500 Ton Beras Rusak, Mahasiswa Datangi Kantor Bulog

Konten Media Partner
4 Januari 2020 11:14 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mahasiswa ditemui Ka. Bulog Tanjungpinang. Foto: Ismail/kepripedia.com
zoom-in-whitePerbesar
Mahasiswa ditemui Ka. Bulog Tanjungpinang. Foto: Ismail/kepripedia.com
ADVERTISEMENT
Mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Pemuda Melayu Kepulauan (Garuda Melaka) melakukan aksi protes di Kantor Badan Usaha Logistik (Bulog) Subdivre Tanjungpinang, Jalan Ahmad Yani KM 5, Jumat (3/1) pagi.
ADVERTISEMENT
Aksi yang dilakukan sejumlah mahasiswa ini merupakan bentuk protes atas adanya kebijakan pelelangan beras rusak sebanyak 500 ton yang diduga ditumpuk di Gudang Bulog.
Para mahasiswa menuntut agar Kepala Bulog Subdivre Tanjungpinang bertanggungjawab atas persoalan itu.
Koordinator aksi, Beni Okta menyampaikan, sebelumnya memang ada polemik terkait 500 ton beras yang rusak akibat ditumpuk di gudang Bulog. Namun, rencananya beras itu akan dimusnahkan.
Tapi, ada pula kebijakan lain yang diputuskan bahawa beras-beras itu akan dilelang dengan harga yang sangat murah.
"Kami menuntut agar kepala bulog cabang Tanjungpinang dicopot dari jabatannya, karena dinilai gagal menjadi pimpinan dan gagal mengelola beras yang menyebabkan penumpukan 500 ton beras," katanya, usai aksinya di depan kantor Bulog Tanjungpinang, Jum'at (3/1).
ADVERTISEMENT
Seharusnya sebelum beras-beras itu rusak akibat ditimbun terlalu lama di gudang pihak Bulog dapat membagikannya kepada masyarakat yang membutuhkan. Sehingga, tidak terjadi pemubaziran beras hingga kualitas beras itu menurun dan tidak dapat ikonsumsi oleh manusia dan hewan.
"Dalam undang-undang kementerian pertanian ada waktu 3-4 bulan mutu beras akan turun," katanya.
Selain itu, Beni juga turut menyampaikan kekecawaanya akibat nilai beras yang dilelang tersebut akhirnya tuurn drastis. Yakni, Rp 1.172 per kilogram dari harga normalnya Rp 8.600 per kilogram.
"Jika dijual normal senilai Rp 4 miliar, tapi sekarang nilainya dilelang pada perusahaan lem hanya Rp 400-500 juta," paparnya.
Sementara itu, Kepala Cabang Bulog Subdivre Tanjunngpinang, Edison mengatakan pelelangan beras tersebut saat ini sedang berlangsung di Bulog Pusat, dan pihaknya belum menerima instruksi selanjutnya terkait beras yang 500 ton tersebut.
ADVERTISEMENT
"Awalnya mau dimusnahkan, tapi akhirnya dijual dengan cara dilelang," katanya
Beras yang dilelang itu juga tidak untuk dikonsumsi untuk manusia atau hewan, melainkan untuk Industri seperti etanol dan industri non pakan dan non pangan lainnya.
"Harga lelangnya kami tidak tahu karena semua kebijakanya berada di pusat, mungkin informasi harga yang didapatkan oleh mahasiswa itu dari media-media, kalau informasi dari kami langsung dari pusat atau rilis," sebutnya.