DLH Batam Telusuri Keluhan Nelayan Terkait Dampak Penimbunan Laut

Konten Media Partner
23 Oktober 2020 15:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nelayan di Tanjunguncang, Batu Aji, Kota Batam. Foto: Kepripedia.com
zoom-in-whitePerbesar
Nelayan di Tanjunguncang, Batu Aji, Kota Batam. Foto: Kepripedia.com
ADVERTISEMENT
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batam bagian penegakan hukum lingkungan menyambangi para nelayan yang terdampak akibat aktivitas dugaan penimbunan laut salah satu PT bergerak di bidang perkapalan di Tanjunguncang, Batu Aji, Kota Batam.
ADVERTISEMENT
Tiga petugas itu memastikan kebenaran dampak aktivitas perusahaan terhadap nelayan serta juga memastikan seluruh aktivitas nelayan benar-benar nyata sebelum adanya proyek dugaan reklamasi.
"Kita hanya memastikan saja dan meminta keterangan dari para nelayan datang ke sini, sedangkan untuk komentar silahkan sama pimpinan saya," kata petugas yang bernama IP itu, Kamis (22/10).
Hampir satu jam pemaparan disampaikan oleh para nelayan yang tinggal di perumahan Glory Point kepada petugas tersebut, mereka mengaku keberadaan aktivitas perusahaan itu mempengaruhi hasil tangkapan ikan hingga menyebabkan menjadi keruh.
"Jadi sebenarnya keluhan kita nelayan yang tinggal di Glory Point telah disampaikan kepada pihak perusahaan namun tidak juga ada perhatian. Padahal, jarak dari perumahan ke perusahaan hanya 200 meter," kata Leo salah seorang perwakilan nelayan.
ADVERTISEMENT
Bukan itu saja, lanjut Leo, beredar kabar miring yang yang menyebut bahwa nelayan yang tinggal di lingkungan perumahan tidak terdaftar sebagai nelayan dan di sebut abal-abal. "Justru dengan itu petugas dari DLH Kota Batam tinjauan langsung aktivitas nelayan melihat alat-alat tangkap para nelayan untuk memastikan bukan nelayan abal-abal," kata dia.
Semenjak ada pemberitaan di publik pihak perusahaan telah memberhentikan aktivitas penimbunan laut. "Jadi sekarang aktivitas tidak ada di perusahaan itu untuk sementara," imbuhnya.
Ternyata kegiatan dugaan reklamasi di PT itu telah sampai ditelinga Pejabat sementara (Pjs) Wali Kota Batam Syamsul Bahrum. Kata dia, pihaknya belum dapat laporan resmi namun untuk menindaklanjuti keluhan nelayan pihaknya akan menerjunkan tim untuk investigasi kegiatan tersebut.
ADVERTISEMENT
"Saya akan minta Wan Darusalam Kepala Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan (Bapelitbang) Kota Batam untuk turun ke lokasi dalam waktu dekat," kata Syamsul baru-baru ini usai acara penyerahan hadiah turnamen online game di Hotel Pasifik.
Kegiatan dugaan reklamasi itu juga mendapatt perhatian dari Dinas Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Provinsi Kepri. Menurut Kepala Bidang Perizinan, Jhon Hendri, pihaknya belum pernah mengeluarkan izin reklamasi yang dilakukan oleh salah satu perusahaan yang bergerak di bidang perkapalan itu.
"Hingga sekarang kita belum pernah menerbitkan perizinan untuk reklamasi," kata Jhon kepada wartawan saat dikonfirmasi belum lama ini.
Terpisah, ketika kepripedia mengonfirmasi pada pihak manajemen PT yang bernama Mustofa atas tiga petugas DLH Kota Batam menyambangi para nelayan berkisar 20 orang itu. Mustofa berkilah bahwa sekarang.
ADVERTISEMENT
"Saya sedang lagi ama tamu nanti saya bell," singkatnya melalui pesan WhatsApp.