Hipertensi, 504 Tenaga Kesehatan di Sultra Batal Vaksinasi

Konten Media Partner
2 Februari 2021 13:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Vaksin COVID-19 yang sudah tiba di kolaka utara langsung disimpan di dalam box khusus dengan terperatur suhu mencapai delapan derajat celcius. Foto: Lukman Budianto/kendarinesia.
zoom-in-whitePerbesar
Vaksin COVID-19 yang sudah tiba di kolaka utara langsung disimpan di dalam box khusus dengan terperatur suhu mencapai delapan derajat celcius. Foto: Lukman Budianto/kendarinesia.
ADVERTISEMENT
Program vaksinasi corona yang mulai dijalankan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), kepada seluruh tenaga kesehatan sejak Januari 2021 lalu rupanya belum berjalan optimal.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, dari 21.255 nakes yang terdaftar untuk mendapatkan vaksin corona, baru 2.705 yang telah divaksinasi tahap I dan II. Sementara sebanyak 504 batal mendapatkan vaksin.
Juru Bicara Satgas COVID-19, dr Wayonk Rabiul Awal, mengatakan banyak tenaga kesehatan yang batal mendapatkan vaksin akibat terkendala kondisi kesehatan, pada umumnya disebabkan oleh tekanan darah tinggi atau hipertensi.
“Ada juga sudah oke, tetapi pas di tempat dan dilakukan tensi tiba-tiba langsung naik, padahal sebelumnya normal-normal saja, dan tensi itu diukur secara objektif di lokasi vaksin, bukan dari pengakuan yang bersangkutan,” kata Wayonk, pada Selasa (02/02).
Dari data tabel grafik yang dirilis Tim Satgas COVID-19 Sultra, klasifikasi batal vaksin nakes per tanggal 27 Januari 2021 menunjukkan gangguan kesehatan hipertensi mencapai 15 %, disusul batal karena sedang hamil 8%, ISPA 7%, dan menyusui 4%.
ADVERTISEMENT
“Ini per tanggal 27 Januari datanya, setelahnya kami masih mendata karena vaksinasi masih on going,” bebernya.
Untuk diketahui, petunjuk teknis vaksinasi corona oleh Kementerian Kesehatan, penerima vaksin harus dalam keadaan sehat. Jika tekanan darah di atas 140/90 mmHg, maka vaksin corona tidak boleh dilakukan.