Akibat Lion Air Tak Bawa Jenazah Aqila, Keluarga Melaut Tengah Malam

Konten Media Partner
16 Mei 2019 11:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Keluarga Aqila
zoom-in-whitePerbesar
Keluarga Aqila
ADVERTISEMENT
Kabar mengenai salah satu penumpang maskapai Lion Air dengan Penerbangan JT 378 bernama Jufry yang kecewa lantaran kedatangannya di Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau, tidak bersamaan dengan jenazah anaknya, Aqila (9 tahun), pada Selasa (14/5) viral di media sosial.
ADVERTISEMENT
Menurut Jufry, maskapai berlambang singa itu telah meninggalkan jenazah anak mereka tanpa memberi informasi terlebih dahulu kepada Jufry . Padahal, Jufry sudah membayar biaya pemberangkatan jenazah sebesar Rp 10,5 juta.
Dalam unggahan kerabat Jufry, Dedi Aswandi, mengunggah bukti pemesanan kargo Batik Air untuk jenazah dan tiket pesawat Lion Air untuk Jufry.
Begitu tiba di bandara Hang Nadim, Batam, Jufry terkejut atas pernyataan pihak maskapai yang menyebut bahwa tidak ada jenazah putrinya di penerbangan yang sama dengannya.
"Yang jelas saya kecewa. Kok berangkat sama, tiketnya juga sama. Waktu sampai kok tak ada jenazahnya. Tentu kita sebagai pihak keluarga panik," ungkap Jufry saat ditemui kepripedia.com di rumahnya, Sungai Pasir, Meral, Kabupaten Karimun, Rabu (15/5) malam.
ADVERTISEMENT
Padahal dalam tiket keberangkatan, Jufry bersama jenazah anaknya tersebut berangkat pukul 12.40 WIB dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, menuju Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau.
Kemudian, Jufry tiba di Bandara Hang Nadim, Batam pukul 14.00 WIB. Sementara jenazah anaknya tersebut tiba pukul 18.00 WIB dengan penerbangan Batik Air.
"Saya enggak tahu jenazah anak saya itu pindah maskapai atau apalah. Yang jelas saya turun anak saya enggak ada, itu saja. Entah dipindahkan atau seperti apa kita juga tidak tahu," jelas Jufry.
Lantaran jenazah putrinya sampai ketika hari sudah malam, Jufry terpaksa membawa jenazah Aqilah menggunakan boat pancung menuju rumah duka di Kelurahan Sungai Pasir Kecamatan Meral, Kabupaten Karimun.
"Pukul 19.45 WIB sampai di pelabuhan dan langsung kami bawa menggunakan boat. Di tengah laut kami sempat mati mesin empat kali. Bayangkan, di tengah lautan ombak seperti apa. Tidak ada lampu, bahkan saya juga bawa anak kecil," kata Jufry.
ADVERTISEMENT
Terkait peristiwa itu, pihak maskapai Lion Air memberikan klarifikasi yang menyatakan, berdasarkan data reservasi yang dilaporkan pihak ketiga kepada Lion Air. Untuk pendamping terbang dengan Lion Air nomor JT-378 yang berangkat pukul 13.17 WIB.
Sedangkan penerbangan HUM (Human Remains) pada penerbangan Bandara Soekarno-Hatta menuju Bandara Hang Nadim, Batam, telah dipersiapkan sesuai nomor Surat Muatan Udara (SMU) dengan kode booking menggunakan Batik Air penerbangan ID 6862 yang dijadwalkan tiba pukul 18.10 WIB.
"Dari informasi yang diterima petugas Lion Air, bahwa tidak ada pemberitahuan dari pihak ketiga sebagai pengurus mengenai perbedaan reservasi HUM dengan pendamping," ujar Corporate Communications Strategic Lion Air, Danang Mandala Prihantoro, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (15/5).
Dia juga menjelaskan, sebelum HUM masuk ke acceptance desk, petugas bandara keberangkatan telah memastikan mengenai reservasi. Prosedur ini bertujuan menentukan ruang kargo (space), jadwal keberangkatan, nomor penerbangan serta kemasan harus sesuai syarat pengangkutan jenazah melalui angkutan udara.
ADVERTISEMENT
"Lion Air sudah memberikan keterangan kepada Jufry atas perbedaan waktu kedatangan di Batam. Lion Air menyampaikan rasa prihatin atas kejadian yang timbul," jelas Danang.
Saat ini Lion Air masih mengumpulkan data informasi dan keterangan lain mengenai perkembangan pemberitaan berbagai pihak yang terlibat guna dipelajari lebih lanjut.
Penulis : Khairul S
Editor : Wak JK
Mayat yang akhirnya dibawa menggunakan Batik Air