63 Ribu Warga Cina 'Serbu' Tanjungpinang Sepanjang 2019

Konten Media Partner
30 Desember 2019 16:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
WNA saat berada di Pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjungpinang. Foto : Ismail/kepripedia.com
zoom-in-whitePerbesar
WNA saat berada di Pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjungpinang. Foto : Ismail/kepripedia.com
ADVERTISEMENT
Kantor Imigrasi (Kanim) Kelas I Tanjungpinang merilis data kedatangan Warga Negara Asing (WNA) yang masuk ke Kota Tanjungpinang sepanjang 2019, tercatat sebanyak 154.569 WNA masuk melalui Pelabuhan Sri Bintan Pura (SBP).
ADVERTISEMENT
Dari jumlah kedatangan WNA tersebut, sebanyak 63.627 WNA berasal dari Negara Cina.
Kepala Kanim Kelas I Tanjungpinang, Hongky Juanda mengutarakan, jumlah kedatangan WNA melalui Pelabuhan SBP mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Pada 2018 lalu, jumlahnya sebanyak 141.357 orang. Sementara WNA Cina sebamyak 55.013 orang.
"Untuk tahun 2019 ini jumlah kedatangan yang paling dominan dari kebangsaan Cina," ungkapnya, Senin (30/12).
Selain itu, lanjut Hongky, jumlah keberangkatan melalui Pelabuhan SBP pada 2019 juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Yakni, untuk WNA sebanyak 150.021 orang atau naik 10.928 dibandingkan 2018.
"Jumlah keberangkatan WNA pada 2018 sekitar 139.093 orang," ujarnya.
Selain Cina warga negara yang paling dominan datang ke Tanjungpinang yakni Singapura dan Malaysia. Jumlah keduanya yakni, Singapura sebanyak 61.332 dan Malaysia 12.884 orang.
ADVERTISEMENT
"Paling dominan tujuan para WNA untuk pariwisata," ucapnya.
Disamping itu, ia juga menegaskan, selain menerima kedatangan WNA, pihaknya juga menolak sekitar 70 WNA masuk ke Tanjungpinang.
Alasan ditolaknya para WNA itu, karena dianggap menganggu norma dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) di Kota Tanjungpinang. Selain itu, ada juga penolakan terhadap WNA karena diduga masuk dengan tujuan lain, atau yang bersangkutan masuk daftar cegah masuk keimigrasian.
"Dalam pemeriksaan dan wawancara kedatangan WNA , kami masih memegang teguh azas-azas dan norma lokal. Kami juga tidak ingin para WNA yang datang membawa pengaruh buruk terhadap kota Tanjungpinang," ungkap Hongky.