Pilkada Serentak 2020: 3 Petahana di Sulawesi Tenggara Tumbang

Konten Media Partner
15 Desember 2020 13:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
DR. Muhammad Najib Husain (paling kanan/memegang mic) Saat Menjadi Pemateri Terkait Pilkada 2020. Foto: Didul/kendarinesia.
zoom-in-whitePerbesar
DR. Muhammad Najib Husain (paling kanan/memegang mic) Saat Menjadi Pemateri Terkait Pilkada 2020. Foto: Didul/kendarinesia.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan rekapan data website KPU pada 15 Desember 2020, pukul 10.00 Wita, seluruh Tempat Pemungutan Suara (TPS) tujuh kabupaten yang menggelar Pilkada Serentak 2020 di Sulawesi Tenggara telah masuk 100 persen. Dari data yang masuk menunjukkan tiga petahana, yakni Bupati Kolaka Timur, Wakatobi, dan Buton Utara kalah dari penantangnya masing-masing.
ADVERTISEMENT
Bupati Kolaka Timur, Tony Herbiansah yang berpasangan dengan Baharuddin ditumbangkan Samsul Bahri - Andi Merya. Tony yang merupakan Ketua DPW Nasdem Sulawesi Tenggara bersama Baharuddin hanya mengumpulkan 47,4 persen atau 34.465 suara. Angka ini kalah dari pasangan Samsul Bahri - Andi Merya dengan 52,6 persen atau 38.275 suara. Pada Pilkada Serentak 2015 lalu, Tony menang saat masih berpasangan dengan Andi Merya.
Lalu Bupati Wakatobi, Arhawi yang berpasangan dengan Hardin Laomo ditumbangkan Haliana - Ilmiati Daud. Arhawi yang merupakan Ketua DPD II Golkar Wakatobi bersama Hardin Laomo hanya mengumpulkan 48,8 persen atau 29.901 suara. Angka ini kalah dari pasangan Haliana - Ilmiati Daud dengan 51,6 persen atau 31.937 suara. Pada Pilkada Serentak 2015 lalu, Arhawi yang masih ditemani Ilmiati Daud berhasil mengalahkan Haliana.
ADVERTISEMENT
Kemudian Bupati Buton Utara, Abu Hasan dengan calon wakil barunya ditumbangkan Ridwan Zakariah - Ahali. Abu Hasan yang merupakan mantan Ketua DPD PDIP Sulawesi Tenggara bersama Suhuzu hanya berada diurutan kedua dari tiga calon dengan mengumpulkan 32,8 persen atau 13.607 suara. Angka ini kalah dari pasangan Ridwan - Ahali dengan 38,3 persen atau 15.887 suara. Pada Pilkada Serentak 2015 lalu, Abu Hasan mengalahkan Ridwan Zakariah sebagai petahana.
Menurut Pengamat Politik Sulawesi Tenggara, Muhammad Najib Husain, kekalahan petahana di tiga daerah ini disebabkan beberapap faktor.
"Perpecahan bupati dan wakil bupati sangat berimbas pada peta dukungan suara. Ditambah lagi figur kosong satu," terang Dosen FISIP, Universitas Halu Oleo Kendari ini melalui telepon selulernya.
ADVERTISEMENT
Faktor tim sukses paslon penantang yang bekerja rapi di masyarakat sebagai basis suara juga diakui najib sebagai penyebab kalahnya petahana.
"Terlihat masyarakat berbondong-bondong membantu calon. Artinya pergerakan masyarakat di tingkat bawah sangat kuat untuk mengalahkan petahana yang hanya bermain di tataran elit dan tidak mengakar di tingkat bawah," kata dosen yang juga mengajar di Pascasarjana Universitas Halu Oleo ini.
Selain hal tersebut, menurut Najib, faktor lain yang juga menjadi penyebab tumbangnya petahana karena program yang dibuat saat menjabat tidak dirasakan masyarakat bawah.
"Petahana mungkin bekerja tetapi programnya tidak sejalan dengan kebutuhan masyarakat," kata Najib.
Dari tujuh kabupaten yang menggelar pilkada di Sulawesi Tenggara, empat petahana berhasil mempertahankan posisinya, yakni Bupati Konawe Utara, Konawe Kepulauan, Konawe Selatan, dan Muna.
ADVERTISEMENT
~~~
Laporan: Didul Interisti