Bentrok di Kantor Gubernur Sultra Disusupi Pihak Lain

Konten Media Partner
13 Maret 2019 16:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapolres Kendari, AKBP Jemi Junaidi SIK, Rabu (13/03). Foto: Wiwid Abid Abadi/kendarinesiaid
zoom-in-whitePerbesar
Kapolres Kendari, AKBP Jemi Junaidi SIK, Rabu (13/03). Foto: Wiwid Abid Abadi/kendarinesiaid
ADVERTISEMENT
Kapolres Kendari, AKBP Jemi Junaidi SIK mengungkapkan, bahwa aksi demonstrasi yang berujung bentrok antara polisi dan pendemo di Kantor Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), pada Senin (11/3), disusupi pihak lain.
ADVERTISEMENT
Ia mengungkapkan, dalam aksi demontrasi yang berujung bentrok itu bukan lagi murni memperjuangan aspirasi masyarakat Wawoni, Kabupaten Konawe Kepulauan yang meminta Gubernur Sultra mencabut 15 IUP.
"Pastinya sudah disusupi dari orang lain. Yang jelas (aksi bentrokan) kemarin tidak murni tuntutan aspirasi," kata Jemi kepada wartawan di kantornya, Rabu (13/3). Namun, ia tak merinci secara pasti pihak lain mana yang dimaksut menyusupi aksi itu.
Jemi menjelaskan, awalnya demonstrasi di kantor Gubernur Sultra yang dilakukan BEM Teknik Universitas Halu Oleo (UHO) yang menuntut penjabutan 15 IUP di Wawonii berlangsung damai dan kondusif.
Para pendemo, kata dia, menyampaikan pendapatnya dengan tertib, sembari menunggu pihak Kepolisian menghadirkan Sekretaris Daerah (Sekda) dan Kadis ESDM Sultra untuk menemui massa.
ADVERTISEMENT
Namun tiba-tiba, sejumlah massa yang awalnya demo di Mapolda Sultra langsung berbelok arah ke kantor Gubernur dan langsung melakukan pelemparan ke arah pengamanan.
Kericuhan masa menolak tambang di pulau Wawonii benerapa waktu lalu, Foto: Dok. kendarinesiaid
"(Pendemo dari arah Mapolda Sultra) tidak tau masa dari mana, yang jelas itu bukan murni aksi penyampaian masyarakat Wawonii. Karena setiba di gubernuran langsung melakukan pelemparan," jelas Jemi.
"Massa dari Teknik tidak ikut melempari aparat, karena pada saat massa dari pihak lain tiba, Teknik langsung tarik diri," sambungnya.
Hal lain yang membuktikan, lanjut Jemi, ditangkapnya pelaku pengrusakan mobil dinas milik BPOM. Dimana, pelakunya bukan bagian dari mahasiswa maupun warga Wawonii.
Jemi menghimbau agar mahasiswa dapat menyampaikan aspirasinya dengan baik agar tak merugikan orang lain. Apalagi, saat ini sedang moment Pemilu.
ADVERTISEMENT
"Mahasiswa yang melakukan penyampaian pendapat agar berhati-hati karena ini dalam situasi pesta demokrasi Pemilu. Jangan sampai, unjuk rasa yang murni ini disusupi oleh aksi-aksi lain yang dapat merugikan diri sendiri dan situsi di Kendari," katanya.
Ia juga mengatakan bahwa telah melakukan pendekatan ke masyarakat Wawonii agar tak melakukan aksi lagi karena tuntutanya telah dipenuhi.
"Gubernur sebagai pimpinan tertinggi di daerah sudah memberikan press rilis bahwa 15 IUP sudah dibekukan.
Untuk ity saya berharap agar kiranya tidak usah lagi menyampaikan aspirasi karena tuntutan mereka sudah di akomodir sambil menunggu proses dari Kementrian," tutupnya.
---
Wiwid Abid Abadi