DBD Di Kepri Tinggi, Warga Dihimbau Jaga Lingkungan

Konten Media Partner
24 Juni 2019 18:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepri, Tjetjep Yudiana
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepri, Tjetjep Yudiana
ADVERTISEMENT
Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kepulauan Riau mencatat, sepanjang Juni 2019 sebanyak 74 kasus DBD yang tersebar di tujuh kabupaten/kota se Provinsi Kepri.
ADVERTISEMENT
Angka tersebut meningkat cukup signifikan bila dibanding Mei yang hanya mencapai 5 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepri, Tjetjep Yudiana mengatakan, penyebab naiknya jumlah kasus DBD disebabkan kelalaian masyarakat dalam melakukan pemberantasan sarang nyamuk.
"Didorong lagi dengan curah hujan yang cukup tinggi," katanya, Senin (24/6/2019).
Ia memaparkan, selama periode Januari - Juni 2019, pihaknya mencatat ada 800 kasus DBD yang tersebar di tujuh kabupaten/kota di Provinsi Kepri. Dengan jumlah korban jiwa sebanyak 2 dua orang.
"Jumlah Ini sudah lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu," sebutnya.
Dari jumlah itu kata dia, kasus yang paling dominan terjadi di Kota Batam, Kota Tanjungpinang, dan Kabupaten Bintan. Sedangkan di Kabupaten Natuna, Kabupaten Lingga, dan Kabupaten Karimun meskipun ada, namun jumlahnya tidak terlalu signifikan.
ADVERTISEMENT
dua korban jiwa.
Untuk menekan angka kasus DBD Tjejep mengimbau, kepada masyarakat untuk lebih rutin melakukan pemberantasan sarang nyamuk. Selain itu masyarakat juga disarankan untuk tidak menampung air lebih dari tujuh hari. Karena siklus nyamuk bertelur menjadi nyamuk DBD selama tujuh hari.
"Boleh menampung air lebih dari tujuh hari tapi gunakan bubuk abate. (Abate) itu bisa diminta di kelurahan dan dinkes kabupaten/kota setempat," imbaunya.
-----------------------------------
Kasus DBD Provinsi Kepri Periode Juni 2019 :
ADVERTISEMENT
Total : 74 Kasus
#Sumber : Dinkes Provinsi Kepri
Penulis : Umay
Editor : Wak JK