Menginap di D'Bamboo Kamp Desa Anculai, Nuansa Segar Ditengah Pandemi

Konten Media Partner
12 Juli 2020 19:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Glamping Camp di Desa Wisata Ekang. Foto: Dok. Kepripedia.com
zoom-in-whitePerbesar
Glamping Camp di Desa Wisata Ekang. Foto: Dok. Kepripedia.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam beberapa penelitian ilmu pengetahuan disebutkan bahwa pepohonan dan keaslian alam memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan dan kesehatan manusia.
ADVERTISEMENT
Bahkan sebuat modul dari Departemen Kehutanan Amerika menyebutkan, jika seseorang mengalami lemas dan lesu saat beraktifitas maka carilah pepohonan dan nuansa alam yang asri untuk mengobati rasa tersebut.
Bersama dengan tim kepripedia dipertemuan perdananya, kami berkesempatan menikmati keindahan alam D'Bamboo Kamp di Desa Wisata, Ekang Angculai, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepri.
Perjalan lebih kurang satu jam lebih dari Kota Tanjungpinang, dilalui dengan melintasi jalan-jalan aspal yang mulus, dengan pemandangan alam hutan dan laut seolah mencuci mata kita yang setelah sekian lama bermukim dirumah akibat dampak COVID-19.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 20 kilometer, sampailah kita ditikungan tajam menuju gerbang Desa Wisata, Ekang Angculai.

Penerapan Protokol Covid-19

Meja resepsionis dengan ketentuan kawasan wajib masker. Foto: Dok. kepripedia.com
Mengikuti petunjuk protokol kesehatan yang telah ditetapkan, satu persatu dari orang yang masuk ke wilayah ini diperiksa suhu tubuh dengan alat thermometer infrared, dan kemudian diminta untuk membersihkan tangan dengan Handsanitizer yang sudah disiapkan oleh petugas ditempat wisata tersebut.
ADVERTISEMENT
Meski kawasan ini masih aman dari steril dari dampak Covid-19, ditambah lagi Kabupaten Bintan termasuk zona kuning dan sempat dinyatakan zona hijau, namun tidak membuat pengelola lalai untuk tetap menerapkan protokol kesehatan.
Mulai dari pintu masuk di kiri dan kanannya, sudah terlihat pohon bambu yang rindang memagari danau-danau bekas tambang yang disulap menjadi tempat bersantai, dengan gazebo-gazebo indah dan perahu bebek yang tersedia untuk berkeliling danau, atau hanya sekadar menikmati suasana segar alami pepohonan disore hari.

Kamp rasa hotel

Tempat berteduh di tepi danau di lokasi sekitar Desa Wisata Ekang. Foto: Dok. kepripedia.com
Petugas pun membawa rombongan kami menuju kemah-kemah super mewah yang sudah disediakan tempat tidur dengan dinding bambu dan beratapkan terpal persis seperti tenda untuk berkemah.
Posisinya tepat berada ditebing-tebing bukit, yang menghadap ke danau dan pohon-pohon hutan yang terlihat begitu segar dan rindang. Kalau dilihat dari luar mirip seperti tenda yang mirip dengan pondok mungil yang biasa terdapat dikebun-kebun petani.
ADVERTISEMENT
Namun setelah masuk kedalam, kesan mewah akan begitu terasa seperti hotel berbintang, dengan fasilitas kasur super empuk, televisi dan kamar mandi yang segar dengan ditanami tanaman rumput-rumput dan tanaman hias didalamnya ikut memberi kesan mewah namun alami dikamar mirip atau homestay tersebut.
Setelah beristirahat sejenak kami langsung memulai meeting dengan tim yang datang dari berbagai daerah di Kepri, seperti Batam, Karimun, Tanjungpinang dan Lingga. Ruang meetingnya juga sangat sederhana kecil berdinding bambu, namun didalamnya sudah dilengkapi dengan meja rapat, layar beserta proyektor untuk persentasi.
Tidak lupa saat kami tiba disini juga diberi Welcome Drink super segar, dan itu juga berlanjut di dalam ruangan sudah disediakan menu untuk cofee break dengan kueh mueh khas dari wilayah tersebut, yang rasanya begitu segar, gurih, dan manis.
ADVERTISEMENT

