Kepri Alami Inflasi 0,31 Persen pada September 2021

Konten Media Partner
4 Oktober 2021 13:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) di Provinsi Kepulauan Riau (Kota Batam, Tanjungpinang) mengalami inflasi sebesar 0,31 persen pada September 2021.
ADVERTISEMENT
Kepala BPS Kepri, Agus Sudibyo, mengungkapkan bahwa inflasi terjadi karena kenaikan IHK di bulan Agustus 2021 sebesar 104,89 naik menjadi 105,31 di bulan September 2021.
Sementara, inflasi mulai Januari-September 2021 sebesar 0,52 persen, sedangkan untuk perbandingan tahun ke tahun (Januari 2021 terhadap Januari 2020) inflasi Kepri sebesar 2,07 persen.
"Dari 2 kota IHK di Provinsi Kepulauan Riau, tercatat Kota Batam dan Kota Tanjungpinang mengalami inflasi masing-masing sebesar 0,33 persen dan 0,19 persen," ujarnya, Senin (4/10).
Ia menjelaskan, dari 24 kota IHK di Sumatera 18 di antaranya mengalami inflasi dan 6 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Pangkal Pinang sebesar 0,60 persen, sementara yang terendah terjadi di Kota Padang sebesar 0,04 persen.
ADVERTISEMENT
Sementara, deflasi tertinggi terjadi di Kota Meulaboh sebesar 0,59 persen dan deflasi terendah terjadi di Kota Metro sebesar 0,11 persen. Sedangkan, Kota Batam dan Kota Tanjungpinang masing-masing menduduki peringkat ke-5 dan ke-12 dari 18 kota yang mengalami inflasi di Sumatera.
Selanjutnya, bila dilihat dari 90 kota IHK, tercatat 34 kota mengalami inflasi dan 56 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Pangkalpinang sebesar 0,60 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Surakarta sebesar 0,01 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kota Gorontalo sebesar 0,90 persen dan deflasi terendah terjadi di Kota Palu sebesar 0,01 persen.
"Kota Batam dan Kota Tanjungpinang masing-masing menduduki peringkat ke-7 dan ke-18 dari 34 kota yang mengalami inflasi se-Indonesia," katanya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, inflasi yang terjadi di Kepri terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran. Yakni, kelompok makanan, minuman dan tembakau naik sebesar 0,78 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga naik sebesar 0,02 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga naik sebesar 0,05 persen. Kemudian, kelompok kesehatan naik sebesar 0,10 persen; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan naik sebesar 0,01 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya naik sebesar 0,05 persen; kelompok pendidikan naik sebesar 1,43 persen; serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya naik sebesar 0,11 persen.
Sementara, kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi, yaitu: kelompok pakaian dan alas kaki turun sebesar 0,05 persen; dan kelompok transportasi turun sebesar 0,06 persen. Sementara kelompok pengeluaran yang tidak mengalami perubahan, yaitu kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran.
ADVERTISEMENT