Karimun Anak, Pulau di Perbatasan RI yang Hanya Dihuni 1 Keluarga

Konten Media Partner
22 Maret 2021 19:15 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pulau Karimun Anak, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau. Foto: Khairul S/kepripedia.com
zoom-in-whitePerbesar
Pulau Karimun Anak, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau. Foto: Khairul S/kepripedia.com
ADVERTISEMENT
Pulau Karimun Anak, begitu masyarakat setempat menyebutnya. Merupakan rumah bagi 13 kepala keluarga (KK) yang mendiami pulau yang terletak di desa Pongkar, Kecamatan Tebing, Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau.
ADVERTISEMENT
Uniknya, Pulau ini rupanya hanya dihuni oleh satu keluarga. Jumlahnya saat ini mencapai sekitar 60 orang dari 13 KK. Pantas saja, Karimun anak bisa disebut sebagai kampung halaman mereka.
Pulau ini amat terpencil. Luasnya hanya berkisar 8 kilometer persegi saja. Letaknya juga berdekatan dengan dua negara yakni Malaysia dan Singapura. Bahkan, untuk tiba di Malaysia hanya diperlukan waktu 30 menit saja untuk bisa tiba di sana.
"Dekat itu Malaysia, hanya 20 sampai 30 menit saja. Kalau ke arah sana (Barat) itu ke Singapura," ungkap nelayan setempat, Azlan, kepada kepripedia, Senin (22/3).
Pulau tersebut juga masuk dalam wilayah administratif pemerintah Kabupaten Karimun. Meski begitu, keterisolasiannya cukup terlihat. Terutama mengenai kebutuhan listrik yang bisa dikatakan sama sekali tidak tersentuh.
Salah satu warga yang mendiami Pulau Karimun Anak. Foto: Khairul S/kepripedia.com
"Listrik tak ade (tidak ada), pakai pelitelah (lampu dinding," terangnya.
ADVERTISEMENT
Semua penduduk di pulau ini merupakan keluarga besar dari seorang pria yang bernama Abu. Abu adalah seorang nelayan tradisional yang telah lama mendiami pulau ini hingga memiliki anak dan cucu yang juga tinggal di sana.
Mobilitas mereka terbilang berbeda dari masyarakat pada umumnya. Untuk mendapatkan kebutuhan yang diperlukan sehari-hari, mereka harus hilir mudik dengan menempuh jarak sekitar 15 menit menggunakan sampan menuju Pulau Karimun Besar.
"Tak ada lainlah, mau belanja ya harus ke Pelambung (Pulau Karimun Besar) menggunakan sampan," ujar Dedi yang merupakan anak dari Abu.
Tidak hanya itu, kendala lain di Pulau ini yakni terpaksa harus menitipkan anak-anak mereka yang sudah memasuki usia bersekolah di Pulau Karimun Besar.
Biasanya mereka menitipkan kepada warga yang mereka kenal agar tidak direpotkan dengan aktivitas perjalanan laut setiap hari.
ADVERTISEMENT
"Anak sekolah tinggal di Meral, jadi tidak tinggal di sini," tutupnya.
Tapal batas yang terdapat di Pulau Karimun Anak. Foto: Khairul S/kepripedia.com