Diduga Asusila, Kepala SMA Negeri 9 Kendari Kembali Didemo Siswa dan Alumni

Konten Media Partner
19 Oktober 2020 13:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aksi demonstrasi sejumlah siswa dan alumni SMAN 9 Kendari di Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Sultra. Foto: Didul/kendarinesia.
zoom-in-whitePerbesar
Aksi demonstrasi sejumlah siswa dan alumni SMAN 9 Kendari di Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Sultra. Foto: Didul/kendarinesia.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sejumlah alumni dan siswa pada Senin (19/10) kembali melakukan aksi penolakan terhadap Aslan, Kepala SMA Negeri 9 Kendari yang baru ditempatkan di sekolah tersebut.
ADVERTISEMENT
Mereka melakukan aksinya di Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsis Sulawesi Tenggara. Selain membawa sejumlah poster berisi penolakan terhadap Aslan, mereka juga bergantian orasi.
"Kami kembali turun untuk menolak pengangkatan Aslan sebagai kepala SMAN 9 Kendari," kata Ketua Alumni SMAN 9 Kendari, Riqar Manaba dalam orasinya.
Menurut Riqar, pihaknya menolak Aslan menjadi kepala SMAN 9 Kendari karena diduga saat menjadi Kepala SKO Sultra pada 2017 lalu melakukan perbuatan asusila terhadap siswa di sekolah olahraga tersebut.
"Kami hanya ingin ketemu Pak Kadis (Dikbud) karena hanya Pak Kadis yang bisa mengambil kebijakan untuk mencabut surat keputusan pengangkatan Pak Aslan sebagai kepala sekolah di SMAN 9 Kendari," katanya.
Setelah lebih dari sejam berorasi dan sempat memeriksa sejumlah ruangan di Dikbud Sultra untuk mencari kepala dinas, massa aksi akhirnya ditemui Asrun Lio selaku kepala dinas yang sebelumnya mengikuti rapat paripurna di DPRD Sulawesi Tenggara.
ADVERTISEMENT
Di hadapan para demonstran, Asrun Lio menerima dokumen berisi sejumlah link pemberitaan dugaan kasus Aslan pada 2017 lalu.
"Silahkan serahkan apa yang dituntut. Hari ini ada bukti hukumnya, hari ini juga kita ganti," kata Asrun Lio.
Sebelumnya, pada 13 Oktober 2020 lalu para alumni dan siswa juga menggelar aksi penolakan di depan SMAN 9 Kendari saat acara pisah sambut kepala sekolah.
Saat itu, Aslan tak mau berbicara banyak saat dimintai tanggapan oleh awak media.
"Nanti dulu saya tanggapi ya, saya butuh ketenangan dulu," ujarnya.
Untuk diketahui, dugaan peristiwa pencabulan yang menyeret Aslan terjadi pada 2017 lalu. Saat itu Aslan yang masih menjabat sebagai Kepala SKO disebut melakukan tindakan asusila kepada siswinya.
ADVERTISEMENT
Para siswa saat itu sempat melakukan aksi mogok belajar dan berencana menggelar demonstrasi hingga ke Kantor Diknas Sultra. Namun, ketika itu aksi mereka berhasil diredam sejumlah guru dan pihak kepolisian. Dugaan kasus itu sendiri berakhir secara kekeluargaan.
~~~
Laporan: Didul Interisti