Perjuangan Murid SD di Lasusua, Kolaka Utara Lalui Jembatan Roboh ke Sekolah

Konten Media Partner
25 Oktober 2022 13:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Siswa Sekolah Dasar di Kolaka Utara sedang melintasi jembatan yang roboh akibat dimakan usia. Foto: Lukman Budianto/kendarinesia.
zoom-in-whitePerbesar
Siswa Sekolah Dasar di Kolaka Utara sedang melintasi jembatan yang roboh akibat dimakan usia. Foto: Lukman Budianto/kendarinesia.
ADVERTISEMENT
Sejak tiga bulan terakhir, anak sekolah di Dusun Tolitoli, Desa Rante Limbong, Kecamatan Lasusua, Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) harus berjuang lebih keras untuk sampai ke sekolahnya.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya menempuh perjalanan lebih satu kilo meter, mereka juga harus melewati jembatan roboh. Padahal jembatan tersebut adalah satu-satunya akses warga dusun untuk ke kota.
Jika hujan baru saja turun, dan debit air sungai naik, puluhan anak sekolah di Dusun Tolitoli harus rela tak bersekolah.
Farel, salah satu murid SD di daerah tersebut mengatakan, gurunya di sekolah sudah memaklumi jika hujan turun dan mereka tidak masuk sekolah.
"Kita izin bilang banjir besar lagi di sungai. Jadi kita tidak ke sekolah. Dimengertiji sama ibu guru sama pak guru," ujar Farel, siswa SDN 1 Rante Limbong, pada Senin (24/10) sembari memasang sepatunya setelah melewati sungai di area jembatan roboh.
Farel hari ini pulang sekolah bersama empat orang temannya. Mereka secara bersamaan melepas sepatu di bibir sungai. Beberapa orang memilih lewat jembatan roboh, karena debit air lagi turun, beberapa juga memilih menerobos aliran sungai.
Dua orang siswa sedang melintasi sungai saat hendak berangkat ke sekolah. Foto: Lukman Budianto/kendarinesia.
Arif, salah satu orang tua murid yang menjemput anaknya di jembatan mengatakan, sejak jembatan rusak karena banjir, bukan hanya aktivitas anak sekolah yang terganggu.
ADVERTISEMENT
Secara keseluruhan masyarakat di Dusun Tolitoli yang berjumlah kurang lebih 20 kepala keluarga aktivitasnya juga terganggu.
"Kita ini di dalam kan cari uang di luar semua. Jadi harus kita lewati ini sungai. Ini untung nda hujan. Kalau hujan kita tidak bisa kemana-mana lagi. Harus tunggu surut dulu," ucap Arif.
Kades Rante Limbong, Azmal yang dihubungi menuturkan, pihaknya sudah mengusulkan dan berupaya membuat jembatan permanen. Pasalnya jembatan yang rusak hanya jembatan sementara. Hanya saja tahun kemarin anggaran menurut Azmal masih terserap di penanganan COVID-19.
"Kita sudah usulkan juga ke Pemda. Semoga ini bisa terealisasi. Sudah ada juga tim Pemda kemarin yang survei," terangnya.