Aspel B3 Indonesia Kekurangan Lahan di Batam

Konten Media Partner
16 November 2019 21:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelantikan pengurus Aspel limbah B3 Indonesia periode 2019-2022. Foto : Zalfirega/kepripedia.com
zoom-in-whitePerbesar
Pelantikan pengurus Aspel limbah B3 Indonesia periode 2019-2022. Foto : Zalfirega/kepripedia.com
ADVERTISEMENT
Asosiasi Pengusaha Limbah (Aspel) B3 Indonesia mengeluh kekurangan lahan di Kota Batam, lahan yang berada di wilayah Kabil Kota Batam yang disediakan oleh pemerintah tersebut, saat ini sudah tidak mumpuni lagi untuk menampung limbah B3 yang dikelola puluhan organisasi Aspel B3.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Limbah (Aspel) B3 Indonesia, Barani Sihite mengungkapkan, luas lahan yang minim dan macetnya pengiriman limbah ke luar daerah juga menjadi kendala yang dialami oleh organisasi B3 di Batam.
"Dengan luas lahan minim, Pemerintah Daerah akan alokasikan lahan ke Aspel dengan luas 40 hektare, kita berharap pemerintah merealisasikan segera agar bisa kami gunakan sehingga kami bisa bergandeng dengan para investor lain," kata Sihite kepada wartawan di Hotel Planet Jodoh usai pelantikan pengurus Aspel limbah B3 Indonesia periode 2019-2022, Sabtu (16/11).
Ia mengatakan, dengan adanya lahan 40 hektare diberikan pemerintah tersebut, diharapkan dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh organisasinya.
"Seperti mengolah limbah yang telah dikumpulkan disemua industri yang ada di Batam nantinya tidak semua akan dikirim ke luar daerah. Jika disini pasti biaya akan irit. Ini selamnya pengiriman keluar Batam butuh biaya besar," katanya.
ADVERTISEMENT
Beberapa tahun lalu menurutnya, sempat ada polemik proses pengiriman limbah B3 keluar dari Batam. Untuk limbah-limbah yang tidak selesai diolah karena keterbatasan lahan dan kepastian izin juga terkendala dari pemerintah.
"Namun, berdasarkan komunikasi dengan Kementrian Koordinator Bidang Kemaritiman hingga akhirnya bisa dikirim lagi ke luar Batam, saat ini menjadi terkendala adalah lahan yang minim untuk mengelola limbah," ucapnya.
Di tempat yang sama Kepala DPM PTSP Kota Batam, yang mewakili Wali Kota Batam, Firmansyah mengatakan pemerintah telah mengusulkan 40 hektare lahan untuk mengelola limbah di Kabil.
"Lahan tersebut sudah kita ajukan dan kita juga akan berkomunikasi dengan teman-teman BP Batam," katanya.
Anggota DPRD Kota Batam Arlon Veristo yang merupakan pembina dari Aspel B3 Indonesia menambahkan, dengan dilantiknya pengurusan yang baru ini tentunya diharapkan bisa lebih bersinergi dengan Pemerintah.
ADVERTISEMENT
"Karena Batam ini banyak limbah-limbah yang berjamur dan kehadiran Aspel ini tentu sangat menguntungkan lingkungan hidup," ucapnya.
Seperti contoh jika limbah tak diolah dengan baik, maka akan berdampak buruk bagi lingkungan.
"Jadi dengan kebaikan tidak ada salah jika kita keluarkan Perda lingkungan," sebutnya.
"Meski demikian, Aspel juga mendorong ekonomi kebawah, seperti contoh pemulung yang mengumpulkan barang bekas botol dan sajian lain. Itu kita ambil dan kita pilih mana yang bisa dijadikan limbah, intinya Aspel hadir ditengah masyarakat," lanjutnya.