Musim Hujan, Warga Batam Diminta Waspada DBD

Konten Media Partner
17 Oktober 2022 8:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi nyamuk DBD. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi nyamuk DBD. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Warga Kota Batam, Kepulauan Riau, kembali diminta mewaspadai penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
ADVERTISEMENT
Hal ini menyusul musim hujan yang melanda Kota Batam sejak beberapa pekan terakhir ini.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam, Didi Kusmarjadi melalui Kasi Dinkes Batam, Sujito,  nyamuk Aedes aegypti penyebab DBD memang cepat berkembang biak saat hujan.
"Iya karena hujan nyamuk meningkat pada bulan ini," ujar Sujito.
Ia belum dapat merinci jumlah pasien dan warga yang terserang DBD, namun ia meminta masyarakat mewaspadai penyakit DBD tersebut. Di antaranya dengan cara membersihkan tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
Selain itu, ia juga mengimbau warga yang memiliki gejala DBD untuk segera melaporkan ke rumah sakit atau pihak medis, agar mendapat penanganan lanjut.
"Upaya ini untuk meminimalisir penyebaran DBD ini di lingkungan kita," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Sujito menambahkan, untuk mencegah merebaknya kasus DBD ini, pihak Dinkes Kota Batam juga melakukan fogging dan mengaktifkan peran Juru Pemantau Jentik (jumantik) dengan program gerakan satu rumah satu orang jumantik.
Nantinya, para jumantik ini akan diberikan sosialisasi dan penyuluhan serta pemahaman terkait DBD khususnya pencegahan.
"Peran jumantik ini dilakukan di seluruh wilayah Batam. Tim ini akan kolaborasi dengan pihak Puskesmas dan Camat," pungkasnya.
Sebelumnya, informasi yang diperoleh kepripedia, kasus DBD muncul di sejumlah kawasan di Batu Aji, Kelurahan Sungai Lekop, Kecamatan Sagulung.
DBD di antaranya menyerang anak di usia 10 tahun. Bahkan, ada yang meninggal baru-baru ini akibat DBD.
"Kemarin ada yang meninggal anak karena penyakit DBD itu," ujar salah satu warga Sei Lekop, Reni.
ADVERTISEMENT
Menurut keterangan Reni, sebelumnya anak yang meninggal dunia akibat DBD tersebut tidak terlihat gejalanya, namun secara mendadak kondisinya memburuk sehingga harus menjalani perawatan medis di salah satu Rumah Sakit di Kota Batam.
"Sudah berapa minggu sempat dirawat intensif di rumah sakit," ungkapnya.
Reni menyebut dirinya dan warga lain kian khawatir dengan kasus DBD, mengingat saat ini musim penghujan di Batam yang diduga membuat nyamuk cepat berkembang biak.
Warga pun telah koordinasi dengan perangkat RT untuk melakukan langkah antisipasi dengan melakukan penyemprotan fogging untuk membasmi bibit nyamuk yang bersarang di tempat-tempat tertentu di rumah.