Mengantar Harapan untuk Warga Terdampak COVID-19 di Bumi Segantang Lada

Konten Media Partner
25 Mei 2020 21:55 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menyerahkan paket bantuan DCODE x kumparan ke warga terdampak COVID-19 di Kepri. Foto: Ismail/kepripedia.com
zoom-in-whitePerbesar
Menyerahkan paket bantuan DCODE x kumparan ke warga terdampak COVID-19 di Kepri. Foto: Ismail/kepripedia.com
ADVERTISEMENT
Wabah virus corona yang terjadi sejak beberapa bulan terakhir di Indonesia cukup membuat sulit masyarakat. Hampir seluruh wilayah di Indonesia terkena dampaknya. Termasuk di Bumi Segantang Lada, Provinsi Kepulauan Riau.
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 yang dasarnya berdampak pada kesehatan berupa penularan COVID-19 yang mengancam nyawa penderitanya turut berimbas dengan sulitnya ekonomi yang mengancam 'periuk nasi' warga yang terkena dampak.
kepripedia pada kesempatan menyerahkan bantuan kumparan dan DCODE.ID sejak, Jumat (22/5) sempat mendengar cerita dari para penerima bantuan yang terdiri dari berbagai kalangan profesi. Dimulai dari pekerja sektor pariwisata, tukang ojek, supir taksi konvensional, pedagakang keliling, pemulung, pemilik rental kendaraan hingga pemusik dan sebagainya.
Paket bantuan DCODE x kumparan yang akan disalurkan ke warga terdampak COVID-19 di Kota Tanjunhpinang dan Kabuoaten Bintan. Foto: Ismail/kepripedia.com

Pulau Bintan

Dampak kesulitan itu turut dirasakan Herman Tobing, salah satu warga Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau. Pria berusia 35 tahun ini sehari-harinya merupakan pegiat pariwisata di Pulau Bintan. Dimana, Bintan merupakan salah satu kabupaten di Kepri yang tingkat kunjungan pariwisatanya nomor 2 sesudah Bali.
ADVERTISEMENT
Namun, pada kondisi pandemi COVID-19 ini penghasilan Herman yang biasanya diperoleh dari agent travel yang dikelolanya sangat berdampak. Ia mengaku, mulai dari Maret lalu tidak memiliki penghasilan atau 'zero income'.
"Mulai Maret saya sudah tidak ada pemasukan sampai sekarang. Iya kita tahu sendiri, sejak wabah imbas paling pertama terkena di pariwisata," ungkapnya.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya pun, Herman mengaku terpaksa harus bekerja serabutan. Kini, ia bahkan melakoni sebagai pekerja lepas salah satu kantor finance di Tanjungpinang.
"Ya walaupun tidak pasti, lumayan ada kegiatan. Setidaknya, setiap ada tarikan barang saya dibayar," ucapnya.
Menyerahkan paket bantuan DCODE x kumparan ke salah satu warga terdampak COVID-19 di Kabupaten Bintan. Foto: Ismail/kepripedia.com
Selain Herman, kondisi kesulitan ini juga dirasakan Eka Saprianda. Bapak dari dua anak ini merupakan pelaku usaha jasa rental sepeda motor di Pelabuhan Sri Bintan Pura (SBP) Tanjungpinang.
ADVERTISEMENT
Sebelum pandemi, penghasilannya cukup baik. Per harinya, ia bisa menyewakan 2-3 unit sepeda motor dengan tarif Rp 250 ribu per unit.
"Saya punya 6 sepeda motor," katanya.
Ia mengaku, sejak wabah corona masuk ke Tanjungpinang Maret lalu, kondisi ekonominya terjun bebas. Bahkan, beberapa aset sepeda motornya sudah terjual.
Kini, untuk bertahan dari kesulitan ekonomi, ia terpaksa harus menjadi penjaga malam di salah satu kantor pemerintah.
"Siang saya tetap stand by di pelabuhan, malamnya saya jaga kantor. Ya mau gimana lagi, untuk bertahan hidup," ia mengakui.
Selain kedua pelaku UMKM diatas, imbas COVID-19 juga menyasar pada Elson, salah satu tukang ojek pangkalan.
Pria berusia 63 tahun ini bahkan sudah mengaku lupa kapan ia membawa penumpang. Hampir tiap hari ia mangkal di depan salah satu pusat perbelanjaan di Tanjungpinang. Namun, sejak pandemi jangankan jasa ojeknya yang sepi, pusat perbelanjaan itu pun tidak ada pengunjung.
ADVERTISEMENT
"Tidak ada lagi penumpang, saya sudah lupa kapan terkahir kali dibayar ngojek," tuturnya.
Menyerahkan paket bantuan DCODE x kumparan ke salah satu warga terdampak COVID-19 di Kota Tanjungpinang. Foto: Ismail/kepripedia.com
Ketiga pria dengan latar belakang diatas merupakan sample kecil penerima bantuan sosial berupa paket sembako yang disalurkan Kepripedia hasil dari donasi DCODE bekerjasama dengan Kumparan. Mereka merupakan bagian kecil dari dampak ekonomi dari pandemi COVID-19. Ketiganya bahkan sangat bersyukur menerima bantuan tersebut.
Di Pulau Bintan, terdapat 50 paket yang disalurkan, yang terdiri dari 30 di Kota Tanjungpinang, dan 20 di Kabupaten Bintan. Selain paket sembako, mereka juga menerima uang tunai untuk menambah keperluan hidup.
Menyerahkan paket bantuan DCODE x kumparan ke salah satu warga terdampak COVID-19 di Kota Tanjungpinang. Foto: Ismail/kepripedia.com

