Disbud Kepri Kaji Pulau Basing untuk Cagar Budaya

Konten Media Partner
16 September 2019 16:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
FGD Pulau Basing
zoom-in-whitePerbesar
FGD Pulau Basing
ADVERTISEMENT
Pulau kosong yang berada di depan Pantai Tanjung Siambang, Tanjungpinang yang dibernama Pulau Basing, memiliki nilai sejarah yang besar pada zaman kejayaan kerajaan Riau-Lingga atau melayu Kepri dulunya.
ADVERTISEMENT
Untuk mengkaji lagi tentang Pulau itu, Dinas Kebudayaan Provinsi Kepulauan Riau melaksanakan penulisan sejarah khusus untuk Pulau Basing pada Focus Group Discussion yang dilakukan di Kenanga Meeting Room Hotel Sampurna, Tanjungpinang, Senin, (16/9).
Diskusi ini dihadiri oleh berbagai pihak seperti Dinas Pariwisata Kepri, Dinas Pariwisata Kota, Lembaga Adat Melayu Kepri, Budayawan Kepri, Sejarahwan Kepri dan tokoh-tokoh masyarakat.
Penulis sejarah, penelitian dan Balai Kajian Budaya Kepri, Aswandi Syahri mengatakan tujuan diskusi tersebut dilakukan untuk mengkaji kembali tentang keberadaan Pulau Basing, baik dari nilai sejarah maupun nilai pariwisatanya.
“Sampai saat ini Pulau Basing masih terjadi polemik. Karena pulau ini masih misteri dengan masalah pihak perizinan membuat cagar budaya di Pulau Basing. Yang kini status kepemilikan dimiliki warga yang beranama Jony Yanto,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Iswandi menjelaskan banyak pemikiran-pemikiran dari peneliti dan arkeolog mempertanyakan dulunya tempat itu sebagai tempat apa. Padahal potensi sejarahnya begitu banyak.
Mulai dari nama Basing yang berasal dari permainan tradisional, tempat bermain gasing anak-anak bangsawan dan lainnya.
“Semoga setelah pengkajian ini Pulau Basing dapat menjadi tempat wisata dan juga cagar budaya. Permasalah yang ada pun dapat terselesaikan. Seperti penanganan fisik dan dukungan dana."
"Pentingnya lagi sosialisasi kepada masyarakat akan pelestarian warisan sejarah dan budaya Pulau Basing,” tungkas Iswandi.
Penulis : Mily
Editor : Wak JK