Pelaku Pengeroyokan Tiga Remaja Putri di Muna, Sultra Ditangkap Polisi

Konten Media Partner
18 Oktober 2019 15:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapolres Muna, AKBP Debby Asri Nugroho (kanan) bersma Kasat Reskrim, AKP Muhammad Ogen Sairi. Foto: Arto Rasyid/kendarinesia.
zoom-in-whitePerbesar
Kapolres Muna, AKBP Debby Asri Nugroho (kanan) bersma Kasat Reskrim, AKP Muhammad Ogen Sairi. Foto: Arto Rasyid/kendarinesia.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seorang ibu rumah tangga, DR alias MA (47) bersama anaknya, AM alias LS (17) pelaku penganiayaan terhadap tiga remaja yakni Sinta, Leksa dan Puteri yang sempat viral dimedia sosial beberapa waktu lalu, akhirnya diciduk Satuan Reserse dan Kriminal Polres Muna.
ADVERTISEMENT
Keduanya berhasil diciduk pada 11 Oktober 2019, sekitar pukul 20.30 Wita di sekitar Pelabuhan Nusantara Raha, sementara AC kakak lelaki AM yang juga pelaku penganiayaan masih buron tengah dilakukan pengejaran oleh pihak kepolisian.
Kapolres Muna, AKBP Debby Asri Nugroho melalui Kasat Reskrim, AKP Muhammad Ogen Sairi menerangkan, penangkapan para pelaku dilakukan berdasarkan Laporan Polisi Nomor : LP/225/X/2019/SULTRA/RES MUNA/SPKT, tanggal 05 Oktober 2019.
Dalam Perkara Dugaan tindak pidana kekerasan fisik terhadap anak dan atau pengeroyokan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 80 Ayat (1) Jo Pasal 76C UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan atau Pasal 170 Ayat (2) Ke-1 KUHP.
"Ancaman hukumannya itu diatas tiga tahun penjara, dan saat ini kedua pelaku ibu dan anak sudah dilakukan penahanan di rutan Mako Polres Muna," ujar Ogen saat ditemui diruang kerjanya, Jumat (18/10).
DR alias MA (47), saat mengeroyok Sinta. dimana saat itu korban sudah tersungkur jatuh di lantai sekolah. Foto: tangkapan layar video.
Peristiwa pemukulan itu terjadi terjadi pada Kamis (3/10) sekitar pukul 15.00 wita, saat itu korban Sinta, Leksa dan Puteri bersama sejumlah temannya sedang makan rujak dirumah kerabat mereka bernama Zurah di Desa Ghonsume, Kecamatan Duruka, Kabupaten Muna.
ADVERTISEMENT
Tidak lama berselang, ketiga korban mendengar suara keributan yang terjadi di depan rumah Zuhrah, penasaran akan hal itu ketiganya langsung menuju sumber suara. Namun tiba-tiba korban Sinta melihat dan mendengar pelaku AC teriak "mana teman-temanmu!" sambil berlari menuju kearah korban.
Sinta, Leksa dan Puteri yang panik seketika berlari kehalaman SDN 5 Ghongsume. Pelaku LS yang turut mengejar korban dengan memegang batu meneriaki ketiga korban untuk berhenti. LS lalu menghampiri Sinta dan langsung memukul wajah bagian kiri sebanyak sekali yang menyebabkan kepala korban terbentur ditembok ruangan kelas.
"Pelaku LS kemudian menarik dengan keras rambut Sinta menggunakan tangan kiri, sembari memukul wajah korban sebanyak tiga kali menggunakan tangan kanannya, serta menendang paha kiri korban," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, pelaku lain AC yang tidak lain merupakan kakak LS menendang bagian wajah Puteri di tengah lapangan sekolah sebanyak. Tak hanya sampai disitu, Sinta juga mendapatkan tendangan pada bagian perutnya hingga korban jatuh tersungkur.
Tak puas, AC lantas kembali melayangkan pukulan sampai mengenai bagian kepala korban Sinta. Setelah itu AC kembali menarik rambut korban dan menendang pada bagian kepalanya, Sinta pun berusaha untuk melarikan diri dari aksi brutal sekeluarga itu, namun AC dan ibunya DR terus mengejar Sinta.
DR yang berhasil menciduk Sinta kemudian memeluk dan memukul bagian wajah korban sebanyak sekali, serta memukul bagian punggung sebanyak empat kali. DR kemudian mendorong Sinta hingga kembali terjatuh dan dalam posisi tengkurap pelaku AC datang menginjak punggung korban.
ADVERTISEMENT
"Sinta kembali berusaha lari dan melihat pelapor LS memukul Puteri dan Leksa masing-masing sebanyak sekali pada bagian wajah," ungkap Muh Ogen.
Dari hasil pemeriksaan sementara, aksi pemukulan ini dilatar belakangi kemarahan DR bersama kedua anaknya yang telah menuding ketiga remaja itu mengajak kabur anaknya bernama Aulia.
Arto Rasyid