Kisah Kakek 85 Tahun di Sultra: Sarjana dengan IPK Sangat Memuaskan

Konten Media Partner
20 November 2019 9:24 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
La Ode Muhammad Sidik mengenakan toga di ruang tamu rumahnya yang beralamat di Kelurahan Wameo, Kecamatan Batupoaro, Kota Baubau. Foto: Rusman/kendarinesia.
zoom-in-whitePerbesar
La Ode Muhammad Sidik mengenakan toga di ruang tamu rumahnya yang beralamat di Kelurahan Wameo, Kecamatan Batupoaro, Kota Baubau. Foto: Rusman/kendarinesia.
ADVERTISEMENT
Ada yang berbeda saat wisuda Sarjana di Universitas Muhammadiyah Buton (UMB) tahun ini. 'Tak ada kata tua untuk menuntut ilmu', mungkin itulah kalimat yang tepat dan patut diberikan kepada seorang kakek di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara.
ADVERTISEMENT
La Ode Muhammad Sidik, di usianya yang mulai senja, dirinya masih terus berjuang menuntut ilmu dan berhasil meraih gelar sarjananya di usia yang kini menginjak 85 tahun.
Kakek Sidik di tahun 1999 silam telah menyelesaikan program kuliah Diploma Tiga (D-3) Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Halu Oleo. Kini di usianya yang hampir satu abad, kembali meraih gelar sarjananya tingkat Strata Satu (S-1) dengan jurusan yang sama pada pada acara wisuda Sarjana angkatan XIV Universitas Muhammadiyah Buton (UMB).
Sidik mengungkapkan, selama proses perkuliahan, dirinya selalu mengikuti proses perkuliahan selayaknya mahasiswa lainnya tanpa mendapat perlakuan yamg istimewa walaupun usianya yang cukup tua.
"Selama kuliah dari tahun 2012 sampai 2014 saya ikut kuliah seperti yang lain. Tidak ada yang diistimewakan," ucap Kakek Sidik saat ditemui kendarinesia di kediamannya, Rabu (20/11).
ADVERTISEMENT
Memasuki masa akhir kuliah, kakek Sidik sempat terhenti dan tidak bisa melanjutkan kuliah ke jenjang skripsi karena kondisi kesehatannya terganggu dan disarankan beristirahat oleh dokter karena divonis mengidap penyakit prostat.
"Persis selesai saya KKN 2014, saya sakit. Teman-teman saya mereka lanjut mi sampai wisuda. Saya tidak. Kemudian saya suruh anakku mintakan cuti akademik," tuturnya.
La Ode Muhammad Sidik, bersama salah satu anaknya Wa Ode Rasnawati Sidik. Foto: Rusman/kendarinesia.
Tahun 2019 Kakek Sidik diperbolehkan untuk menyelesaikan kuliah. Dengan semangat yang tinggi pria paruh baya ini menyelesaikan kuliah hingga tuntas.
Ditanya soal alasan melanjutkan pendidikannya, kakek 9 anak dengan 15 cucu dan 5 orang cicit itu mengaku termotivasi untuk kuliah hanya karena teringat dengan perkataan Nabi Muhammad SAW.
"Saya hanya sesuai dengan perkataan Nabi kalau kita harus menuntut ilmu sampai ke liang lahat, kemudian juga dukungan dari anakku," kata Sidik.
ADVERTISEMENT
Saat melaksanakan wisuda, La Ode Muhammad Sidik juga merupakan wisudawan tertua mendapat predikat kategori sangat memuaskan dengan IPK 3,5 dengan judul Skripsi 'Mengkaji Puisi Wolio Buton Dalam Sastra Indonesia' di Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan.
Dirinya berharap agar para generasi muda saat ini tidak pernah putus asa dalam mengejar pendidikan. Menurutnya, ilmu merupakan hal yang sangat penting di dunia ini.
Dia juga berpesan agar para generasi muda yang ada di Indonesia khususnya di Buton dapat menjadi generasi yang handal dan memiliki intelektual yamg tinggi.
"Jangan kita pandang usia kalau mau cari ilmu. Selagi masih ada kemauan jangan ditahan," tandasnya.