Napi Rutan Tanjungpinang Produksi Batik Untuk Dipasarkan

Konten Media Partner
18 November 2019 17:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas Rutan Kelas I Tanjungpinang  (tengah) bersama Pegawai di Bidang Perindustrian Disperindag Kota Tanjungpinang menunjukkan contoh batik yang dihasilkan warga binaan di Rutan tersebut. Foto : Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Petugas Rutan Kelas I Tanjungpinang (tengah) bersama Pegawai di Bidang Perindustrian Disperindag Kota Tanjungpinang menunjukkan contoh batik yang dihasilkan warga binaan di Rutan tersebut. Foto : Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Produk batik karya 30 narapidana (napi) rumah tahanan (rutan) Kota Tanjungpinang diyakini akan laris dipasaran luas.
ADVERTISEMENT
Batik dengan corak buah kemunting dan daun resam dari buah kreatifitas napi tersebut ternyata sangat menarik perhatian berbagai pihak. Beberapa diantaranya datang untuk melihat langsung.
Termasuk pemerintah dan juga Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Tanjungpinang.
Ketua Dekranasda Tanjungpinang, Juariah Syahrul mengatakan bersedia untuk membantu promosi karya batik berupa baju dan produk rajutan napi tersebut.
Juariah meyakini baju dengan berbagai motif serta rajutan itu memiliki nilai jual dan menarik sehingga diyakini bakal laris dipasaran luar.
"Tas, dompet, taplak meja, kain batik, scrab rajutannya menarik," ujar Juariaj Syahrul saat mengunjungi Rutan Tanjungpinang, Minggu (17/11).
Untuk itu, Dekranasda kata Juariah, berinisiatif untuk membantu promosi, salah satunya dengan masuk promosi di gedung gonggong dan kegiatan-kegiatan bazar.
ADVERTISEMENT
"Kami akan promosikan dalam kegiatan pameran." ucapnya.
Dekranasda Tanjungpinang juga memberikan penghargaaan berupa sertifikat dan uang saguhati (uang pembinaan, red-) kepada 30 orang napi yang memiliki karya menarik tersebut.
Kepala Bidang Perindustrian di Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Tanjungpinang, Syarifah Zeirina mengatakan warga binaan tersebut sudah mendapatkan pelatihan membatik dan merajut sejak September lalu.
Dari hasil pelatihan tersebut, para napi kemudian berhasil mengembangkannya dan memproduksi karya yang layak jual. Hasil penjualan tentunya akan menjadi pendapatan tambahan bagi para napi.
"Warga binaan laki-laki, justru menghasilkan karya yang lebih rapi," terangnya.
Ditambahkannya, hingga saat ini produk baju batik dan rajutan tersebut kini sudah dipasarkan diberbagai tempat. Diantaranya ke Natuna, Dinas Pariwisata Tanjungpinang, Bekraf Jakarta hingga tempat wisata berskala internasional di Bintan.
ADVERTISEMENT