news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kepala SMAN 9 Kendari Bantah Tuduhan Selaku Kepsek Cabul, Minta Alumni Buktikan

Konten Media Partner
21 Oktober 2020 14:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala SMAN 9 Kendari Dr Aslan, saat ditemui di Polda Sultra. Foto: Deden Saputra/kendarinesia.
zoom-in-whitePerbesar
Kepala SMAN 9 Kendari Dr Aslan, saat ditemui di Polda Sultra. Foto: Deden Saputra/kendarinesia.
ADVERTISEMENT
Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN 9 Kendari, Dr Aslan akhirnya buka suara terkait aksi demonstrasi dari Ikatan Alumni (IKA) SMAN 9 Kendari yang menuntut agar Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mencopotnya dari jabatan kepala sekolah.
ADVERTISEMENT
Aslan mengatakan, apa yang dituduhkan oleh IKA SMAN 9 Kendari terkait dugaan asusila pada 2017 silam yang menyeret namanya saat masih menjabat sebagai Kepala Sekolah Keberbakatan Olahraga (SKO), tidaklah benar.
"Saya juga mengingatkan kepada Ikatan alumni yang sempat melakukan aksi beberapa waktu lalu, agar terlebih dahulu mengakuratkan datanya kemudian disampaikan kepada penentu kebijakan di daerah ini, ataupun laporkan saya kepolisian jikalau betul saya melakukan pencabulan," jelasnya.
Lanjutnya, tuduhan terhadap dirinya merupakan sebuah fitnah/isu yang sengaja digiring oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab serta tidak senang melihatnya dilantik sebagai kepala SMAN 9 Kendari.
"Saya kira ini hanya konspirasi orang-orang yang tidak menerima saya sebagai Kepala SMAN 9 Kendari, kalau memang saya kepsek cabul tolong dibuktikan data-datanya jangan hanya menuding tanpa data dan jangan mengada-ngada," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Membantah Tudingan Kepsek Cabul
Selain membantah tudingan terhadap dirinya sebagai kepsek cabul. Aslan juga mengatakan bahwa dugaan kasus asusila yang pernah menyeret namanya sudah diselesaikan secara kekeluargaan karena menurutnya banyak yang dipelintir terkait dugaan pencabulan pada 2017 silam itu.
"Memang saya mengantar siswi, tapi untuk ke lokasi latihan dayung, termasuk di Kendari Beach itu kita hanya singgah makan dan setelah itu langsung pulang," ungkapnya.
"Ini lah yang diplintir atau didesain sedemikian rupa bahwa saya melakukan tindakan asusila itu. Sebelumnya, saya juga sudah minta maaf kepada siswi bersangkutan dan keluarganya," tambahnya.
Aksi demonstrasi sejumlah siswa dan alumni SMAN 9 Kendari di Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Sultra. Foto: Didul/kendarinesia.
Ia juga mengatakan setelah dugaan asusila yang menyeretnya ia lalu dipindah tugaskan ke SMAN 10 Kendari menjadi guru biasa selama tiga tahun.
ADVERTISEMENT
"Selama jadi guru saya tidak pernah dipermasalahkan. Jadi kalau ada yang salah, silakan proses secara hukum," tuturnya.
Merasa dirugikan, Aslan tidak tinggal diam, ia melaporkan kasus pencemaran nama baik yang dilakukan para demonstran ke Polda Sultra.
"Tadi saya sudah masukan laporan, sementara saya masih mengumpulkan bukti-bukti tindakan pencemaran nama baik ke Polda Sultra," lanjutnya.
Awal Mula Dugaan Pencabulan
Untuk diketahui, dugaan peristiwa pencabulan yang menyeret Aslan terjadi pada 2017 lalu. Saat itu Aslan yang masih menjabat sebagai Kepala SKO disebut melakukan tindakan asusila kepada siswinya.
Para siswa saat itu sempat melakukan aksi mogok belajar dan berencana menggelar demonstrasi hingga ke Kantor Diknas Sultra. Namun, ketika itu aksi mereka berhasil diredam sejumlah guru dan pihak kepolisian. Dugaan kasus itu sendiri berakhir secara kekeluargaan.
ADVERTISEMENT
~~~
Laporan: Deden Saputra