Bumi Bunda Tanah Melayu

Lingga, salah satu Kabupaten di Provinsi Kepulauan Riau yang berjuluk Bumi Bunda Tanah Melayu ini lebih dahulu menerapkan blocking area berupa penyetopan transportasi laut untuk penumpang. Kondisi ini memang dapat disebut sebagai cara efektif untuk menekan penyebaran COVID-19.
ADVERTISEMENT
Namun, bagi sejumlah sektor ekonomi, ini juga turut terdampak. Seperti salah satunya bagi pemusik, Ika. Ia mengaku dengan terbatasnya keluar masuk daerah dan adanya COVID-19 yang dilarang adanya kerumunan membuat sejumlah jobnya harus ditunda.
Menyerahkan paket bantuan DCODE x kumparan ke salah satu warga terdampak COVID-19 di Dabo Singkep, Lingga. Foto: Hasrullah/kepripedia.com
"Biasa ada job di Tanjungpinang, bisa berangkat kesana tapi sekarang setop kapal dan event ditunda juga," ungkapnya.
Ia juga menyebutkan, biasanya usai lebaran banyak job untuk mengisi resepsi pernikahan. Namun dengan ini, sejumlah hajatan juga ditunda karena COVID-19.
Kondisi sulitnya ekonomi juga dirasakan oleh penjaga kantin salah satu sekolah di Lingga, In. Kantinnya terpaksa tutup sementara dikarenakan sekolah diliburkan sejak Maret lalu.
"Sekarang berkebunlah, nanam-nanam apa buat isi kegiatan," ucap wanita paruh baya tersebut.
ADVERTISEMENT
Di Lingga sekitar 20 bantuan yang berisi paket sembako dan uang tunai telah disalurkan, termasuk dua orang diatas. Selain itu, juga diserahkan kepada berbagai profesi seperti penjaga cafe yang dirumahkan, tukang pijit panggilan dan tukang bangunan.
Menyerahkan paket bantuan DCODE x kumparan ke salah satu warga terdampak COVID-19 di Dabo Singkep, Lingga. Foto: Hasrullah/kepripedia.com

