Tekan Angka COVID-19, Pemkot Skrining Massal Karyawan Swasta di Kendari

Konten Media Partner
16 Desember 2020 12:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Walikota Kendari, Sulkarnain Kadir. Foto: Nina Piratnasari / kendarinesia.
zoom-in-whitePerbesar
Walikota Kendari, Sulkarnain Kadir. Foto: Nina Piratnasari / kendarinesia.
ADVERTISEMENT
Pemerintah terus berupaya menekan angka pasien positif COVID-19 di Kota Kendari. Hal ini ditunjukan dengan dilakukannya skrining massal yang menyasar karyawan swasta baik rumah makan, perhotelan, maupun lainnya di Kota Kendari.
ADVERTISEMENT
Walikota Kendari, Sulkarnain Kadir, mengatakan jika persentase pelaksanaan skrining massal dengan metode swab antigen kepada seluruh pelaku usaha di Kota Kendari telah mencapai 50%.
"Sudah 50%, dan kelihatan sekali hasilnya. Baru 50% saja angkanya sudah sangat jauh turun, ini artinya kebijakan yang kita ambil sejauh ini efektif, mudah-mudahan nanti kalau sudah 100% bisa teratasi," kata Sulkarnain, Selasa (15/12).
Ia juga mengatakan dalam menyukseskan program tersebut, pihaknya terus melakukan komunikasi kepada pimpinan perusahaan swasta di Kota Kendari, agar berpartisipasi dalam upaya pemerintah memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
"Meskipun sebagian perusahaan ada yang ingin melakukan secara mandiri kepada karyawannya. Itu tidak masalah, yang penting tujuan kita sama, yakni memutus mata rantai penyebaran COVID-19," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya skrining massal ini mampu menurunkan angka pasien positif COVID-19 di Kota Kendari. Hal ini terbukti dengan sisa 254 pasien yang masih dalam perawatan, berdasarkan data dari Satuan Gugus Tugas COVID-19.
"Sejauh ini kan cukup efektif, kemarin tinggal 254 pasien positif kita di Kota Kendari, sudah sangat jauh berkurang dari bulan September yang lalu, kalau sudah selesai pelaku usaha (karyawan), nanti kita lihat bagaimana polanya untuk masyarakat umum, yang jelas tetap gratis," paparnya.
"Tentu kita belum bisa berharap bahwa ini akan nol di satu atau dua bulan ke depan, karena aktivitas masyarakat tidak bisa kita hentikan 100%, karena akan berdampak terhadap situasi ekonomi kita," pungkasnya.
~~~
Laporan: Nina Piratnasari