Menyusuri Proses Budidaya Teripang di Kampong Teripang

Konten Media Partner
20 Mei 2019 0:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Teripang / Arsip - Lipi
zoom-in-whitePerbesar
Teripang / Arsip - Lipi
ADVERTISEMENT
Teripang adalah nama hewan laut, yang biasa juga disebut dengan jenis Timun laut karena wujud hewan laut yang satu ini, memang mirip dengan tanaman Ketimun. Dibalik nama uniknya, hewan laut yang satu ini mempunyai banyak manfaat.
ADVERTISEMENT
Bahkan teripang sendiri saat ini menjadi salah satu sumber daya hayati laut yang, penting dan dan memiliki nilai komiditi besar untuk di ekspor keluar negeri.
Teripang termasuk dalam jenis hewan yang tanpa tulang belakang. Tidak mempunyai organ mata, telinga maupun hidung. Hewan ini bergerak lambat, hidup pada dasar substrat pasir, lumpur yang berpasir, lamun, alga dan lingkungan terumbu karang.
Dalam hasil catatan The International Union for Conservation of Nature (IUCN) terdapat lebih dari 1.200 jenis timun laut di berbagai belahan dunia dan 66 jenis di antaranya adalah teripang. Sedangkan di Indonesia terdapat 350 jenis timun laut dan 54 jenis di antaranya untuk diperdagangkan.
Di Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau termasuk daerah yang banyak menghasilkan dan membudidaya hewan teripang. Salah satunya adalah di Desa Teluk Bakau, yang kini telah dinobatkan menjadi Kampong Teripang, sebab disinilah satu-satunya lokasi pengolahan teripang di Kepri.
ADVERTISEMENT
Kampong Teripang juga menjadi salah satu sarana edukasi mengenai hewan laut tersebut. Yang pada bulan April yang lalu, diresmikan oleh Gubernur Kepri, Nurdin Basirun yang diharapkan menjadi sarana Edu Ekologi Wisata Bahari bagi masyarakat maupun wisatawan.
Salah satu Development Business Kampong Teripang, Akhdan Rafif menjelaskan aktivitas yang bisa dilakukan di Kampong Teripang ada bermacam-macam, yang bekerjasama dengan berbagai pihak dari masyarakat misalnya Pokdarwis, yang menjadi penyedia paket wisata untuk pengunjung yang ingin ikut bergabung.
Kegiatan dalam paket tersebut dimulai dengan mencari teripang atau berkarang, di lokasi yang banyak dihidupi timun laut di sekitar Bintan. Dilanjutkan dengan melihat cara membudidaya teripang, dan ragam kegiatan lainnya. Kesemua kegiatan tersebut dilakukan kurang lebih 6 jam lamanya.
ADVERTISEMENT
Akhdan menuturkan untuk memulai bekarang, pengunjung harus melihat kondisi pasang surut air laut terlebih dahulu. Karena teripang dapat dengan mudah ditemukan pada saat air laut surut.
"Saat ini kita ada dua lokasi untuk berkarang. Itu ada di Beralas Pasir dan Beralas Bakau. Disitu daerahnya dangkal. Jadi, jika air surut, bisa melihat teripang-teripang dengan mudah," Ucapnya.
Pengunjung tidak perlu takut saat mengambil timun laut karena menurut Akhdan biota laut tersebut bukanlah hewan yang beracun dan tidak akan membahayakan manusia. Kegiatan selanjutnya adalah melihat proses pembudidayaan teripang di bagan tancap. Letaknya berada di tengah laut sekitar Bintan.
"Jadi kita itu punya tempat budi daya yakni kelong cacak atau kita sebut bagan tancap ditengah laut. Ada kerambahnya dan luasnya itu 10 x 8 meter. Di kelong ini juga menjadi rumah penelitian. Karena di Indonesia sendiri tidak banyak tempat untuk membudidayakannya.” tutur Akhdan.
ADVERTISEMENT
Saat berada di tempat budidaya, pengunjung diajak melihat langsung bagaimana proses-prosesnya. Mulai dari pembenihan, pemijahan, pendederan dan pembesaran. Selain itu, pengunjung juga diajak merilis teripang ke alam.
“Pelepasan itu juga untuk menjaga kestabilan teripang di bumi khususnya di Bintan. Nah, setelah itu adalah melihat proses ekstraksi yang sudah siap panen di pabrik. Disana bukan hanya mengekstraksi teripang, tapi kita juga mengkeskstraksi protein ikan,” imbuhnya.
Diantara aktivitas yang masuk dalam paket adalah pengunjung akan diajak ke restoran dan diajari cara mengolah teripang menjadi sajian yang lezat. Santapan yang menjadi andalan Kampong Teripang adalah lakse dan nasi goreng teripang. Selain itu kita juga dapat mencicipi hasil olahan lain seperti kopi kolagen, jelly kolagen dan coklat kolagen.
ADVERTISEMENT
Penulis : Mily
Editor : Wak JK