Bumi Berazam

ADVERTISEMENT
Dampak pandemi wabah virus Corona yang terjadi saat ini juga sangat dirasakan oleh warga di Kabupaten Karimun.
Tidak hanya sektor-sektor perusahaan industri pariwisata dan lainya, kondisi ini juga sangat dirasakan berbagai kalangan masyarakat pada tingkat kelas menengah ke bawah yang tinggal di kabupaten berjuluk Bumi Berazam itu.
Seperti Suwardi Edy warga Pelipit, Kelurahan Tanjungbalai, Kecamatan Karimun, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau.
Pria berusia 54 tahun yang berprofesi sebagai tukang becak itu, tidak lagi dengan mudah memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dari pekerjaan yang di lakoni nya itu.
ADVERTISEMENT
Ia harus mencari cara bagaimana agar dapur tetap 'mengepul' meski ekonomi keluarga di dera badai Corona. Pria dua orang anak itu pun kini fokus mencari penghasilan dengan menjadi tukang kebun di kediaman warga.
Menyerahkan paket bantuan DCODE x kumparan ke salah satu warga terdampak COVID-19 di Kabupaten Karimun. Foto: Khairul S/kepripedia.com
Edy menyadari, berpangku tangan bukan sebuah pilihan, walau sudah terbilang tua dengan kulit wajah yang mulai mengkerut, namun ia tetap energik. Barangkali di pengaruhi aktivitas nya selama belasan tahun yang giat mengayuh becak di kala pagi hari.
Sebelum masa Pandemi wabah COVID-19 merebak hingga ke wilayah Karimun, ia kerap mangkal di Pelabuhan untuk menanti para penumpang yang baru saja tiba. Namun, setelah kondisi yang terjadi mengubah cara interaksi masyarakat termasuk dalam menggunakan jasa para 'pembasuh keringat'.
ADVERTISEMENT
Penghasilan berkisar Rp 60 ribu yang didapat sebelumnya, setidaknya bisa membuat anak, istri hingga cucunya di rumah merasakan lezatnya nasi dengan olahan ikan segar.
Tidak lagi saat ini, sejak pembatasan perjalanan orang yang diberlakukan pemerintah di sektor pelabuhan sebagai langkah pencegahan wabah Corona membuatnya harus dengan rela memarkir becak tuanya itu tanpa harus ikut bekerja bersamanya.
Dari kondisi itu, kepripedia beranggapan, Edy layak menjadi salah satu sasaran penerima bantuan bagi warga terdampak COVID-19 dari DCODE bekerja sama dengan kumparan.
Menyerahkan paket bantuan DCODE x kumparan ke salah satu warga terdampak COVID-19 di Kabupaten Karimun. Foto: Khairul S/kepripedia.com
"Setidaknya beras tidak lagi harus beli, apalagi kondisi seperti sekarang. Sulit sangat-sangat sulit, mudah-mudahan ini menjadi berkah. Terima kasih nak,"tutur Edy sembari menerima paket sembako yang disalurkan, Jumat (22/5).
ADVERTISEMENT
Bantuan sebanyak 25 paket sembako dan uang tunai yang disalurkan, juga diantarkan tim kepripedia ke warga lainnya yang mengalami kesulitan ekonomi setelah dihantui oleh pandemi wabah COVID-19.
Para penerima bantuan itu diantaranya adalah tukang parkir, nelayan, janda yang bekerja serabutan, pelaku usaha, pemulung, warga miskin di kawasan kumuh hingga pekerja harian yang terdampak langsung akibat pandemi wabah COVID-19.
Menyerahkan paket bantuan DCODE x kumparan ke salah satu warga terdampak COVID-19 di Kabupaten Karimun. Foto: Khairul S/kepripedia.com
Misalnya saja, warga yang berada di kawasan kampung kumuh, Kuda Laut, Baran Timur, Kecamatan Meral, Karimun.
Profesi warga sekitar yang di dominasi sebagai nelayan kini harus terbatas atau bahkan tidak melaut sama sekali untuk mencegah penyebaran wabah Corona. Tentu saja, implikasinya adalah lagi-lagi ekonomi yang dipengaruhi olehnya.
kepripedia berharap bantuan tersebut dapat meringankan beban mereka yang berada di Karimun yang terdampak COVID-19 sekaligus berbagi kebahagiaan menjelang hari raya Idul Fitri 1441 Hijriyah.
ADVERTISEMENT
Menyerahkan paket bantuan DCODE x kumparan ke salah satu warga terdampak COVID-19 di Kabupaten Karimun. Foto: Khairul S/kepripedia.com

