MUI Karimun Gelar Dialog Interaktif Soal Syi'ah dan Aliran Sesat

Konten Media Partner
3 Desember 2019 10:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kegiatan dialog interaktif MUI di Masjid Agung Karimun. Foto : Khairul S/kepripedia.com
zoom-in-whitePerbesar
Kegiatan dialog interaktif MUI di Masjid Agung Karimun. Foto : Khairul S/kepripedia.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Karimun menggelar dialog interaktif bersama masyarakat membahas keberadaan Syi'ah dan Aliran Sesat yang berlangsung di Masjid Agung Karimun, Senin (2/12).
ADVERTISEMENT
Kegiatan bertajuk 'Mengawal Akidah Ummat dari Bahaya Syi'ah dan Aliran Sesat' tersebut menghadirkan Pengurus MUI Provinsi Jawa Timur, KH. Muhammad Idrus Ramli sebagai narasumber dan di Moderatori oleh Komisi Fatwa MUI Provinsi Riau, Bachtiar.
Ketua Majelis Ulama Kabupaten Karimun, Kholif Ihda Rifa'i, mengatakan interaksi yang dilakukan bertujuan untuk membentengi aqidah ummat dari adanya ajaran menyimpang Syi'ah dan Aliran sesat lainnya.
"Semoga kita mendapat pemahaman yang seutuhnya demi memantapkan pengetahuan kita. Juga nanti bisa menjadi amunisi untuk membentengi diri dan keluarga dari adanya paham menyimpang Syi'ah dan ajaran sesat," ujar Kholif.
Dalam kesempatan itu, KH. Muhammad Idrus Ramli juga menjelaskan, ajaran syi'ah secara utuh menyimpang dari aqidah islam yang sesungguhnya.
"Syiah secara bahasa artinya pengikut dan pendukung, secara istilah yaitu golongan yang berpendapat setelah wafat nabi Muhammad kepemimpinan umat muslim diambil alih oleh Sayyidina Ali," jelasnya saat menjawab pertanyaan jema'ah yang hadir.
ADVERTISEMENT
Bahkan dia menyebutkan, bahwa syi'ah sudah masuk ke Indonesia pada 170 lalu sejak Belanda menjajah wilayah Indonesia.
"Syi'ah masuk ke Indonesia sudah lama diperkirakan pada 170 tahun yang lalu sejak jaman penjajahan Belanda. Dari peringatan Asyuro menandakan Syi'ah itu sudah lama masuk ke Indonesia," katanya.