Batam-Tanjungpinang Inflasi Tertinggi se-Sumatera

Konten Media Partner
4 Maret 2019 16:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Ilustrasi inflasi Batam dan Tanjungpinang | Foto: kepripedia
Tanjungpinang - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Riau mencatat Kota Batam dan Tanjungpinang merupakan dua kota dengan tingkat inflasi tertinggi se-Sumatera.
ADVERTISEMENT
Tercatat, dari 23 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Sumatera, Batam dan Tanjungpinang mengalami inflasi dan 21 kota mengalami deflasi.
Kepala Bidang Distribusi BPS Kepri, Rahmad Iswanto menyampaikan, inflasi tertinggi terjadi di Kota Batam sebesar 0,26 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Tanjungpinang sebesar 0,04 persen.
"Batam dan Tanjungpinang menduduki peringkat satu dan dua dari dua kota yang mengalami inflasi di Sumatera," katanya , Senin (4/3/2019).
Dipaparkannya, deflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjung Pandan sebesar 0,82 persen dan deflasi terendah terjadi di Kota Metro sebesar 0,04 persen.
Sementara, bila dilihat dari 82 kota IHK, tercatat 13 kota mengalami inflasi dan 69 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tual sebesar 2,98 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Kendari sebesar 0,03 persen.
ADVERTISEMENT
Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kota Merauke sebesar 2,11 persen dan deflasi terendah terjadi di Kota Serang sebesar 0,02 persen.
"Batam dan Tanjungpinang menduduki peringkat keenam dan ke-11 dari 13 kota yang mengalami inflasi se-Indonesia," ujarnya.
Rahmat menjelaskan, pada Februari 2019 IHK gabungan dua kabupaten/kota di Kepulauan Riau yakni Batam dan Tanjungpinang menunjukkan inflasi sebesar 0,23 persen.
Inflasi terjadi karena kenaikan IHK dari 136,69 di bulan Januari 2019, menjadi 137,00 bulan Februari 2019.
"Dari dua kota IHK di Provinsi Kepulauan Riau, tercatat Batam dan Tanjungpinang mengalami inflasi masing-masing sebesar 0,26 persen dan 0,04 persen," kata Rahmad.
Dia menyampaikan, dilihat dari kelompoknya inflasi yang terjadi di bulan Februari ini disebabkan oleh naiknya indeks lima kelompok, yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau naik sebesar 0,03 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar naik sebesar 0,02 persen; kelompok sandang naik sebesar 0,31 persen; kelompok kesehatan naik sebesar 0,03 persen; serta kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan naik sebesar 2,12 persen.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, kelompok bahan makanan justru mengalami penurunan indeks sebesar 1,09 persen. Sedangkan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga tidak mengalami perubahan indeks.
Penulis : Umay
Editor : Wak JK