Kota Batam

Kota Batam, merupakan daerah di Kepulauan Riau yang paling terdampak COVID-19 dengan jumlah kasus terbanyak se-provinsi. Bahkan, sebelum COVID-19 masuk di Indonesia, Batam sudah sangat terdampak, khususnya disektor pariwisata.
Hal itu diantaranya dirasakan oleh para supir taksi konvensional di kota industri itu. Seperti diungkapkan salah satu supir taksi yang akrab disapa Obama beberapa waktu lalu kepada kepripedia.
Obama, mengaku sejak dua bulan kebelakang yang perlahan mulai sepi penumpang. Hingga satu bulan terakhir (April) ia menyebutkan hampir setiap hari tak pernah membawa uang pulang ke rumah.
Menyerahkan paket bantuan DCODE x kumparan ke supir taksi konvensional yang terdampak COVID-19 di Kota Batam. Foto: Rega/kepripedia.com
Hingga pada Mei, ia dan rekan supir taksi lainnya bahkan tak turun mencari penumpang karena mendukung pemerintah untuk mencegah penyebaran COVID-19
ADVERTISEMENT
"Sejak bulan Maret tahun 2020 menjadi saksi bisu sejarah bagi saya dalam mengais rezeki. Di tengah wabah virus corona melanda, ekonomi jadi turun, ini akan menjadi kenangan untuk saya simpan sebagai seorang sopir taksi," kata dia.
"Ini memang betul-betul tidak ada, bahkan uang yang kita pinjam ke istri untuk beli minyak tak terganti," curhatnya.
Saat tim kepripedia mengantarkan paket bantuan dari DCODE bekerja sama dengan kumparan, pria yang berusia kepala lima puluhan itu terlihat senang. Sebab, sudah hampir dua minggu ia tak nambang dikarenakan pelabuhan tak ada aktivitas akibat corona..
"Ini sangat bermanfaat bagi kami selaku supir Taksi yang meringankan beban," sebutnya.
Sejak pelabuhan tak ada aktivitas pemasukan menjadi berimbas mobil Taksi warna merah yang bernama Batam Taksi yang menjadi ujung tombak untuk mencari nafkah terpaksa dirumahkan bersama dirinya.
ADVERTISEMENT
Sementara kebutuhan selalu mendesak, beruntung ada bantuan sembako dari pemerintah tahap awal dan itu sudah habis.
"Alhamdulillah sekarang dibantu oleh kumparan," ucapnya.
Menyerahkan paket bantuan DCODE x kumparan ke warga yang terdampak COVID-19 di Kota Batam. Foto: Rega/kepripedia.com
Kebahagiaan juga ditunjukkan oleh Ramdhan, pria yang beroperasi sebagai sekuriti yang di PHK salah satu perusahaan di Kota Batam yang sekarang berkerja serabutan demi kebutuhan keluarga.
Ia tinggal bersama istri dan dua anaknya yang masih kecil di sebuah rumah kontrakan. Istri hanya sebagai rumah tangga sehingga tulang punggung untuk mencari hanya Ramdhan.
"Ini uang dan sembako sangat berarti bagi kami ditambah akan masuk lebaran idul Fitri," ucapnya.
Paket bantuan di Kota Batam sebanyak 31 paket itu juga disalurkan kepada sejumlah warga lainnya, dengan berbagai latar belakang pekerjaan dan kondisi kehidupan saat ini.
ADVERTISEMENT
Seperti penjual sate, penjahit, kuli bangunan, buruh, tukang parkir, tukang kebun, serta para pekerja yang dirumahkan oleh perusahaan mereka.
Paket bantuan DCODE x kumparan ke warga yang terdampak COVID-19 di Kepri. Foto: Hasrullah/kepripedia.com
Simak Videonya:
ADVERTISEMENT
****
Artikel ini bentuk kerjasama antara DCODE dan Kumparan, saatnya kita beraksi bukan berpangku diri #MauGerakWithDCODE more info click dcode.id