Bermodal Rp 300 Ribu, Seorang Mahasiswa Batam Ciptakan Alat Cuci Tangan Otomatis

Konten Media Partner
22 April 2020 10:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mardani Efendi menunjukkan alat pencuci tangan otomatis. Foto: R Noor/kepripedia.com
zoom-in-whitePerbesar
Mardani Efendi menunjukkan alat pencuci tangan otomatis. Foto: R Noor/kepripedia.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di tengah pedemi COVID-19 sesuai arahan pemerintah yang menyarankan masyarakat untuk berada di rumah lantas tidak membuat seorang mahasiswa di Kota Batam berdiam diri.
ADVERTISEMENT
Mardani Efendi, seorang mahasiswa Stikom Muhammadiyah Batam (SMB) berhasil membuat suatu alat pencuci tangan otomatis untuk mengisi waktunya diliburkan perkuliahan akibat pandemi.
Saat dihubungi kepripedia, Rabu (22/4), Mardani mengaku cukup waktu sehari saja menyelesaikan projeknya tersebut dengan alat yang sudah di belinya.
"Lebih kurang biaya Rp 300.000 untuk alat pencuci tangan otomatis ini," ungkapnya
Ia mengatakan, saat diliburkan aktivitas kuliah, ia memulai memikirkan beberapa hal yang bisa dicoba. Hingga akhirnya terfikirkan untuk membuat pencuci tangan otomatis karena melihat sejumlah pencuci tangan yang disediakan tetap ada sentuhan.
"Supaya masyarakat tidak menyentuh apa pun kecuali sabun pada saat mencuci tangan, apa lagi di tempat umum kita kan ga tau tu, siapa saja yg menyentuh keran air tersebut," ujar mahasiswa akhir Stikom Muhammadiyah Batam tersebut.
ADVERTISEMENT
Ia menuturkan, alat tersebut terdiri dari sejumlah bahan yang pada dasarnya mudah ditemukan di pasaran.
Detector yang digunakan Mardani Efendi di alat pencuci tangan. Foto: R Noor/kepripedia.com
Untuk penampung air, ia hanya menggunakan galon, sedangkan pompanya dirakit dengan menggunakan dinamo yang telah dibelinya. Agar pengguna tidak menyentuh apapub untuk menyalurkan air, ia memasang detector dengan HC-SR04 di depan saluran tempat air keluar.
Sedangkan daya yang digunakan, Mardani mengaku cukup menggunakan baterai.
"Biasanya ada di hotel-hotel mewah gitu, tapi ini sederhana saja," tambahnya.
Alat tersebut, kata Mardani akan ia serahkan ke Ketua RT tempat tinggalnya, dengan harapan agar dapat dipergunakan masyarakat sekitar.
Generator pompa air yang dirakit Mardani. Foto: R Noor/kepripedia.com
Terpisah, Ketua STIKOM Muhammadiyah Batam, Mohd Iqbal mengaku sangat mengapresiasi hasil karya mahasiswanya tersebut.
Menurutnya saat pedemi COVID-19, mahasiswa mau berinovasi membuat alat yang sesuai dengan bidangnya dan keilmuan yang dipelajari di kampus.
ADVERTISEMENT
"Kami juga berharap ada inovasi dari mahasiswa dan dosen lain untuk membantu membuat program atau alat yg bisa membantu masyarakat dalam menangani COVID-19 ini," ujarnya.
Kata dia, walaupun sederhana tapi minimal ada inisiatif dalam mengimplementasikan ilmunya di masyarakat.
Di tengah kondisi ini, menurutnya keserdehanaan alat bukanlah tolak ukur penting, tetapi melihat manfaat karya dari mahasiswa yang tulus berinisiatif untuk membantu.
"Apalagi kalau pemerintah daerah mau bekerjasama dengan dunia kampus dalam membuat alat-alat bantu COVID-19 ini, maka beberapa kampus di kota Batam siap membantu." tutup Iqbal.