Kisah Kakak-Beradik Beda Partai Dilantik Jadi Anggota DPRD Lingga

Konten Media Partner
4 September 2019 20:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana pelantikan DPRD Lingga periode 2019-2024 di Daik. Foto kepripedia
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pelantikan DPRD Lingga periode 2019-2024 di Daik. Foto kepripedia
ADVERTISEMENT
Sebanyak 20 anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Lingga terpilih untuk periode 2019-2024 resmi dilantik di Ruang Sidang DPRD Lingga pada Rabu siang (4/9). Meski sempat molor, tetapi acara pelantikan berjalan lancar.
ADVERTISEMENT
Ada kisah unik yang datang dari acara pelantikan itu. Rupanya, salah dua dari anggota dewan yang dilantik berstatus kakak-beradik kandung. Uniknya lagi, meski berasal dari rahim ibu yang sama dan punya ayah yang sama, mereka memutuskan untuk mengambil jalur politik yang berseberangan.
Sang kakak, Neko Wesha Pawelloy; dari Partai Nasdem, sementara adiknya, Alpio Diaz Pawelloy; dari Partai Gerindra. Jelas, dalam momen Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2019 lalu mereka juga berbeda koalisi. Namun, apakah semua itu lantas membuat hubungan mereka retak? Sebenarnya bagaimana kisah hidup mereka?
Kepripedia berkesempatan bertemu keduanya usai pelantikan. Berikut kisah mereka.
"Kami berjuang dari kecil, selalu bersama suka dan duka membantu ekonomi keluarga hingga tumbuh besar menjadi mitra politik di partai yang berbeda tapi memiliki keinginan yang sama untuk negara," kata Neko usai pelantikan kepada Kepripedia.
ADVERTISEMENT
Tidak pernah terpikirkan olehnya bahwa adik kandungnya mengikuti jejaknya untuk menjadi anggota DPRD Kabupaten Lingga. Karena sebelumnya, Alpio sama sekali tidak pernah menunjukkan gelagat untuk tertarik terjun ke dunia politik.
Hal ini mengingatkan keduanya akan kisah masa kecil mereka. Saat masih kecil, waktu duduk dibangku Sekolah Dasar (SD), mereka berdua berjualan kue di pagi hari sebelum menuju sekolah, dan juga setelah pulang sekolah.
Neko Wesha Pawelloy. Foto: Istimewa
"Kami jualan kue berdua, karena waktu itu kondisi ekonomi keluarga tidaklah seperti saat ini," ujar Neko yang mantan Ketua Komisi I DPRD Lingga tersebut.
Saat beranjak dewasa, kata Neko, Alpio juga pernah ikut bersama sang kakak untuk berjualan kelapa, membangun bisnis kecil-kecilan dari hasil perkebunan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Kini, kakak-beradik anak pasangan Alias Wello dan Heryulita ini membuktikan bahwa mereka dapat terus akur, meski berseberangan jalan politik.
"Saya ikut Dapil 3 dan ini merupakan kali kedua saya terpilih, sementara Pio ikut Dapil 2 dan baru tahun ini terpilih," sebut Neko.
Alpio Diaz Pawelloy (baju merah) saat bersama Ketua DPRD Tanjabtim Jambi. Foto: Kepripedia
Meski berbeda partai dan berbeda pilihan presiden, tidak membuat keduanya berseberangan pula dalam mewujudkan mimpi membantu masyarakat. Apalagi sampai berdebat mempertahankan ego masing-masing. Yang penting menurut mereka, saat ini, mereka harus berjuang menjaga nama baik keluarga dan masyarakat yang telah memilihnya.
"Politik itu kata orang dinamis, sejak kecil kami diajarkan disiplin oleh orang tua, dan saling bekerjasama dalam keluarga demi kebaikan bersama juga," ujarnya.
Keduanya selain berbeda pandangan politik, dari sisi akademis juga memiliki perbedaan. Alpio Diaz Pawelloy merupakan lulusan Strata I Ilmu Pemerintahan salah satu universitas di Bandung Jawa Barat, sementara Neko Wesha Pawelloy merupakan lulusan Ilmu Komputer dari salah satu universitas di Malaysia.
ADVERTISEMENT
Penulis: Hasrullah
Editor: Wak JK