news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kepulauan Riau Peringkat Ke-4 Kasus Stunting Terbanyak se-Indonesia

Konten Media Partner
25 Februari 2019 16:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Dinas Kesehatan Kepulauan Riau, Tjetjep Yudiana (foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Dinas Kesehatan Kepulauan Riau, Tjetjep Yudiana (foto: Istimewa)
ADVERTISEMENT
Kepripedia.com, Tanjungpinang - Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) berada di peringkat empat teratas untuk kasus stunting terbanyak se-Indonesia. Stunting adalah sebuah kondisi tinggi badan anak jauh lebih pendek dibandingkan tinggi badan anak seusianya.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kepri, Tjetjep Yudiana, mengungkapkan, kasus stunting di Kepri mencapai 24 persen dari angka bayi lahir pada 2018. Sesuai dengan data dari Dinkes, angka kelahiran bayi di Kepri sekitar 300 ribu pada tahun lalu. Maka dari itu, angka kasus stunting di Kepri mencapai 60 ribu selama satu tahun.
"Sekitar 60 ribu bayi di Kepri terkena kasus stunting ini," ungkapnya, Senin (25/2)
Ia menjelaskan, penyebab utama stunting adalah kekurangan gizi kronis sejak bayi dalam kandungan, hingga masa awal anak lahir, yang biasanya terlihat setelah anak berusia dua tahun.
Ilustrasi anak stunting. Foto: Shutterstock
Tidak hanya berdampak pada tumbuh kembang bayi, stunting juga menyebabkan besar rongga otak menjadi terbatas. Dengan kata lain, organ otak pada manusia penderita stunting tidak tumbuh dengan ukuran yang semestinya.
ADVERTISEMENT
"Selain itu, risiko penyakit diabetes, stroke, penyakit jantung, serta daya tahan tubuh juga akan melemah. Entah itu pada saat bayi atau, ketika penderita stunting beranjak dewasa," terang Tjetjep.
Untuk mencegah maraknya kasus stunting di Kepri, Tjetjep mengimbau para orang tua untuk meningkatkan pemahaman tentang gizi bagi anak. Terutama, sangat pentingnya pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif--ASI saja tanpa asupan lainnya--hingga bayi berusia 6 bulan.
"Setiap wanita yang mau menikah harus tahu tentang pengetahuan gizi pada saat hamil kelak. Kalau ibunya mengetahui hamil sehat maka bayi juga akan berkembang dengan sehat," imbaunya.
Tjetjep juga menambahkan, Kepri menempati urutan terendah atau provinsi terbaik dalam pencegahan gizi buruk dan gizi kurang. Menurut, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan RI, sebanyak 45 ribu balita di Provinsi Kepri menderita gizi buruk dan gizi kurang sepanjang 2018. Jumlah tersebut merupakan 13 persen dari total 350 ribu balita di Kepri.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, ada berbagai penyebab terjadinya gizi buruk dan gizi kurang terhadap anak balita di Provinsi Kepri. Mulai dari kurangnya asupan makanan bergizi bagi anak, kesenjangan ekonomi keluarga, hingga pola hidup di lingkungan sekitar keluarga atau tempat tinggal yang tidak sehat.
"Saat ini Kepri merupakan provinsi dengan persentase gizi buruk dan gizi kurang terendah atau terbaik se Indonesia,” pungkasnya.
---
Penulis: Ism
Editor: Wak JK