Ditemani suara jangkrik dimalam har

Lampu taman yang sederhana nan unik di Desa Wisata Ekang. Foto: Dok. kepripedia.com
Usai melaksanakan meeting bersama rekan-rekan tim, yang kurang lebih empat jam lamanya, kamipun beristrihat menanti malam di tenda super mewah.
Suasana bermalam dihutan benar-benar terasa disini, namun jangan kuatir hewan-hewan liar tidak akan ditemukan dilokasi ini karena sudah distrilkan dari hewan-hewan liar yang biasa kita temui dihutan.
Makan malampun tiba, santapan gulai asam pedas menemani santapan malam kami kali ini. Usai perut kenyang, kamipun kembali ke kamar masing-masing, sebelum tidur tentunya kami menikmati suara indah yang tidak akan ditemukan dikota-kota, jangkrik dan suara kodok bersahut-sahutan menemani tidur malam kami.

Pagi di Anculai Fasilitas Super Komplit

Pondok santai di pinggir danau sekitar Desa Wisata Ekang. Foto: Dok. kepripedia.com
Tepat kurang lebih pukul 04.30 beberapa tim sudah mulai terbangun, salah satunya rekan senior di kepripedia kami, beliau berkeliling dari ujung keujung lokasi wisata tersebut.
ADVERTISEMENT
Sedikitnya ada beberapa D'bamboo Kamp yang tersedia dilokasi tersebut, pagi yang begitu segar membuat ngantuk dipagi tidak terasa sama sekali. Setelah berkeliling, terlihat beberapa fasilitas yang disediakan oleh pengelola, mulai dari kolam renang, tempat ibadah Mushola yang super bersih.
Kemudian ada juga kolam renang, sepeda, motor listrik dan kendaraan listrik lainnya yang telah disediakan bagi para pengunjung yang akan menikmati keindangan di sekeliling kawasan wisata yang memiliki luas kurang lebih 12 kilometer persegi tersebut.
Dampak Covid-19 di Anculai
Tim kepripedia.com sedang rapat di meeting room yang disediakan di galmpinh camp Desa Wisata Ekang. Foto: Dok. kepripedia.com
Menurut petugas yang berjaga dilokasi tersebut, saat pandemi Covid-19 menerpa, tempat wisata ini sempat sepi dari pengunjung. Apalagi lokasi ini biasanya diminati oleh wisatawan dari luar negeri sehingga larangan masuknya wisatawan dari negara tetangga Singapura dan Malaysia, membuat lokasi ini berkurang hampir separuh lebih pengunjungnya.
ADVERTISEMENT
"Biasanya selalu penuh, tapi akibat Covid yang lalu, menurun drastis dan hanya wisatawan lokal itupun tidak banyak yang menginap disini," sebutnya.
Untuk datang kesini, jika ditempuh dari Kota Tanjungpinang, bisa ditempuh dengan kendaraan roda empat yang memakan waktu kurang lebih satu jam dengan jarak tempuh kurang lebih 20 kilometer.
Pengunjung juga tidak perlu khawatir, soal jalan menuju Desa Wisata Anculai yang dikelola oleh Badan usaha milik desa (BUMDes) ini sangat mulus dan tidak perlu khawatir kendaraan yang ditumpangi akan berlumur lumpur seperti saat baru dibangun. Karena jalan aspalnya sudah langsung menuju ketempat wisata tersebut.
Soal harga kamar, dan paket-paket wisata para pengunjung bisa langsung menghubungi situs resmi atau jasa-jasa perjalanan di Tanjungpinang dan Bintan, atau melalui Genpi Bintan atau Tanjungpinang, bisa juga melalui tim kepripedia.
ADVERTISEMENT
Bangkit ditengah pandemi memang tidak mudah, namun strategi ditatanan kehidupan baru ini harus tetap dilalui, dengan mengolah berbagai kemampuan yang dimiliki agar tetap bertahan dan tetap eksis ditengah pandemi yang belum tahu sampai kapan akan berakhirnya.
Tim kepripedia berfoto di laman depan Desa Wisata Ekang. Foto: Dok. kepripedia.com