Kementan Buktikan Pangan Lokal Lebih Baik Untuk Stamina Tubuh

Kementerian Pertanian
Akun resmi Kementrian Pertanian
Konten dari Pengguna
13 Agustus 2018 16:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kementerian Pertanian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pelatihan Hanara (Foto: Kementan)
zoom-in-whitePerbesar
Pelatihan Hanara (Foto: Kementan)
ADVERTISEMENT
Kementerian Pertanian ( Kementan ) tengah fokus mendorong produksi dan penggunaan pangan lokal. Bahan pangan lokal merupakan sumber energi yang dapat membuat stamina tubuh menjadi lebih baik. Direktur Jenderal Hortikultura, Suwandi mengatakan, Indonesia memiliki kekayaan pangan lokal yang luar biasa dan harus segera dioptimalkan.
ADVERTISEMENT
Bersama Anggota Komisi IV DPR RI Endang Sukarti dan Fadholi, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, Yuni Astuti, Extragen Pupuk Organik, Ati Chandra dan Dirut Taman Wisata Candi, Edi Setijono mengikuti acara terapi latihan Hanara (Happy Natural Radiant) di Candi Borobudur, Sabtu (10/8). Hanara merupakan salah satu bentuk latihan untuk menggunakan pangan lokal sebagai sumber stamina. Terapi dengan proses Hanara dapat langsung berdampak pada tubuh.
“Ini kegiatan belajar dan napak tilas jejak nenek moyang jaman dulu dalam berbagai aktivitas salah satunya memproduksi pangan lokal sebagai sumber energi tubuh,” jelasnya Suwandi.
“Kami menyadari bahwa pola hidup sehat dipengaruhi salah satunya dengan asupan makanan yang baik. Makanan yang baik mampu meningkatkan stamina tubuh dan potensi diri,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Praktisi kesehatan, dr. Hanson yang hadir dalam acara ini menjelaskan bahwa pangan lokal dapat mengembalikan stamina tubuh seperti stamina nenek moyang dan menampilkan inner beauty.
“Tidak hanya beragam, tanaman pangan, buah, sayur, serta hasil perkebunan yang tumbuh di Indonesia memiliki kualitas tersendiri yang mampu bersaing di mancanegara. Secara tidak langsung, ternyata ada korelasi antara kualitas tanaman dengan kondisi psikologis masyarakat sekitar,” jelas dia.
dr. Hanson mengungkapkan terapi dilakukan dengan cara melalui uji terhadap peserta yang hadir di Candi Borobudur. Tubuh manusia sebenarnya mampu memilih sendiri makanan yang baik untuk dikonsumsi, hal ini dibuktikan melalui metode Kinesiology.
“Kinesiology adalah teknik untuk melihat kemampuan tubuh melalui respon otot. Dengan metode ini, tubuh mampu memilih makanan yang cocok dan baik melalui respon otot,” jelas dia.
Pelatihan Hanara (Foto: Kementan)
zoom-in-whitePerbesar
Pelatihan Hanara (Foto: Kementan)
Metode ini langsung dicontohkan di dalam kegiatan Hanara. Peserta diminta untuk memegang beberapa foto sumber makanan kemudian dilihat bagaimana respon tubuhnya. Uniknya, jika memegang foto sumber makanan lokal, kondisi otot berada dalam keadaan optimum atau menjadi kuat, tetapi sebaliknya pada sumber makanan yang berasal luar, kondisi otot menjadi lemah.
ADVERTISEMENT
"Kita buktikan pangan lokal bisa membuat tubuh berpotensi kuat seperti nenek moyang dulu. Kita bisa naik turun tangga Candi Borobudur tanpa lelah, wajahnya malah tersenyum,” ucap dr. Hanson.
Lebih lanjut, dr. Hanson jelaskan secara ilmiah tubuh memiliki kecerdasan tubuh untuk mengenal makanan yang baik. Mengonsumsi makanan yang baik juga perlu ditunjang dengan olah dan sikap tubuh yang baik. Ini dikenal dengan Langkah Hanara (Happy, Natural, Radiant ).
“Ilmu ini digunakan praktisi kesehatan di seluruh dunia untuk menemukan hal ideal bagi kesehatan tubuh melalui tes otot. Prinsipnya sederhana. Respon uji kinesiologi pada setiap input positif akan menguat. Bila tidak, terjadi sebaliknya. Secara sederhana disebutkan bahwa tubuh tidak pernah berbohong,” bebernya.
ADVERTISEMENT
Anggota Komisi IV DPR RI Endang Sukarti mendorong pentingnya mengkonsumsi pangan lokal. Salah satunya saat mengunjungi Griya Greats di kawasan Candi Borobudur. "Ini adalah pangan yang bebas dari produk kimia, ini bagus. Makanan organik ini kandungannya tidak kalah dengan makanan yang diendapkan lama,” ujarnya.
Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, Yuni Astuti menegaskan pentingnya mengonsumsi pangan asli Indonesia. Pengembangan budidaya pangan lokal harus dukung karena memiliki keunggulan.
"Saya tekankan pangan lokal karena pangan lokal memiliki potensi yang luar biasa. Buah impor dan lokal rasanya saja lebih enak. Pangan lokal jelas cita rasa dan asal usulnya, tanpa treatment. Unsurnya lebih fresh dibanding impor. Ayo kita sukai pangan lokal kita,” ucapnya.
ADVERTISEMENT