Eks Ketua KPU Sultra Cemas Anaknya Diisolasi di Asrama Mahasiswi Wuhan

Konten Media Partner
27 Januari 2020 10:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mantan Ketua KPU Sultra, Hidayatullah bersama sang anak Yayu Indah Maharani. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Mantan Ketua KPU Sultra, Hidayatullah bersama sang anak Yayu Indah Maharani. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Mewabahnya virus Corona di China membuat mantan Ketua KPU Sulawesi Tenggara (Sultra) periode 2013-2018, Hidayatullah, khawatir bukan kepalang.
ADVERTISEMENT
Bagaimana tidak, sang anak perempuannya, Yayu Indah Maharani (20), saat ini sedang terisolasi di asrama mahasiswa di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, akibat virus Corona.
Diketahui, anak pertamanya itu saat ini sedang  berkuliah di Fakultas Kedokteran Hubei University, Wuhan. Di kota itu, virus Corona sedang mewabah, dan banyak menimbulkan kematian.
Hidayatullah bercerita, anaknya sudah tiga bulan berada di negeri tirai bambu itu. Dia bilang, terkahir berkomunikasi dengan Yayu pada  Sabtu 25 Januari 2020 lalu. Meski kondisi Yayu sehat, namun Hidayatullah dan istri tak bisa menyembunyikan rasa khawatir terhadap anaknya.
"Syukur alhamdulillah, Yayu sehat walafiat. Sudah 3-4 hari ini, sejak gencar pemberitaan mewabahnya virus Corona, saya dan mamanya, Yayu, tidak bisa tidur nyenyak, makan pun tidak enak," kata Hidayatullah kepada wartawan, Senin (27/1).
ADVERTISEMENT
Setiap hari sejak pemberitaan virus corona, lanjut Dayat--sapaan akrab Hidayatullah--dia dan istrinya selalu terjaga di depan televisi untuk menunggu dan melakukan kontak  dengan pihak KBRI di Beijing, serta perhimpunan mahasiswa di sana.
"Segala informasi tentang virus Corona di sana kami pantau terus," ujarnya.
Yayu Indah Maharani. Foto: Istimewa
Dayat bilang, Yayu bercerita bahwa kondisi di Kota Wuhan sangat mencekam, kondisinya juga sangat sepi karena seluruh fasilitas umum seperti transportasi hingga pusat perbelanjaan ditutup oleh pemerintah setempat.
Kata Dayat, tak hanya Yayu, ada sekitar 10 mahasiswa asal Sulawesi Tenggara yang juga berkuliah di Kota Wuhan.
Para mahasiswa itu, lanjut dia, sedang berada di satu asrama dan tak boleh keluar.
"Sekarang saya fokus dan konsentrasi saja dengan KBRI di Beijing untuk selalu mengetahui perkembangan keadaan anak saya dan anak-anak Sultra lainnya yang menempuh pendidikan di sana," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Meski Yayu dan 10 mahasiswa asal Sultra dalam kondisi sehat, dia berharap kepada Pemerintah Indonesia untuk mengambil langkah secepatnya untuk memulangkan anaknya dan mahasiswa lain ke tanah air.
"Saya berharap pemerintah Indonesia, khususnya Presiden Joko Widodo dapat mengambil langkah cepat agar Yayu dan anak-anak Indonesia, khususnya yang berasal dari Sultra bisa dipulangkan dulu ke Tanah Air. Karena kami sebagai orang tua sangat khawatir,"
"Saya memantau informasinya, beberapa negara sudah berupaya memulangkan warganya dari Wuhan. Kami harap pemerintah Indonesia juga mengambil langkah itu secepatnya," harap Dayat.
Selain meminta agar anaknya dan mahasiswa lain di pulangkan, Dayat juga meminta jaminan kepada pemerintah Indonesia dan China untuk melindungi dan memastikan Yayu dan temannya tak terjangkit virus corona.
ADVERTISEMENT
Sebab, kata Dayat, anaknya dan mahasiswa lain sedang berada dalam kondisi yang mengkhawatirkan.
"Anak-anak kami di sana dalam kondisi kritis kemanusiaan, mereka membutuhkan perhatian kemanusiaan atau minimal doa buat mereka agar tetap terjaga, sehat, sabar dan dalam lindungan Allah SWT," pungkasnya.