Kementan-Pemda Garut Bersinergi Membangun Agrowisata Jeruk

Kementerian Pertanian
Akun resmi Kementrian Pertanian
Konten dari Pengguna
27 November 2018 14:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kementerian Pertanian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Perkebunan Jeruk (Foto: Kementan)
zoom-in-whitePerbesar
Perkebunan Jeruk (Foto: Kementan)
ADVERTISEMENT
Kementerian Pertanian (Kementan) bersama pemerintah daerah (pemda) Garut bersinergi membangun kawasan agrowisata jeruk guna meningkatkan nilai tambah dan kesejahteraan masyarakat pedesaan khususnya petani. Sinergi ini sejalan dengan pemda Garut belakangan ini sedang gencar menggalakkan model pengembangan pariwisata terintegrasi dengan pertanian (agrowisata).
ADVERTISEMENT
“Ini adalah salah satu terobosan agar pengembangan pertanian berdampak langsung atau transaksi ekonomi dari kegiatan pariwisata kepada petani atau masyarakat desa,” demikian dikatakan Direktur Jenderal Hortikultura, Suwandi, Senin (26/11).
Suwandi menjelaskan pengembangan agrowisata pun dimaksudkan agar kemajuan pariwisata Garut yang sangat menakjubkan tidak memudarkan pembangunan pertanian dan budaya agraris serta tidak merusak kelestarian alam dan lingkungan. Dengan demikian, ke depan sektor primer (pertanian) tidak semakin terpinggirkan dan ditinggalkan oleh generasi muda, tetapi sebaliknya semakin berkembang karena mendapatkan nilai tambah dari sentuhan sektor pariwisata
“Kami optimis ini bisa diwujudkan karena Garut memiliki potensi dan agroklimat yang cocok untuk pengembangan Jeruk. Di samping itu kemauan para petaninya sangat mendukung untuk melakukan budidaya, sehingga perlu adanya perhatian dan sinergitas antara pemda kabupaten, pemda provinsi dan pemerintah pusat tentunya dalam pemengembangan kawasan Jeruk garut yg berorientasi ke arah agrowisata,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Perlu diketahui, dari berbagai potensi agrowisata yang dimiliki, potensi unggulan utama pengembangan agrowisata di Kampung Garogol Desa Padaasih, Kecamatan Pasirwangi. Daerah ini memiliki komoditas tanaman jeruk sebagai komoditas unggulannya. Tanaman jeruk, khususnya jeruk Siam, diusahakan oleh hampir seluruh penduduk desa sehingga menjadi mata pencaharian dan sumber ekonomi yang sangat penting bagi masyarakat.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Suhartono mengungkapkan kegairahan dan pendapatan petani jeruk akan semakin meningkat apabila kegiatan pertanian utama tersebut dijadikan sebagai basis pengembangan agrowisata dipadukan dengan berbagai potensi agrowisata lainnya yang ada di Desa Padaasih. Agrowisata jeruk yang memiliki luas kebun kurang lebih 2 Hektare di Desa Padaasih ini diberi nama Wahana Kampung Jeruk.
“Pemda Garut telah memfasilitasi pembangunan Gazebo sebanyak 3 unit dan telah dbangun pagar-pagar dari bambu serta telah dibuat kontur lahan berundak untuk mempermudah pengunjung datang ke lokasi agrowisata ini,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
“Pada lahan ini terdapat kurang lebih 1.500 hektar tanaman jeruk jenis Siem dan Keprok yang telah berumur lebih dari 10 tahun,” pintanya.
Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Deni Nurdiana menambahkan di lokasi kebun jeruk seluas 1,5 hektar ini rencananya juga akan dijadikan agrowisata jeruk seperti Wahana Kampung Jeruk di Kecamatan Pasirwangi. Harapan ke depan akan semakin banyak dibangun agrowisata-agrowisata berbasis tanaman hortikultura lainnya selain jeruk.
“Dengan begitu, ke depan Garut semakin dikenal oleh wisatawan di Indonesia bahkan luar negeri,” harapnya.
Sementara itu, H. Asep, pemilik kebun menyebutkan saat ini tanaman jeruknya perlu dilakukan peremajaan karena sudah memasuki umur kurang produktif. Program pengembangan kawasan agrowisata jeruk sangat tepat dikembangkan agar budidaya jeruk petani kembali bergairah.
ADVERTISEMENT
“Kami sangat menyambut baik tentang rencana pemerintah melalui program pengembangan kawasan jeruk dari Ditjen Hortikultura untuk merehabilitasi kebun agrowisata ini,” katanya.
Direktur Buah dan Florikultura, Sarwo Edhy mengatakan saat ini Kementan fokus untuk mendukung pengembangan komoditas strategis salah satunya adalah jeruk. Jeruk merupakan komoditas buah-buahan yang bernilai ekonomi tinggi yang permintaannya terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk.
“Diharapkan dengan peningkatan produksi jeruk melalui program pengembangan kawasan ini, jeruk lokal Indonesia akan mampu bersaing dengan jeruk impor,” katanya.
Menurut Sarwo, sejak tahun 2012 hingga saat ini sudah lebih dari 18.000 hektar fasilitasi pengembangan kawasan jeruk di sentra-sentra produksi utama. Dukungan yang dilakukan Kementan ini memberikan dampak positif terhadap peningkatan produksi jeruk yang pada tahun 2012 sebesar 1,6 juta Ton meningkat menjadi 2,2 juta Ton pada tahun 2017 atau mengalami kenaikan sebesar 37,5%.
ADVERTISEMENT
“Untuk itu, kami sangat mendukung daerah yang antusias mengembangkan jeruk, salah satunya adalah Garut, dan konsep pengembangan agrowisata ini dapat dijadikan sebagai percontohan daerah lain,” tegasnya.
“Yang paling penting adalah bantuan dari pemerintah ini dapat memberikan manfaat bagi peningkatan pendapatan petani. Pengembangan agrowisata ini tentunya akan memberikan nilai tambah bagi petani dan jeruk Garut akan semakin dikenal,” sambung Sarwo.