Soal Operasi Batita Kembar Siam di Kendari: Belum Ada Kejelasan

Konten Media Partner
23 Juli 2019 11:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Batita kembar siam, Aqila dan Azila. Foto: Lukman Budianto/kendarinesia.
zoom-in-whitePerbesar
Batita kembar siam, Aqila dan Azila. Foto: Lukman Budianto/kendarinesia.
ADVERTISEMENT
Sampai saat ini, belum ada kejelasan kapan batita kembar siam asal Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Aqila dan Azila, akan dioperasi.
ADVERTISEMENT
Kedua orang tua batita kembar siam itu masih menunggu hasil koordinasi pihak Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan pihak medis Rumah Sakit (RS) Abunawas Kendari. Namun hingga kini, belum ada kejelasan terkait kapan Aqila dan Azila bisa dibawa ke rumah sakit untuk dirawat.
"Kita sebenarnya hanya tunggu kepastian ini. Karena 'kan BPJS mau tanggung operasinya, waktunya ini kita tidak tahu karena dokter di (RS) Abunawas yang koordinasi sama dokter di Surabaya," ungkap Jayasrin (25 tahun), ayah Aqila dan Azila.
Karena ketidakjelasan tersebut, Jayasrin dan keluarga berencana kembali ke kampung orang tuanya di Desa Iwoimenda, Kecamatan Iwoimenda, Kolaka Utara.
"Di sini saya sudah hilang pekerjaan. Mumpung musim cengkeh, saya pulang memetik cengkeh di kampung," kata Jayasrin di rumahnya di Kelurahan Pondambea, Kecamatan Kadia, Kota Kendari, (23/7).
ADVERTISEMENT
Tim kendarinesia pun telah berupaya mengonfirmasi dr. Yeni, dokter di RS Abunawas yang menangani batita kembar siam tersebut. Namun hingga kini, belum direspons.
Batita kembar siam asal Kendari. Foto: Lukman Budianto/kendarinesia.
Jayasrin menjelaskan, dr. Yeni telah menyampaikan bahwa sebelum dioperasi, si batita akan lebih dulu menjalani fisioterapi selama seminggu. Setelah proses fisioterapi dan kondisinya stabil, Aqila dan Azila baru bisa melakukan operasi pemisahan dan cangkok hati. Setelah itu, masih dibutuhkan proses pemulihan selama berbulan-bulan.
"Kata dokter itu, bisa sampai satu tahun pemulihannya," ujar Jayasrin.
Jayasrin telah mendapat dukungan dari beberapa anggota DPRD Sultra, hingga istri Gubernur Sultra, Agista Ali Mazi.
"Semua itu bilang minta dihubungi kalau mau berangkat. Tapi masalahnya ini kapan berangkatnya kita nda tahu karena semua yang tahu itu orang rumah sakit," keluh Jayasrin.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, dr. Yeni mengatakan, biaya operasi pemisahan batita kembar ditaksir mencapai Rp 1 miliar. Biaya tersebut di luar biaya perawatan dan fisioterapi.
"Cuma satu saya minta sebenarnya, orang BPJS, rumah sakit, terbuka sama kita ini. Karena nda ada kita tahu. Kalau pun tidak bisa ditanggung biayanya, terbuka supaya kita bisa juga cari jalan lain," terang Jayasrin.