar USD 320 Juta

Kementerian Pertanian
Akun resmi Kementrian Pertanian
Konten dari Pengguna
16 April 2020 8:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kementerian Pertanian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Jahe kering sebagai bahan minuman tradisional Foto:  ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho
zoom-in-whitePerbesar
Jahe kering sebagai bahan minuman tradisional Foto: ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho
ADVERTISEMENT
Di tengah wabah pandemi COVID-19, neraca perdagangan Indonesia justru mengalami surplus sebesar USD 743. Surplus terjadi karena nilai ekspor mencapai USD 14,09 miliar atau tumbuh 0,23 persen dari USD 14,06 miliar pada Februari 2020. Berdasarkan sektornya, hanya ekspor pertanian yang mengalami kenaikan secara bulanan maupun tahunan.
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, ekspor pertanian mengalami kenaikan signifikan baik secara bulan maupun tahunan. Tercatat, ekspor pertanian mencapai USD 320 juta, atau naik 6,10 persen (mtm) dan naik 17,82 persen (yoy).
"Komoditas yang mengalami kenaikan itu di antaranya tanaman obat dan aromatik. Kemudian ada juga rempah, buah-buahan, hasil hutan bukan kayu, serta sarang burung walet," ujar Suhariyanto, Rabu, 15 April 2020.
Menurutnya, sektor pertanian memiliki peranan besar terhadap kenaikan kinerja ekspor. Tercatat ekspor non migas sebesar USD 13,42 miliar atau naik 1,24 persen dari sebelumnya yang hanya USD 13,26 miliar pada Februari 2020. Sementara ekspor migas malah mengalami penurunan sebesar 16,29 persen dari USD 800 juta menjadi USD 670 juta.
ADVERTISEMENT
Sepanjang bulan Maret 2020, Singapura, Malaysia, dan Ukraina menjadi negara tujuan ekspor RI yang mengalami kenaikan tertinggi. Masing-masing negara mencapai USD 281,5 juta; USD 89,7 juta; dan USD 46,4 juta.
Namun begitu, untuk ekspor nonmigas Maret 2020 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu sebesar USD 1,98 miliar, disusul Amerika Serikat sebesar USD 1,57 miliar dan Jepang sebesar USD 1,14 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 34,99 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa (27 negara) sebesar USD 1,22 miliar.
"Meski di tengah situasi yang sedang sulit diprediksi, posisi ini jauh lebih baik dibandingkan dengan neraca dagang sebelumnya," katanya.
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri saat dimintai keterangan, mengatakan naiknya ekspor komoditas pertanian menjadi bukti pertanian dapat menjadi penopang ekonomi nasional.
ADVERTISEMENT
"Bila petugas kesehatan adalah front liner, maka petani adalah backliner di masa pandemi ini. Kita berterima kasih mereka terus menjaga makanan dan ekonomi nasional," jelas Kuntoro.