Batam Tertinggi Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan di Kepri

Konten Media Partner
5 Mei 2021 16:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak provinsi Kepri, Misni. Foto: Khairul S/kepripedia.com
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak provinsi Kepri, Misni. Foto: Khairul S/kepripedia.com
ADVERTISEMENT
Kota Batam menjadi daerah dengan jumlah kasus kekerasan perempuan tertinggi di provinsi Kepulauan Riau, jika dibanding enam kabupaten/kota lain. Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak provinsi Kepri, Misni.
ADVERTISEMENT
"Persentase tertinggi itu ada di Batam, sering juga terjadi fluktuasi karena memang dari jumlah penduduk di daerah masing-masing," ujarnya di Karimun, Rabu (5/5).
Misni merinci total 334 kasus kekerasan terhadap perempuan tahun 2020 di antaranya Batam dengan 146 kasus yang didominasi bentuk kekerasan seksual yakni sebanyak 56 kasus. Kemudian, disusul Kota Tanjungpinang 86 kasus, Natuna 38 kasus, Lingga 31 kasus, Karimun 23 kasus, dan Bintan 15 kasus.
"Maka kita juga berdiskusi bahwa tidak semua proses ini ke ranah hukum. Ada beberapa kasus yang sebenarnya bisa dilakukan mediasi," ucapnya.
Untuk itu, kata Misni, penanganan terhadap kekerasan perempuan dan anak, pihaknya akan siap memfasilitasi proses penyelesaiannya tanpa harus bergulir ke ranah hukum.
ADVERTISEMENT
"Kita siap memfasilitasi seperti kasus KDRT, ada yang bisa kita mediasi tapi masyarakat melaporkan. Begitu juga dengan kasus anak yang bisa di mediasi," jelasnya.
Selain itu, dalam menekan jumlah kasus kekerasan perempuan dan anak, Dinas PPA akan memberikan edukasi kepada keluarga yang memang menjadi faktor penting dalam penanganan masalah tersebut.
"Kekerasan itu karena peran keluarga yang tidak dijalankan sesuai fungsinya, seperti halnya kekerasan terhadap anak ataupun kepada perempuan dengan kata lain istri," terangnya.
"Itulah kenapa kita hadirkan program pusat pembelajaran keluarga yang bertujuan memberikan upaya pencegahan untuk para keluarga memampukan mengembalikan fungsi keluarga itu sendiri," tutupnya.