Kakek di Kendari yang Tinggal di Bawah Tumpukan Seng Bekas Ditangani Pemkot

Konten Media Partner
19 Februari 2020 8:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kakek La Nggugu berusia 80 tahun tinggal di bawah tumpukan seng bekas lebih dari 30 tahun. Foto: Wiwid Abid Abadi/kendarinesia
zoom-in-whitePerbesar
Kakek La Nggugu berusia 80 tahun tinggal di bawah tumpukan seng bekas lebih dari 30 tahun. Foto: Wiwid Abid Abadi/kendarinesia
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kisah Kakek La Nggugu (80) yang tinggal di bawah tumpukan seng bekas selama lebih dari 30 tahun di Kelurahan Mangga Dua, Kecamatan Kendari, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), akhirnya sampai ke telinga Wali Kota Kendari, Sulkarnain.
ADVERTISEMENT
"Sejak beritanya sampai ke saya, saya langsung perintahkan Lurah, Camat setempat dan Dinsos untuk segera menangani. Jadi sedang kami tangani," jelas Sulkarnain kepada wartawan.
Sulkarnain bilang, pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari akan menawarkan beberapa alternatif untuk Kakek La Nggugu terkait tempat tinggal yang lebih layak.
Pertama, Pemkot menyediakan rumah di pemukiman yang ada di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Puuwatu. Alternatif itu ditempuh karena mengingat aktivitas Kakek La Nggugu sebagai pemulung.
"Apa nanti yang beliau inginkan. Ada beberapa alternatif yang kami tawarkan, tentu kita berharap apa yang selama ini beliau lakukan bisa tetap berjalan. Apakah nanti kita tawarkan untuk di bangunkan rumah di sekitar TPA, karena kegiatan beliau mulung, ya," katanya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Pemkot juga menyiapkan opsi tempat tinggal lain yaitu di perumahan khusus milik Pemkot Kendari yang ada di Kelurahan Purirano, Kecamatan Kendari.
Wali Kota Kendari, Sulkarnain K. Foto: Wiwid Abid Abadi/kendarinesia
Selain kedua opsi tersebut, Pemkot juga sedang mempertimbangkan membangunkan rumah yang lebih layak di sekitar tempat tinggal Kake La Nggugu. Tapi, Pemkot akan lebih dulu memastikan apakah tanah yang ditempati Kake La Nggugu itu tidak bermasalah.
"Makanya kita akan pastikan dulu, lahannya clear tidak, jangan sampai kita sudah bangunkan, lahannya tidak clear. Tapi, dua alternatif tadi jauh lebih baik menurut saya. Tapi masih bentuk tawaran, ya,  dan tergantung juga yang bersangkutan," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Kakek La Nggugu sudah lebih dari 30 tahun tinggal di bawah tumpukan seng bekas sebatang kara. Sehari hari, Kakek La Nggugu berkerja sebagai pemulung dan petugas kebersihan di warung - warung makan.
ADVERTISEMENT
Dikunjungi kendarinesia, Senin (17/2), tempat tinggal La Nggugu memang tak layak disebut rumah, tapi lebih tepat disebut tumpukan seng bekas.
Tempat tinggalnya terbuat dari gundukan tanah yang ia gali, lalu di atasnya ia tumpuk seng - seng bekas sebagai atapnya. Jarak antara atap dan lantai hanya bisa untuk baring. Jadi, La Nggugu harus merayap untuk masuk ke dalam tempat tinggalnya.
Tempat tinggal La Nggugu hanya ia gunakan saat malam mulai tiba, dan keluar saat pagi menjelang. Tempatnya itu hanya ia gunakan saat tubuhnya lelah dan butuh tempat untuk merebahkan badan.