Zona Merah, Sekolah di Kendari Belum Diizinkan Belajar Tatap Muka

Konten Media Partner
22 Oktober 2020 14:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Guru memberikan pengarahan kepada murid pada hari pertama masuk sekolah di SDN 11 Marunggi, Pariaman, Sumatera Barat. Foto: Iggoy El Fitra/Antarafoto/kumparan.
zoom-in-whitePerbesar
Guru memberikan pengarahan kepada murid pada hari pertama masuk sekolah di SDN 11 Marunggi, Pariaman, Sumatera Barat. Foto: Iggoy El Fitra/Antarafoto/kumparan.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), melalui Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikmudora), belum mengizinkan proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara tatap muka untuk sekolah di Kendari.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Dikmudora, Makmur mengungkapkan bahwa situasi Kota Kendari yang masih dalam zona merah penyebaran COVID-19 menjadi alasan pembelajaran di sekolah-sekolah belum dibuka kembali.
"Sampai sekarang kan Pemerintah Kota belum memberi izin untuk membuka sekolah secara tatap muka, jadi tentu saja kita pembelajarannya tetap daring dan luring. Kita mengutamakan kesehatan sesuai anjuran Walikota," jelasnya saat ditemui diruang kerjanya, pada Rabu (21/10).
Selain itu kata Makmur, pihaknya juga menerapkan metode luring dengan memanggil siswa datang ke sekolah secara bertahap dan berkelompok dengan jumlah tertentu namun tetap mengutamakan protokol kesehatan.
"Ada program yang namanya metode luring, metode luring ini sekolah membuka pos layanan pendidikan di sekolah, disitu ada materi ajar yang disampaikan guru, bisa juga siswa diundang datang satu-satu atau perwakilan orang tua kemudian dijelaskan materinya," bebernya.
epala Dinas Dikmudora, Makmur. Foto: Nina Piratnasari/kendarinesia.
Tidak hanya itu, kata Makmur, pihaknya memberikan kemudahan kepada siswa yang memiliki keterbatasan menggunakan aplikasi dalam proses belajar mengajar dan siswa yang tidak bisa mengumpulkan tugas sekolah agar guru mengunjungi langsung kerumah siswa.
ADVERTISEMENT
"Ada juga yang namanya home visite atau guru kunjung, guru yang berkunjung ke rumah siswa tetapi sebelum melakukan kunjungan guru harus memetakan siapa-siapa siswanya yang tidak bisa daring atau luring," tambahnya.
Makmur juga mengatakan walaupun metode pembelajaran daring dan luring mempunyai banyak kelemahan, akan tetapi masyarakat menjadi lebih terbuka dan menghargai profesi guru.
"Masyarakat terbuka sekarang bahwasanya profesi guru itu luar biasa, tidak sembarang orang bisa menjadi guru," tutupnya.