Panen Raya di Pati Harga Jatuh 30%, Tim Sergap Langsung Turun Beli

Kementerian Pertanian
Akun resmi Kementrian Pertanian
Konten dari Pengguna
7 Februari 2018 17:44 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kementerian Pertanian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Masa panen raya padi di sebagian besar daerah harusnya dinikmati petani. Namun yang terjadi di Kabupaten Pati, Desa Wotan, sama nasibnya seperti Sukabumi yakni harga gabah jatuh Rp 3.800 hingga Rp 4.200 per kg. Atasi permasalahan ini Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Tim dari Kodim dan BRI langsung serap gabah petani (Sergap).
ADVERTISEMENT
Anjloknya harga gabah ini disampaikan Bupati mewakili suara petani kepada Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman pada acara panen raya padi di Desa Wotan, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Rabu 7 Februari 2017.
Hadir pada acara ini, Ketua KPPU Syarkawi Rauf, Komite-II DPD-RI Denty Widi Eka Pratiwi, Aster Kasad Mayjen TNI Supartodi, Bupati Pati, wakil Bulog, BRI, HKTI, KTNA, dan para petani.
Luas panen pada musim raya di Pati seluas 58 ribu hektare, di antaranya 1.700 hektare di Desa Wotan. Produktivitas padi jenis Impari tercatat 9,2 ton per ha.
com-Panen di Pati (Foto: Kementerian Pertanian)
Bupati Pati Haryanto mengatakan Kabupaten Pati dengan penduduk 1.2 juta jiwa, surplus beras 285 ribu ton pada 2017 dan diperkirakan surplus 350 ribu ton pada 2018, sehingga bisa memasok daerah lain. "Untuk mengisi stok Bulog lebih baik ambil dari Pati saja,” katanya di acara panen.
ADVERTISEMENT
Haryanto mengungkapkan perhatian Kementan sangat tinggi dalam meningkatkan produksi pangan di Pati. Contohnya seperti telah memberikan bantuan berupa benih, 515 unit alat mesin pertanian, rehabilitasi irigasi, asuransi usahatani dan berbagai bantuan lainnya.
"Terima kasih kepada Pak Mentan yang telah memberi banyak bantuan. Pak Mentan ini setahu saya sudah 3 kali ke Pati. Hingga Tahun 2017 Pati memperoleh penghargaan Ketahanan Pangan Peringkat III Nasional,” ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut Aster Kasad Mayjen TNI Supartodi menegaskan TNI mendukung penuh Program Upsus sehingga tidak mau petani merugi. Karena itu, petani tidak perlu takut akan harga gabah turun, sebab akan dibeli langsung oleh Tim Sergap.
“Petani jangan takut, hasil panen gabah langsung dibeli Pak Dandim dan Pak Babinsa bekerja sama dengan Bulog. TNI mendukung penuh program Upsus dan kami tidak mau petani rugi,” tegasnya.
ADVERTISEMENT
"Ini buktinya, Kementan bersama BRI, TNI, dan Bulog langsung serap gabah di sawah dan sudah bawa uang, dibayar tunai Rp 22 juta,” sambung dia.
Selanjutnya Komite II DPD-RI, Denty Widi Eka Pratiwi optimis bahwa produksi padi di Pati tahun ini surplus. Bahkan Pati siap ekspor.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah Yuni Astuti mengatakan Jawa Tengah memasuki panen raya padi Februari 2018 seluas 328 ribu hektare dan Maret seluas 293 ribu hektare. Harga Gabah di Jawa Tengah semula pernah Rp 5.500 hingga Rp 6.000, kini menjadi Rp 4.000 sampai Rp 4.500 per kg.
Pada sisi hilirnya, musim panen raya ini, beras sudah masuk ke pasar dan berdampak turunnya harga di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC). Hal ini diungkapkan Dirut Food Station Tjipinang Jaya, Arief Prasetyo Adi bahwa sejak 26 Januari hingga sekarang beras sudah turun sekitar Rp 400 hingga Rp 625 per kg.
ADVERTISEMENT