Ini Penjelasan BMKG Soal Penyebab Sering Terjadi Gempa Kecil di Sultra

Konten Media Partner
26 Maret 2019 13:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala BMKG Sultra, Rosa Amelia, Foto: Mufti/kendarinesiaid
zoom-in-whitePerbesar
Kepala BMKG Sultra, Rosa Amelia, Foto: Mufti/kendarinesiaid
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Rosa Amelia mengungkapkan penyebab gempa-gempa kecil yang sering menghantui Sulawesi Tenggara (Sultra). Ia menuturkan, salah satu penyebab utama terjadinya gempa bumi karena adanya sesar-sesar yang masih aktif.
ADVERTISEMENT
Rosa menjelaskan, untuk wilayah Sulawesi Tenggara sendiri tidak terdapat lempengan yang mengitarinya.
"Kalo kita agak keatas sedikit, lempengan ndak lewat di Sultra. Jadi, kalo kita Sulawesi Tenggara (gempa bumi) lebih banyak dipengaruhi oleh patahan atau sesar," kata Rosa Amelia, Kepala BMKG Stasiun Geofisika Kendari kepada kendarinesia, Senin (25/03).
Ia mengungkapkan, setidaknya ada 5 titik sesar yang terdata oleh pihaknya dan masih aktif di Sultra yakni Lawanopo, Kendari, Buton, Tolo di Laut Banda, dan Desa Sar Kolaka.
"Untuk Sulawesi Tenggara sendiri ada 5 sesar (yang diketahui) dan ada beberapa sesar-sesar lokal yang belum diketahui namanya," jelas Rosa 
Melihat data BMKG tahun lalu tepatnya 2018, tiap bulan terjadi gempa-gempa kecil. Gempa terbanyak tercatat dibulan September yang terjadi 175 kali. Namun hanya 4 kali yang dirasakan oleh masyarakat.
Kantor BMKG Sultra, Selasa (26/03). Foto: Mufti/kendarinesiaid
Sementara yang terendah sebanyak 28 kali, akan tetapi hanya 1 kali dirasakan oleh masyarakat. Tidak berhenti ditahun 2018, 2019 juga masih sering terjadi gempa.
ADVERTISEMENT
Data yang tercatat tahun ini dibulan Januari sebanyak 59 kali yang dirasakan sebanyak 5 kali, bulan Februari sebanyak 62 kali dengan jumlah yang dirasakan sebanyak 5 kali. Sementara Bulan Maret belum tercatat jumlah keseluruhan gempa.
"Jadi bulan Maret ini, ada beberapa kali gempa yang dirasakan di Kota Kendari relatif lebih (sering) daripada bulan Februari," jelas Rosa.
Potensi gempa akan terus ada, getaran yang terjadi pun bervariasi dengan jumlah tertinggi 4,4 skala richter. Sejauh ini belum pernah terjadi bencana alam maupun kerusakan akibat gempa bumi di Sultra.
Namun Kepala BMKG Stasiun Geofisika Kendari tetap menghimbau untuk tetap mengenali lingkungan masing-masing, mempelajari tentang kebencanaan serta potensi yang bisa terjadi di Sultra.
"Jadilah masyarakat yang sadar bencana, tetap waspada, tetap tenang beraktivitas seperti biasa," tutupnya.
ADVERTISEMENT
---
Mufti